PASURUAN, KOMPAS Setelah insiden ambruknya atap empat kelas di SDN Gentong, Kecamatan Gadingrejo, Pasuruan, Jawa Timur, pemulihan mental siswa menjadi prioritas. Sejumlah orangtua siswa, Rabu (6/11/2019), mendampingi anaknya untuk mengatasi trauma.
Seperti diberitakan sebelumnya, ambruknya atap SDN Gentong pada Selasa lalu menewaskan satu siswa dan satu guru serta mengakibatkan 11 siswa terluka.
Nina (8), siswi kelas IIA SDN Gentong, trauma saat mengalami insiden tersebut. ”Kemarin, waktu saya jemput Nina di sekolah, dia seperti orang bingung dan begitu ketemu saya langsung memeluk erat. Setibanya di rumah, ia tidak mau masuk ke rumah. Selama satu jam ia ketakutan, kemudian baru mau masuk rumah,” kata Prasita (40), pamannya.
Untuk mengatasi trauma, Prasita mengajak Nina, ditemani Vista anak Prasita yang juga siswa SDN Gentong, jalan-jalan keliling kota. Setelah itu, keduanya diajak melihat kondisi SDN Gentong dari luar. ”Saya berharap Nina bisa menerima kondisi itu dan mentalnya semakin kuat. Saya harap rasa takutnya berkurang,” katanya.
Pendampingan
Upaya pemulihan mental siswa dari trauma saat ini juga menjadi fokus Pemerintah Kota Pasuruan. ”Akan ada pendampingan psikis yang saat ini sedang disiapkan Dinas Kesehatan Kota Pasuruan. Hal ini akan menjadi fokus kami,” kata Pelaksana Tugas Wali Kota Pasuruan Raharto Teno Prasetyo.
Pemkot Pasuruan kini tengah mencarikan alternatif tempat belajar sementara bagi siswa SDN Gentong. Selain itu, pemkot juga mengecek kondisi seluruh bangunan sekolah di Pasuruan. Hal itu dilakukan untuk menepis kekhawatiran warga dan memberi rasa aman bagi siswa.
Kepala Bidang Humas Polda Jatim Komisaris Besar Frans Barung Mangera mengatakan, penyelidikan kasus ambruknya atap SDN Gentong diambil alih Polda Jatim. ”Saat ini kami masih meminta keterangan para saksi. Belum muncul tersangka. Sabar saja,” katanya. (DIA)