Para pemimpin ASEAN gusar karena sudah dua kali Presiden Donald Trump tak menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN-AS. Tujuh pemimpin ASEAN menolak hadir dalam KTT itu.
BANGKOK, KOMPAS— Amerika Serikat mencoba menenangkan ASEAN yang gusar gara-gara ketidakhadiran Presiden AS Donald Trump dalam pertemuan di Bangkok, Thailand. Kegusaran itu diwujudkan dengan ketidakhadiran mayoritas pemimpin ASEAN, termasuk Singapura yang dekat dengan AS, dalam pertemuan puncak ASEAN-AS, Senin (4/11/2019).
Dalam pertemuan itu, Penasihat Keamanan Nasional AS Robert O’Brien—yang dikirim mewakili Washington di KTT ASEAN—membacakan undangan kepada para pemimpin ASEAN. Trump mengundang 10 kepala negara atau kepala pemerintahan ASEAN dalam pertemuan khusus di AS.
”Saya memanfaatkan kesempatan ini guna menawarkan undangan kepada pemimpin ASEAN untuk bergabung bersama saya di AS dalam pertemuan khusus dan situasi nyaman untuk semua pada caturwulan pertama 2020,” demikian tulis Trump dalam surat yang dibacakan O’Brien itu.
Dari 10 negara ASEAN, hanya tiga negara menghadirkan kepala pemerintahan, yakni Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha selaku tuan rumah, PM Vietnam Nguyen Xuan Phuc yang tahun depan negaranya bakal menjadi ketua
ASEAN, dan PM Laos Thongloun Sisoulith. Kepala negara atau kepala pemerintahan dari tujuh negara ASEAN lainnya menolak hadir.
Ketujuh negara ASEAN itu hanya mewakilkan menteri luar negeri masing-masing. ”Ini masalah kepantasan. Para pemimpin akan hadir jika sejawat mereka ada,” kata Menteri Keuangan Filipina Carlos Dominguez soal ketidakhadiran tujuh pemimpin ASEAN itu.
”Tidak pantas jika pemimpin ASEAN hadir saat perwakilan AS (yang hadir) tidak setara,” kata seorang diplomat yang tak mau diungkap namanya.
Kala Singapura menjadi Ketua ASEAN pada 2018, PM Lee Hsien Loong juga pernah mengungkap kegusaran atas ketidakhadiran Trump di KTT ASEAN dengan para mitranya. Dalam tanya jawab selepas
KTT ASEAN tahun itu, Lee menyampaikan kekhawatiran bahwa ASEAN harus memutuskan akan berpihak kepada siapa dalam persaingan AS-
China.
Trump pernah hadir dalam KTT ASEAN 2017 di Manila. Namun, pada KTT ASEAN 2018 di Singapura, Trump hanya mengutus Wakil Presiden Mike Pence. Tahun ini, level delegasi AS diturunkan lagi melalui penunjukan Menteri Perdagangan Wilbur Ross dan Robert
O’Brien.
Ross mengatakan, AS sangat berkomitmen untuk berbisnis di Asia Tenggara. Ia, antara lain, menyoroti investasi besar AS di kawasan. Investasi AS di kawasan ASEAN mencapai 1 triliun dollar AS. Perdagangan AS- ASEAN juga mencapai 334 miliar dollar AS.
Sebagai perbandingan, perdagangan ASEAN-China saat ini sudah mencapai 479,4 miliar dollar AS dan ditargetkan naik menjadi 1 triliun dollar AS tahun depan. Adapun investasi langsung China di ASEAN mencapai 10,2 miliar dollar AS.
Harapan Indonesia
Seusai pertemuan, Menlu Retno LP Marsudi mengatakan kepada wartawan bahwa Pemerintah Indonesia menekankan dua hal terkait perdagangan dan konsep Indo-Pasifik. Dalam hal perdagangan, Indonesia menyebut AS sebagai mitra penting dalam menjaga stabilitas di kawasan Indo-Pasifik.
”Indonesia pun mengharapkan tensi dagang antara AS dan China dapat diselesaikan segera. Sebab, jika berlarut, dampaknya akan lebih dirasakan dunia,” tutur Retno.
Indonesia juga mengajak AS untuk membentuk kerja sama yang lebih konkret sebagai implementasi konsep Indo-Pasifik terkait dengan kemaritiman, konektivitas, SDGs, dan kerja sama ekonomi lainnya. Dalam forum itu, lanjut Retno, Pemerintah Indonesia mengundang AS berpartisipasi dalam forum yang diselenggarakan Indonesia, yakni Indo-Pacific Infrastructure and Connectivity Forum, tahun depan.