Tahun 2022 RS Harapan Kita Bakal Miliki Gedung Khusus Layanan Jantung Anak
›
Tahun 2022 RS Harapan Kita...
Iklan
Tahun 2022 RS Harapan Kita Bakal Miliki Gedung Khusus Layanan Jantung Anak
Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita secara resmi mulai membangun gedung pelayanan jantung anak yang ditandai dengan peletakan batu pertama pada Sabtu (9/11/2019) di Jakarta.
Oleh
Deonisia Arlinta
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita secara resmi mulai membangun gedung pelayanan jantung anak yang ditandai dengan peletakan batu pertama pada Sabtu (9/11/2019) di Jakarta. Pembangunan ini diharapkan dapat mengatasi kebutuhan layanan kesehatan yang kian besar dan mempersingkat waktu tunggu pelayanan bagi pasien.
Angka kejadian penyakit jantung bawaan pada anak di Indonesia setiap tahun mencapai 43.200 kasus dari 4,8 juta kelahiran hidup. Di RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, angka anak Indonesia yang dirawat inap mencapai 3.070 anak per tahun.
Kasus penyakit jantung anak pun meningkat setiap tahun. Pada 2018, tercatat ada 1.159 anak yang harus mendapatkan tindakan bedah di RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita. Jumlah ini meningkat 113 anak dari tahun sebelumnya.
”Tingginya kebutuhan pasien untuk mendapatkan pelayanan tindakan bedah jantung tidak berbanding dengan fasilitas yang ada. Hal ini membuat lamanya waktu tunggu dari satu tindakan ke tindakan berikutnya. Saat ini, masih ada sekitar 1.000 pasien yang menunggu antrean untuk dioperasi pada bedah pediatrik,” kata Direktur Utama RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Iwan Dakota di sela-sela acara peletakan batu pertama pembangunan gedung pelayanan jantung anak di Jakarta, Sabtu.
Ia menuturkan, 60 persen pasien jantung di seluruh Indonesia ditangani di RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita. Banyaknya jumlah pasien yang ditangani berdampak pada waktu tunggu yang cukup lama, yakni dua tahun untuk waktu tunggu pelayanan anak dan enam sampai sembilan bulan untuk pasien dewasa.
Melalui pembangunan gedung pelayanan jantung anak, diharapkan waktu tunggu tersebut bisa dipersingkat sehingga bisa menolong lebih banyak pasien. Gedung yang ditargetkan selesai dibangun pada 2022 ini akan dibangun dengan delapan lantai yang terdiri dari ruang rawat anak, ruang ICU dan HCU (rawat intesif), serta ruang operasi anak. Dari sebelumnya ada sekitar 330 tempat tidur yang tersedia, akan bertambah menjadi 550 tempat tidur.
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menuturkan, pembangunan gedung pelayanan ini diharapkan bisa menjadi bentuk perluasan dan peningkatan layanan kesehatan bagi masyarakat. Ia pun mengingatkan agar dalam proses pengisian alat kesehatan perlu dipertimbangkan ketepatan penggunaannya.
”Jangan sampai sudah dibeli ternyata tidak digunakan karena tidak sesuai dengan kemampuan tenaga kesehatannya,” ucapnya.
Pengembangan layanan kesehatan bagi masyarakat, lanjut Terawan, juga perlu diimbangi dengan pola hidup yang lebih sehat. Penguatan kualitas kesehatan masyarakat dengan gerakan masyarakat hidup sehat perlu lebih digalakkan untuk mengurangi risiko penyakit, terutama penyakit tidak menular.
Saat ini, lebih dari 20 persen beban manfaat yang dibayarkan dalam program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) adalah penyakit katastropik seperti jantung, gagal ginjal, dan diabetes yang sebenarnya bisa dicegah dengan pola hidup sehat.