Volume sampah di sejumlah sungai di Kota Bandung masih tinggi. Tiga hari terakhir, sampah menyumbat aliran sungai, yang memicu banjir 1,5 meter di Kelurahan Cibadak akibat luapan Sungai Citepus, Jumat (1/11/2019).
Oleh
Tatang Mulyana Sinaga/Melati Mewangi
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Volume sampah di sejumlah sungai di Kota Bandung, Jawa Barat, masih tinggi. Tiga hari terakhir, sampah menyumbat aliran sungai, yang di antaranya memicu banjir 1,5 meter di Kelurahan Cibadak, Kecamatan Astanaanyar,akibat luapan Sungai Citepus, Jumat (1/11/2019).
Produksi sampah Kota Bandung 1.500-1.600 ton per hari. Namun, hanya 1.100-1.200 ton yang terangkut ke pembuangan akhir. Sisanya terpapar ke lingkungan, termasuk sungai. Kota Bandung dilintasi 46 sungai dan anak sungai, yang mayoritas kritis. Selain dicemari sampah dan sedimentasi, beberapa sungai menyempit sehingga menghambat aliran air.
Mengantisipasi banjir di musim hujan, Pemerintah Kota Bandung menjalankan program Mapag Hujan, 9-31 Oktober 2019. Program ini berupa pengerukan sedimentasi dan mengangkat sampah dari sungai.
”Sampah yang diangkat mencapai 3.950,53 meter kubik. Jumlah itu belum termasuk hasil pengerukan aparat kewilayahan,” ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung Didi Ruswandi di Bandung, Selasa (5/11/2019).
Sampah di sungai didominasi sampah rumah tangga, seperti plastik, kardus, botol minuman, dan bungkus makanan. Selain dari permukiman, sampah juga dari sejumlah pasar.
Saat ini Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Kota Bandung juga telah memasang 37 jaring sampah di sejumlah sungai. Setiap jaring menyaring sekitar 500 kilogram sampah per hari. Total yang terjaring 1,85 ton per hari.
”Sejumlah 23 jaring tambahan akan dipasang hingga akhir tahun. Selain itu, warga terus diedukasi agar tidak membuang sampah ke sungai,” ujar Kepala Seksi Peningkatan Kapasitas dan Edukasi Dinas LHK Kota Bandung Syahriani. Tingginya volume sampah di sungai membuat tujuh jaring sampah rusak, bahkan beberapa hanyut terbawa banjir.
Pemkot Bandung pun mengajak masyarakat mengolah sampah melalui program Kang Pisman, yaitu kurangi sampah makanan, pilah sampah, dan manfaatkan sampah menjadi punya nilai jual. Namun, program yang digulirkan sejak 2018 belum berdampak signifikan. Cara lain, membuat 10 drum pori di setiap RW. Saat ini ada 550 unit. Targetnya, tahun depan ada 15.000 drum pori.
Longsor Purwakarta
Di Purwakarta, Jabar, pemerintah kabupaten mengantisipasi risiko longsor saat musim hujan. Warga diimbau mewaspadai risiko, terutama di daerah lereng dan perbukitan.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Purwakarta Wahyu Wibisono mengatakan, dalam peta risiko bencana hidrometeorologi bulan November, 15 kecamatan masuk kategori menengah-tinggi, antara lain Bojong, Cibatu, Wanayasa, Pasawahan, dan Sukatani.
Dua kecamatan masuk kategori menengah, yaitu Bungursari dan Campaka.
Sepanjang tahun 2018, terdapat 10 laporan longsor di Purwakarta. Enam kejadian terjadi bulan November.