Memasuki musim hujan, sejumlah kecamatan di Purwakarta, Jawa Barat, berpotensi menghadapi bencana hidrometeorologi. Masyarakat diimbau mewaspadai lereng dan tanah gembur.
Oleh
MELATI MEWANGI
·2 menit baca
PURWAKARTA, KOMPAS — Memasuki musim hujan, sejumlah kecamatan di Purwakarta, Jawa Barat, berpotensi menghadapi bencana hidrometeorologi. Masyarakat diimbau mewaspadai lereng dan tanah gembur.
Saat ini, Purwakarta memasuki masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan. Tingginya curah hujan dapat membuat kondisi tanah jenuh sehingga terjadi longsor. Terlebih jika tidak ada tanaman kayu yang mampu menahan tanah.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Purwakarta Wahyu Wibisono, Selasa (5/11/2019), mengatakan, dalam peta potensi bencana hidrometeorologi pada November, ada 15 kecamatan yang masuk dalam kategori menengah-tinggi. Kategori menengah-tinggi artinya zona tersebut mempunyai potensi menengah-tinggi untuk terjadi longsor. Daerah itu antara lain Bojong, Cibatu, Wanayasa, Pasawahan, dan Sukatani.
”Bojong menjadi perhatian kami. Di sana terjadi alih fungsi dari tanaman keras menjadi sayur,” ujar Wahyu.
Berdasarkan data Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Purwakarta, sepanjang tahun 2018 terdapat 10 kejadian tanah longsor di Purwakarta. Sebanyak enam peristiwa terjadi pada November dan satu kejadian pada Desember.
Untuk mengantisipasi terjadinya bencana hidrometeorologi, Wahyu sudah menyebar informasi lokasi risiko bencana gerakan tanah melalui media sosial. Dia juga mengimbau para camat untuk meningkatkan kewaspadaan warganya dan menyiagakan puluhan relawan.
Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Miming Saepudin menyampaikan, pada masa transisi musim atau pancaroba yang perlu diwaspadai adalah potensi cuaca ekstrem, seperti hujan lebat dalam waktu singkat. Dalam beberapa kasus kemungkinan dapat terjadi hujan es dan puting beliung.
”Bencana hidrometeorologi rentan terjadi menjelang periode Desember, Januari, Februari, atau dikenal secara umum sebagai periode musim hujan di sebagian besar wilayah Indonesia,” tuturnya.
Bencana hidrometeorologi rentan terjadi menjelang periode Desember, Januari, Februari, atau dikenal secara umum sebagai periode musim hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.