Jelang Munas Golkar, Kubu Airlangga dan Bamsoet Kembali Saling Serang
›
Jelang Munas Golkar, Kubu...
Iklan
Jelang Munas Golkar, Kubu Airlangga dan Bamsoet Kembali Saling Serang
Kubu pendukung Bambang Soesatyo atau akrab disapa Bamsoet menyerang Ketua Umum Golkar petahana Airlangga Hartarto yang rangkap jabatan. Sebaliknya kubu Airlangga mempertanyakan komitmen Bamsoet.
Oleh
DHANANG DAVID ARITONANG
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Kubu pendukung calon ketua umum Partai Golkar kembali saling serang menjelang Musyawarah Nasional Partai Golkar, awal Desember mendatang. Kubu pendukung Bambang Soesatyo atau akrab disapa Bamsoet menyerang Ketua Umum Golkar petahana Airlangga Hartarto yang rangkap jabatan. Sebaliknya kubu Airlangga mempertanyakan komitmen Bamsoet.
Ketua Tim Sukses Bamsoet, Ahmadi Noor Supit, saat jumpa pers para pendukung Bamsoet sebagai calon ketua umum Golkar, di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (7/11/2019), mengatakan sosok yang memimpin Golkar selanjutnya seharusnya orang yang mampu memberikan waktu seutuhnya untuk membangun Golkar.
"Kami berterima kasih kepada Presiden yang telah mempercayakan kader Golkar menjabat Menko Perekonomian. Oleh sebab itu, sebaiknya Airlangga memberikan waktunya secara penuh untuk menjadi menteri," ucapnya.
Ahmadi mengatakan, jabatan Menko Perekonomian merupakan tanggung jawab besar yang harus dijalankan oleh Airlangga. Dia khawatir, Airlangga tidak memiliki banyak waktu untuk mengurus partai jika kelak terpilih pada Musyawarah Nasional (Munas) Golkar yang akan digelar 4-6 Desember 2019.
Dalam jumpa pers itu, mereka juga mengingatkan agar pemilihan ketua umum Golkar di Munas tidak diintervensi pihak di luar Golkar.
"Kami menginginkan agar pemilihan calon ketua umum partai Golkar bisa bebas dari intervensi pihak-pihak dari luar partai karena kami sebagai kader Golkar yang paling paham akan kondisi partai," katanya.
Sementara dari kubu pendukung Airlangga Hartarto, Ketua DPP Partai Golkar Tubagus Ace Hasan Syadzily mengatakan, Presiden Joko Widodo tidak keberatan menterinya rangkap jabatan dengan ketua umum partai.
Oleh karena itu, tidak ada masalah jika kelak Airlangga terpilih dan kembali rangkap jabatan sebagai Ketua Umum Golkar dan sekaligus Menko Perekonomian.
"Presiden Joko Widodo mempersilakan rangkap jabatan tersebut, karena di periode sebelumnya Airlangga juga merangkap jabatan sebagai Menteri Perindustrian dan Ketua Umum Partai Golkar. Namun, hal tersebut tidak menggangu kinerjanya," ujarnya.
Dia justru mempermasalahkan gelagat Bamsoet yang sepertinya akan maju di Munas Golkar. Jika betul Bamsoet maju, komitmennya dipertanyakan. Sebab, sebelumnya, Bambang berkomitmen tidak akan maju menjadi calon ketua umum karena telah mendapat jabatan Ketua MPR. Menurutnya, seorang pemimpin harus bisa dipegang komitmennya.
Kondisi saling serang antara pendukung Airlangga dan Bamsoet sudah muncul pasca-Pemilu 2019. Namun menjelang pemilihan Ketua MPR hingga Bamsoet terpilih Ketua MPR, akhir Oktober lalu, kondisi saling serang itu berhenti. Bamsoet seperti diketahui diajukan Golkar menjadi Ketua MPR dan berhasil terpilih. Namun sebulan menjelang Munas Golkar, perseteruan kedua kubu kembali muncul. Kedua kubu saling serang.
Sebelumnya, pada puncak peryaaan HUT ke 55 Golkar, Rabu (06/10/2019), Presiden Joko Widodo sempat mengingatkan elite Golkar untuk menjaga soliditas jelang munas partai.
Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto mengatakan, jika ada riak-riak dalam munas nanti, hal itu dilihatnya wajar dan bagian dari demokrasi .
”Seluruh komponen Partai Golkar sudah bertekad menjadikan munas ini sebagai momentum persatuan yang hangat dan bersahabat. Barangkali dalam munas nanti akan terjadi dinamika dan riak-riak kecil, tetapi semua itu adalah bagian dari tradisi demokrasi yang justru membesarkan Partai Golkar,” tuturnya.
Bamsoet pun mengatakan, guncangan dalam perhelatan munas merupakan hal yang biasa terjadi. Namun, senada dengan pesan Presiden, Bambang menginginkan kontestasi tidak sampai memunculkan perpecahan.