"Umpan Lambung" Botol Air Sugianto Sabran
Usai laga Kalteng Putra melawan Persib Bandung, Gubernur Kalteng Sugianto Sabran meluapkan kekesalannya dengan dua kali melempar botol plastik air minum mineral ke arah lapangan. Dia lalu mengklarifikasi dan minta maaf.
PALANGKARAYA, KOMPAS - Usai pertandingan antara Kalteng Putra melawan Persib Bandung di Shopee Liga 1, Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran meluapkan kekesalannya dengan dua kali melempar botol plastik air minum mineral ke arah lapangan. Meski sudah minta maaf, Sugianto beralasan perilaku itu bentuk protesnya terhadap maraknya sepak mafia bola di Liga I.
Pada Jumat (1/11/2019) malam, pertandingan Kalteng Putra melawan Persib Bandung berlangsung dalam tensi tinggi. Pada menit ke-29, Patrich Wanggai berebut bola di udara dengan A Jufriyanto, bek tengah Persib Bandung.
Wanggai terjatuh dalam duel udara, dalam video tayangan ulang terlihat jelas Wanggai menendang bagian perut Jufriyanto sambil terjatuh. Hal itu dilihat wasit Abdul Rahman, yang langsung memberikan kartu merah kepada penyerang Kalteng Putra itu.
Beberapa pemain, termasuk Kapten Tim Kalteng Putra I Gede Sukadana, menghampiri wasit dan melakukan protes. Wanggai pun sempat membuka bajunya sebelum dibawa keluar lapangan oleh rekan satu timnya, dan salah seorang polisi.
Wasit sempat menghentikan pertandingan setidaknya 15 menit. Ada beberapa alasan Abdul Rahman, wasit laga tersebut, untuk menghentikan permainan. Salah satunya adalah insiden lempar botol dari tribun penonton.
Salah satu pelemparnya adalah Gubernur Kalteng Sugianto Sabran. Dia melempar botol plastik air mineral ke arah lapangan sebanyak dua kali. Ia juga menunjuk-nunjuk ke arah wasit sambi berteriak.
Dari tribun VIP, Sugianto kemudian turun dan sempat beradu argumen dengan Kepala Kepolisian Resor Kota Palangkaraya Ajun Komisaris Besar Timbul RK Siregar. Dalam perdebatan itu, Timbul meminta agar Sugianto tidak melempar-lempar barang ke lapangan, karena memicu penonton lainnya melempar bola.
Dalam keadaan emosional, keduanya dipisahkan oleh beberapa petugas dan pejabat daerah yang turun ke lapangan. Namun, tak lama berselang keduanya bertemu dan saling bersalaman bahkan berpelukan. Gubernur minta maaf atas apa yang dilakukannya.
“Saya lihat Kapolres juga nunjuk-nunjuk ke arah gubernur, makanya saya turun dan bicara baik-baik, lalu saya tanya ada apa ini Kapolres. Tapi ini sudah clear kok,” ungkap Sugianto.
Timbul RK Siregar mengungkapkan, dirinya berupaya menenangkan situasi penonton yang kian panas. Namun, adanya pelemparan botol air oleh gubernur, membuat situasi kian panas. “Memang benar, mohon maaf, (Pelempar) itu Gubernur (Kalteng) Pak Sugianto, makanya saya sampaikan supaya jangan seperti itu,” ungkap Timbul.
Klarifikasi pelemparan
Pada Minggu (3/11/2019) Gubernur Kalteng Sugianto Sabran menemui awak media di rumah jabatan gubernur atau yang biasa disebut istana Isen Mulang di Kota Palangkaraya. Ia memberikan klarifikasinya terhadap insiden lempar botol itu.
“Pimpinan tidak boleh seperti itu (melempar botol) jangan diikuti, tetapi ini sudah berkali-kali terjadi, harus ada evaluasi terhadap wasit di Indonesia,” ungkap Sugianto di Isen Mulang, Kota Palangkaraya, Minggu (3/11/2019).
Sugianto mengakui kesalahannya, ia pun meminta maaf terhadap masyarakat dan semua insan sepak bola Tanah Air. Namun, ia menilai dalam beberapa pertandingan Kalteng Putra, selalu tidak diuntungkan wasit.
“Apa boleh buat, ini untuk menegur lebih keras kepada wasit dan PSSI supaya gak main-main lagi ke depannya, saya juga minta CEO Kalteng Putra supaya berikan somasi untuk pertandingan yang dirasa tidak adil,” ungkap Sugianto.
CEO Kalteng Putra Agustiar Sabran, yang merupakan kakak kandung Sugianto, tidak memberikan komentar terhadap insiden tersebut. Namun, Direktur Perlengkapan Kalteng Putra Budi Santoso, mengungkapkan, tim Kalteng Putra pasrah jika dikenai sanksi terhadap peristiwa tersebut.
“Tapi kami juga minta kalau ini (mafia bola) diusut tuntas, kami dikerjain di mana-mana. Hampir setiap pertandingan ada saja keputusan yang kami nilai tidak adil,” ungkap Budi.
Carut marut
Sugianto mengungkapkan, evaluasi wasit di Liga I merupakan tanggung jawasb Presiden dan Ketua Umum PSSI yang baru, Mochamad Iriawan atau yang sering dipanggil Iwan Bule.
Sebelumnya, satgas Mafia Bola dan aparat Polda Kalteng sempat menangkap sembilan perangkat pertandingan saat Persela Lamongan bertandang ke Tuah Pahoe menghadapi Kalteng Putra.
Sembilan orang itu antara lain, Wasit Utama Ikhsan Prasetya Jati, Asisten Wasit I Muchlis, Asisten Wasit II Karnedi, Wasit Cadangan Dodi Setia P, Inspektur Wasit Jerry Elly, anggota komisi pertandingan Fani Adi Nugroho, Bendahara Kalteng Putra Khairul Fahmi, Bendahara Panitia Pelaksana Pertandingan Febri Agung, dan Hamzin dari manajemen Kalten Putra.
Semuanya diperiksa, lebih kurang 24 jam di kantor Polda Kalteng. Namun, karena tidak menemukan adanya pelanggaran pidana seusai pemeriksaan itu mereka dilepas. “Ini masih pendalaman, tetapi dugaannya dan dari informasi yang kami terima itu terkait pengaturan skor,” ungkap Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Kalteng Ajun Komisaris Besar Hendra Rochmawan.
Dalam pertandingan antara Kalteng Putra melawan Persela di Stadion Tuah Pahoe, Palangkaraya Minggu (28/10/2019) petang, tim tuan rumah menang 2-0. Gol pertama yang dicetak Eydison pada menit ke-28 melalui titik putih.
Selain menunjukk titik putih, wasit juga memberikan kartu merah kepada salah satu pemain Persela, Mohammad Zaenury. Kemudian, gol kedua tercipta pada menit ke-33 melalui sepakan Rafael de Jesus Bonfim. Pada saat pertandingan terlihat beberapa pemain Persela mengkritik beberapa keputusan wasit.
Dalam hal ini, Kalteng Putra diuntungkan wasit karena gol penting lewat titik putih. Namun, pada pertandingan Persib Sugianto masih kecewa dengan hasil pertandingan karena kalah.
Carut marut itu diwarnai dengan aksi pemain Kalteng Putra yang mendatangi Gubernur Kalteng karena dua bulan tidak digaji. Namun, masalah itu selesai setelah pemain mengancam mogok bermain.
Kalteng Putra pun terseok di dasar klasemen. Saat ini “Laskar Isen Mulang” berada di posisi ke-17, dari 18 tim kontestan Liga 1. Dalam lima pertandingan terakhir, Kalteng Putra hanya sekali menang, sekali seri, dan tiga kali kalah.
Kalteng Putra yang baru naik kasta pada musim ini di Liga I harus khawatir akan kembali ke Liga II. Padahal, mereka sudah mengeluarkan miliaran rupiah merombak semua pemain bahkan sampai tim pelatih.
Pengamat sepak bola Timo Scheunemann berpendapat, peningkatan mutu wasit dan pemberantasan faktor-faktor non teknis liga, menjadi salah satu yang harus dibenahi dari sepak bola Indonesia. Faktor-faktor non teknis itu, salah satunya intervensi pihak-pihak non manajerial tim.
"Yang bisa berbicara kepada wasit hanya kapten tim. Pelatih juga bisa, tetapi melalui asisten wasit atau fourth official. Selain mereka berdua, tidak bisa berbicara atau memprotes wasit. Saya sering heran dengan banyaknya kejadian seperti di Kalteng ini di liga Indonesia. Harusnya ada hukuman tegas terhadap peristiwa seperti ini," katanya.
Mantan pemain tim nasional Dede Sulaeman juga mengungkapkan, liga Indonesia terlalu banyak diwarnai insiden-insiden memalukan di luar urusan pertandingan. "Saya pesimistis Liga Indonesia membaik, meski PSSI sudah punya ketua umum baru," ujar Dede.
Umpan lambung Sugianto dengan botol air ke wasit tak hanya menjadi peringatan untuk PSSI dan wasit tetapi mungkin untuk timnya sendiri. Namun, banyak spekulasi beredar setelah videonya viral di media sosial.
Apalagi, dirinya kembali mencalonkan kembali sebagai gubernur Kalteng untuk periode berikutnya. Ia pun sampai saat ini sudah mendaftarkan diri ke beberapa partai termasuk partainya sendiri, PDI Perjuangan. (IDO/ADP)