Dijerat Perangkap Degradasi, ”Kabau Sirah” Dikejar Waktu
›
Dijerat Perangkap Degradasi,...
Iklan
Dijerat Perangkap Degradasi, ”Kabau Sirah” Dikejar Waktu
Semen Padang FC tidak punya banyak waktu untuk keluar dari jerat zona degradasi Liga 1 2019. Agar tahun depan bisa kembali tampil di kasta teratas liga, ”Kabau Sirah” harus mengoptimalkan delapan laga tersisa.
Oleh
YOLA SASTRA
·5 menit baca
PADANG, KOMPAS — Semen Padang FC tidak punya banyak waktu untuk keluar dari jerat zona degradasi Shopee Liga 1 2019. Agar tahun depan bisa kembali tampil di kasta teratas liga, ”Kabau Sirah” harus mengoptimalkan delapan laga tersisa, termasuk menang di empat laga kandang.
Laga melawan Persija Jakarta di Stadion Haji Agus Salim, Padang, Sumatera Barat, Kamis (7/11/2019) sore, menjadi ujian pertama yang harus dihadapi Kabau Sirah. Tim bertekad mengulang kemenangan 1-2 atas Persija saat melakoni laga tunda putaran pertama di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (16/10).
”Kenapa harus tiga poin? Karena sekarang kami tidak punya waktu lagi. Kata pelatih, tidak masalah tidak main cantik, yang penting tiga poin. Kalau di awal musim main cantik, kalah, tidak apa-apa, masih ada waktu. Sekarang tidak ada lagi,” kata gelandang veteran Semen Padang, Yu Hyun-koo, di Padang, Rabu (6/11).
Akan tetapi, tekad itu terasa berat. Semen Padang cenderung mudah kehilangan poin di laga kandang meski sering mendulang poin di laga tandang. Saat menjadi tim tamu, Kabau Sirah bisa mengoleksi 12 poin, lebih banyak satu poin dibandingkan dengan saat menjadi tuan rumah. Kampiun Liga Indonesia musim 2011-2012 itu sekarang berada di dasar klasemen dari 18 klub dengan koleksi hanya 23 poin dari 26 pertandingan.
Pelatih Kepala Semen Padang Eduardo Almeida menjelaskan, tidak ada pendekatan berbeda saat tim bermain tandang ataupun di kandang. Target tim sama, meraih kemenangan. Namun, dalam sepak bola, hasil pertandingan sering kali tidak dapat ditebak. Faktor tekanan dari suporter ketika laga kandang, menurut dia, tidak berpengaruh.
”Main di kandang ataupun tandang bagi kami sama saja, kami bermain untuk menang. Terkadang, kami memainkan pertandingan yang bagus di kandang, tetapi tidak menang. Sementara di laga tandang, kami kadang bisa dapat poin. Tidak mudah menjelaskannya,” kata Almeida.
Yang jelas, bagi Almeida, timnya tidak boleh lagi kehilangan poin. Di laga melawan Persija di pekan ke-27, anak asuhnya harus menang. Almeida berupaya membuat pemain tetap fokus di sepanjang pertandingan. Semen Padang sering kecolongan gol lewat bola-bola mati.
Sementara itu, Persija Jakarta yang sama-sama belum aman dari zona degradasi juga tidak mau kehilangan poin. Persija berada di posisi ke-14 dengan 27 poin dari 24 pertandingan. Skuad ”Macan Kemayoran” juga tidak rela kehilangan muka dua kali oleh Kabau Sirah.
”Pemain datang ke Padang dengan satu tekad, memenangkan pertandingan. Kami sangat butuh angka untuk ke posisi yang lebih baik. Semua pemain sudah fokus,” kata bek Persija Alexandre ”Xandão” Luiz Reame.
Sempat bagus
Kedatangan Almeida ke skuad Semen Padang sejak pekan ke-18 liga sempat menghadirkan angin segar. Kondisi itu didukung pemain-pemain baru pada putaran kedua yang tampil bagus, seperti gelandang Flávio Beck Júnior dan penyerang Vanderlei Francisco.
Lima pertandingan awal bersama Almeida, Kabau Sirah tidak terkalahkan dan bisa mengoleksi 11 poin. Perolehan itu luar biasa bagi Semen Padang. Di awal-awal kompetisi bersama dua pelatih sebelumnya, Semen Padang butuh 15 pertandingan untuk mendapatkan 11 poin.
Semen Padang pun sempat mencicipi posisi ke-13 dengan koleksi 22 poin seusai mengalahkan Persija di putaran pertama. Posisi itu terbaik selama musim 2019. Pada 22 pertandingan sebelumnya, Semen Padang lebih banyak menghuni dasar klasemen. Asa untuk selamat dari degradasi kembali terbuka.
Lima pertandingan awal bersama Almeida, Kabau Sirah tidak terkalahkan dan bisa mengoleksi 11 poin. Perolehan itu luar biasa bagi Semen Padang.
Akan tetapi, dalam empat laga terakhir, dua kandang dan dua tandang, perolehan poin Kabau Sirah kembali seret. Empat pertandingan itu hanya menghasilkan 1 poin kala ditahan imbang 2-2 oleh Bhayangkara FC di Stadion PTIK, Sabtu (2/11). Tiga laga sebelumnya, Semen Padang selalu kalah, yaitu oleh Madura United dan Persipura di Stadion Haji Agus Salim dengan skor identik 1-2. Semen Padang semakin terluka dihajar Arema FC di Stadion Kanjuruhan, Malang, dengan skor 1-0.
Catatan buruk itu mengembalikan klub kebanggaan urang awak itu ke dasar klasemen. Klub yang baru kembali promosi ke Liga 1 ini kembali dihantui kenangan pahit musim 2017. Secara tragis, Semen Padang harus terdegradasi ke Liga 2 untuk musim 2018.
Harus maksimal
Dengan posisi yang tidak bagus itu, Semen Padang mau tidak mau harus memaksimalkan setiap laga, khususnya laga kandang. Semen Padang dikejar-kejar waktu karena sisa pertandingan semakin sedikit. Tidak ada kesempatan bagi Kabau Sirah bermain imbang, apalalagi kalah di laga kandang.
”Keempat laga kandang harus dimenangkan semuanya. Kalau keempatnya menang, poin Semen Padang menjadi 35. Ditambah hasil seri atau menang di laga tandang, Semen Padang akan selamat dari degradasi,” kata pengamat sepak bola, Suhatman Imam.
Mantan pelatih Semen Padang itu menambahkan, memenangkan pertandingan kandang menjadi keharusan karena hasil laga tandang tidak dapat ditebak. Bermain di kandang semestinya jadi keuntungan karena mendapatkan dukungan dari suporter.
Terkait kecenderungan hasil buruk di laga kandang, Suhatman menilai ada sesuatu yang belum ideal. Bisa jadi kesalahannya bersumber dari hubungan skuad dan manajemen ataupun tekanan dari suporter. Yang jelas, Suhatman melihat hubungan antarpemain serta antara pemain dan pelatih sangat bagus. Dari mana pun sumber kesalahannya, klub harus segera membenahinya.
Hal serupa diungkapkan pula oleh pengamat sepak bola Dian Oktoveri. Almeida mesti menyiapkan komposisi yang pas di tiap-tiap pertandingan. Para pemain juga mesti meminimalkan kesalahan yang bisa merugikan tim.
Dian pun optimistis klub yang pernah mencapai perempat final AFC Cup 2013 itu bisa selamat dari degradasi. Komposisi pemain dan pelatih Kabau Sirah sekarang lebih baik dibandingkan putaran kedua. Perubahan itu terutama sejak bergabungnya Almeida, Flavio, Vanderlei, serta tangguhnya gelandang Leo Guntara dan bek Syaiful Anwar.
”Kenapa hasil tidak berbanding lurus? Sepak bola tidak melulu tampil bagus diiringi hasil bagus. Contohnya, saat melawan Arema. Semen Padang dihukum tendangan penalti. Penampilan gemilang Semen Padang selama 70 menit buyar karena satu penalti itu,” kata Dian.