Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur bersiap membuka kembali pendakian di Gunung Ijen. Pembukaan pendakian menunggu evaluasi masa tanggap darurat yang berakhir Senin (4/11/2019).
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam atau BBKSDA Jawa Timur bersiap membuka kembali pendakian di Gunung Ijen. Pembukaan pendakian menunggu evaluasi masa tanggap darurat yang berakhir Senin (4/11/2019).
Pendakian Gunung Ijen ditutup sejak Minggu (20/10/2019) akibat kebakaran hutan yang menghanguskan Gunung Ijen dan sejumlah gunung di sekitarnya.
Kesiapan pembukaan jalur pendakian Gunung Ijen disampaikan Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Seksi III Jember Setyo Utomo ketika dihubungi Kompas, Senin (4/11/2019). ”Kami sudah cek lapangan di jalur pendakian. Kondisinya sudah kondusif. Kami sudah siap untuk membuka kembali jalur pendakian,” ujarnya.
Kami sudah cek lapangan di jalur pendakian. Kondisinya sudah kondusif. Kami sudah siap untuk membuka kembali jalur pendakian.
Meski demikian, hingga saat ini BBKSDA Jawa Timur belum menerbitkan surat edaran perihal pembukaan jalur pendakian. Hal itu disebabkan Surat Edaran Bupati Banyuwangi terkait status tanggap darurat kebakaran hutan dan lahan yang masih berlaku.
Baca juga : Banyuwangi Jangan Terlalu Bersandar pada Gunung Ijen
Semula, status tanggap darurat ditetapkan pada Selasa, 22 Oktober, hingga Senin, 28 Oktober. Lantas status tersebut diperpanjang dari Selasa, 29 Oktober, hingga Senin, 4 November.
Setyo mengatakan, Selasa (5/11/2019) akan ada pertemuan dengan Dandim (Komandan Distrik Militer Banyuwangi 0825) selaku komandan satuan tugas pemadaman kebakaran dan hutan di Banyuwangi. Pertemuan ini dilakukan untuk mengevaluasi status tanggap darurat.
”Bila tidak ada perpanjangan status tanggap darurat, kemungkinan besar pada Rabu (6/11/2019) pendakian Gunung Ijen akan kami buka. Dengan demikian, wisatawan sudah bisa berkunjung ke Kawah Ijen,” ujarnya.
Terkait aktivitas petambang yang sempat terganggu akibat penutupan jalur pendakian, Setyo mengatakan, ada kebijakan khusus bagi para petambang. Sejumlah petambang mendapat kesempatan khusus untuk mengambil belerang saat pendakian masih ditutup.
Hal itu dilakukan untuk mencegah terjadinya ledakan di pipa-pipa saluran belerang. Bila terjadi ledakan, dikhawatirkan terjadi titik kebakaran baru.
”Kami izinkan petambang mengambil belerang secara terbatas. Ini dilakukan sebagai salah satu upaya mitigasi agar tidak terjadi ledakan yang dikhawatirkan justru membuat kebakaran baru di Lereng Gunung Ijen,” kata Setyo.
Baca juga : Api Neraka di Surga Kecil Ijen
Pimpinan PT Candi Ngrimbi Unit 1 Banyuwangi Cung Lianto membenarkan bahwa sebagian petambang sudah mengambil belerang. Hal itu dilakukan secara terbatas dengan pengawasan khusus.
Cung mengatakan, kondisi di kawah penuh belerang. Tumpukan belerang tersebut harus disingkirkan guna mencegah terjadinya ledakan yang bisa menyebabkan terbakarnya belerang.
”Banyaknya belerang membuat petugas sulfur kewalahan menyingkirkan belerang. Harus ada petambang yang memindahkan belerang tersebut dari kawah. Akhirnya, ada kesepakatan untuk mengizinkan petambang secara terbatas mengambil belerang tersebut,” ungkap Cung.
Cung menyebut, dalam kondisi normal per hari ada 70 petambang yang naik ke Kawah Gunung Ijen. Namun, dalam kondisi seperti ini, jumlah petambang dibatasi hanya 25 orang per hari.
Jumlah belerang yang berhasil diangkut juga di bawah kondisi normal. Bila biasanya dalam sehari para petambang bisa mengangkut hingga 7 ton, kini para petambang hanya bisa mengangkut 4 ton per hari.
Cung mengatakan, para petambang sudah mulai mengambil belerang di Kawah Gunung Ijen sejak 28 Oktober. Kompas yang sempat memantau pos penimbangan belerang juga sudah melihat alat penimbangan belerang yang dipenuhi serpihan belerang pada Jumat (1/11/2019).
Pos penimbangan tersebut dibangun di atas bekas pos penimbangan yang terbakar. PT Candi Ngrimbi dan sejumlah petambang membangun pos penimbangan darurat sambil menunggu aktivitas penambangan kembali normal saat jalur pendakian kembali dibuka.