Kemarau Belum Berakhir, Bantuan Air Bersih Terus Disalurkan
›
Kemarau Belum Berakhir,...
Iklan
Kemarau Belum Berakhir, Bantuan Air Bersih Terus Disalurkan
BPBD di beberapa kabupaten di Jawa Tengah hingga kini masih terus menyalurkan bantuan air bersih ke desa-desa yang mengalami kesulitan air bersih. Hujan diperkirakan baru akan turun sekitar 20 November ini.
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·3 menit baca
SRAGEN, KOMPAS — Badan Penanggulangan Bencana Daerah di beberapa kabupaten di Jawa Tengah hingga kini masih terus menyalurkan bantuan air bersih ke desa-desa yang mengalami kesulitan air bersih. Penyaluran air bersih terus dilakukan hingga kemarau berakhir.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen Sugeng Priyono mengatakan, wilayah yang terdampak kekeringan akibat musim kemarau di Sragen meluas dibandingkan tahun 2018. Tahun 2019, jumlah desa terdampak sebanyak 43, sedangkan tahun 2018 sebanyak 36 desa.
”Berdasarkan prakiraan BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika), hujan turun di dasarian kedua atau sekitar 20 November,” katanya di Sragen, Jawa Tengah, Jumat (8/11/2019). Pihaknya bersama tim, yakni BPBD Sragen, PMI Sragen, dan PDAM Sragen serta corporate social responsibility (CSR) perusahaan, masih melakukan penyaluran bantuan air hingga saat ini.
Sugeng mengatakan, bantuan air bersih disalurkan kepada warga di 43 desa di tujuh kecamatan yang terdampak kekeringan. Ketujuh kecamatan tersebut adalah Miri, Gesi, Sumberlawang, Jenar, Mondokan, Tangen, dan Sukodono. Penyaluran air bersih setiap hari mencapai 50-60 tangki air. Dari jumlah itu, BPBD Sragen mendistribusikan 18 tangki air per hari.
Hujan turun di dasarian kedua atau sekitar 20 November. (Sugeng Priyono)
”Penyaluran air bersih ini kami koordinasikan bersama tim agar tidak tumpang-tindih sehingga merata. Untuk itu, kami telah membentuk posko bersama,” katanya.
Menurut Sugeng, bantuan air bersih yang telah disalurkan hingga Kamis (7/11/2019) mencapai 5.645 tangki, yaitu terdiri dari BPBD Sragen sebanyak 1.120 tangki, PMI Sragen 503 tangki, PDAM Sragen 1.438 tangki, dan bantuan CSR perusahaan yang terdata 2.584 tangki.
Jumlah bantuan air bersih itu melonjak hampir tiga kali lipat dibandingkan 2018 sebanyak 1.950 tangki. Selain jumlah desa yang mengalami kesulitan air bersih lebih banyak, juga karena musim kemarau juga lebih panjang.
”Di Sragen sempat turun hujan, tetapi hanya hujan lokal, dan hujan lokal itu pun tidak jatuh di tujuh kecamatan yang terdampak kekeringan,” ujarnya.
Di Boyolali, Jawa Tengah, BPBD setempat juga masih menyalurkan bantuan air bersih kepada warga di desa-desa yang terdampak kekeringan. Kepala BPBD Boyolali Bambang Sinungharjo mengatakan, sebanyak 1.335 tangki bantuan air bersih telah disalurkan ke 45 desa di 12 kecamatan.
Penyaluran air bersih sebagian besar dilakukan di wilayah kecamatan dengan kondisi minim sumber air, antara lain Wonosegoro, Wonosamodro, Juwangi, Kemusu, dan Tamansari. ”Penyaluran air bersih masih akan dilakukan sampai tanggal 10 November,” katanya.
Di Klaten, BPBD Klaten juga masih menyalurkan bantuan air bersih menggunakan truk-truk tangki ke desa-desa terdampak kekeringan. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Klaten Sri Yuwana Haris menyebutkan, hingga Jumat (8/11) ini telah disalurkan 744 tangki air bersih ke 41 desa di 9 kecamatan.
BPBD kini tinggal memiliki alokasi 56 tangki untuk disalurkan kepada warga. ”Penyaluran bantuan air masih jalan paling tidak sampai akhir November,” katanya.