Harga batubara acuan November 2019 sebesar 66,27 dollar AS per ton. Harga ini lebih tinggi dibandingkan dengan harga pada Oktober 2019 sebesar 64,8 dollar AS per ton.
Oleh
ARIS PRASETYO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Harga batubara acuan November 2019 sebesar 66,27 dollar AS per ton. Harga ini lebih tinggi dibandingkan dengan harga pada Oktober 2019 sebesar 64,8 dollar AS per ton.
Kenaikan harga dipicu permintaan yang meningkat.
”Kenaikan harga disebabkan tingginya permintaan menjelang masuknya musim dingin di beberapa negara, seperti Korea dan China,” kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Agung Pribadi, Kamis (7/11/2019), di Jakarta.
Harga batubara merosot dari 92,4 dollar AS per ton pada Januari menjadi 81,5 dollar AS ton pada Juni. Adapun harga rata-rata batubara sepanjang 2018 sebesar 99 dollar AS per ton. Harga ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan 2017 yang rata-rata 85,9 dollar AS per ton dan 2016 yang sebesar 61,8 dollar AS per ton.
Menurut Ketua Indonesian Mining Institute Irwandy Arif, harga rata-rata batubara tahun ini berpotensi lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu. Ia memperkirakan, harga pada tahun ini berkisar 60 dollar AS-80 dollar AS per ton.
”Ada harapan harga batubara di triwulan IV-2019 lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan III-2019. Sebab, ada kemungkinan India mengimpor batubara lebih banyak akibat musibah banjir beberapa waktu lalu,” ujar Irwandy.
Irwandy mengingatkan kemungkinan permintaan batubara dari Korea Selatan berkurang. Sebab, Korea Selatan berencana mengganti batubara dengan gas alam cair pada musim dingin mendatang.
Harga batubara yang fluktuatif membuat perusahaan penambang batubara mendiversifikasi usaha mereka. Pasalnya, jika hanya mengandalkan penjualan batubara, laba sejumlah perusahaan tambang batubara akan tergerus. Umumnya, perusahaan tersebut melebarkan lini bisnisnya dengan membangun pembangkit listrik tenaga uap berbahan bakar batubara.