PALANGKARAYA, KOMPAS Empat bulan gambut di Kelurahan Sabaru dan Kalampangan, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, masih membara. Petugas pemadam pun kewalahan. Bahkan, asap pekat menutupi ruas jalan Trans-Kalimantan. Kebakaran lahan di sekitar Kelurahan Sabaru dan Kalampangan terjadi sejak Juli 2019. Namun, hingga kini api tak kunjung padam meski beberapa kali turun hujan.
Ketua Regu IV Manggala Agni Daerah Operasional I Budi menjelaskan, kebakaran sulit dikendalikan karena api sudah melahap gambut paling bawah. Selain itu, kondisi gambut dalam keadaan sangat kering. ”Kalau hujan seminggu terus-menerus, baru bisa padam api di gambut macam ini. Kami sudah bolak-balik ke sini, sudah padam juga, besoknya muncul lagi,” ungkap Budi, di sela-sela pemadaman, Rabu (6/11/2019).
Budi dan enam anggota regunya hari itu hanya mampu memadamkan satu titik. Sementara di sepanjang 5 kilometer di jalur Trans-Kalimantan dari Palangkaraya menuju Banjarmasin, Kalimantan Selatan, setidaknya terdapat tujuh titik api. ”Kira-kira kedalaman gambut di daerah sini bisa 4-5 meter,” ujar Budi.
Dari pantauan Kompas, api sudah merambat hingga ke rumput liar di pinggir jalan serta mendekati permukiman. Bahkan, beberapa penghuni rumah mulai panik karena api melahap bagian belakang rumah mereka.
Baharuddin (45), salah satu warga Sabaru, mengungkapkan, api muncul lagi di permukaan, Rabu sekitar pukul 09.30. Ia dan keluarganya berusaha memadamkan, tetapi angin kencang di siang hari membuat api kian besar. ”Minggu lalu tidak ada api di sini karena hujan terus, tetapi tiga hari ini, kan, hujan tidak ada jadi apinya besar lagi,” ungkap Baharuddin.
Asap tebal menutup beberapa ruas jalan itu. Pengendara menyalakan lampu, termasuk lampu sein karena kabut menghalangi jarak pandang yang kurang dari 100 meter. Dari data Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kota Palangkaraya, pada Rabu pagi hingga petang terdapat 142 titik panas di Kalteng. Mayoritas titik panas berada di Kabupaten Seruyan, Pulang Pisau, dan Kota Palangkaraya.
Antisipasi 2020
Sebelumnya dalam rapat evaluasi, Pemerintah Provinsi Kalteng akan fokus pada pemberdayaan kelompok serbu api di kelurahan dan desa. Mereka tidak hanya dilibatkan dalam pemadaman api, tetapi juga pembasahan lahan.
Bupati Pulang Pisau Edy Pratowo mengungkapkan, anggaran penanggulangan bencana kebakaran lahan pada tahun depan akan fokus lagi pada upaya mengantisipasi atau mencegah kebakaran hutan dan lahan. Sementara Gubernur Kalteng Sugianto Sabran menekankan pentingnya koordinasi tim patroli dengan BMKG.
”Jadi, koordinasi lagi sama BMKG titik mana yang rawan, diserbu (pembasahan) saja di situ. Jadi gambut harus basah sebelum api muncul karena tahun depan kemarau bisa lebih kering dari tahun ini,” ungkap Sugianto. Kebakaran lahan juga terjadi di Kabupaten Barito Kuala. Petugas pemadam dan warga berupaya memadamkan api yang sudah mendekati permukiman penduduk. (IDO/JUM)