JAKARTA, KOMPAS - Presiden Joko Widodo mengajak bangsa Indonesia bersama-sama berjuang memberantas kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, dan kesenjangan. Upaya bersama itu akan menjadi salah satu cara menghargai jasa para pahlawan yang sudah merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Ajakan ini disampaikan Presiden Jokowi saat menjawab pertanyaan wartawan seusai memimpin upacara peringatan Hari Pahlawan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, Minggu (10/11/2019).
Presiden mengingatkan bahwa para pahlawan telah berjuang, merebut, dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu, sebagai bangsa besar, Indonesia harus selalu menghargai dan menghormati jasa para pahlawan.
”Dan menjadi kewajiban kita bersama sebagai penerus untuk terus mengisi kemerdekaan yang telah diperjuangkan para pahlawan, terutama perjuangan dalam memberantas kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, kesenjangan, dan yang lain- lainnya,” kata Presiden.
Upacara peringatan Hari Pahlawan di TMP Kalibata itu berlangsung sekitar 30 menit. Dalam kesempatan itu, Presiden memimpin upacara didampingi Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Sejumlah pemimpin lembaga negara, para menteri, perwakilan satuan dari kepolisian dan Tentara Nasional Indonesia, serta para veteran turut hadir sebagai peserta upacara.
Strategi komprehensif
Peneliti ketimpangan yang juga mantan ekonom kepala Bank Dunia di Indonesia, Vivi Alatas, menyatakan, angka kemiskinan di Indonesia memang turun jadi satu digit. Pekerjaan rumah selanjutnya adalah terus mengurangi angka kemiskinan hingga mencapai nol persen.
”Yang dapat dientaskan dari kemiskinan selama ini adalah orang-orang yang dekat dengan garis kemiskinan. Tapi, yang di bawah sekali, ultra-miskin, hampir-hampir tidak berubah. Ini adalah persoalan di sejumlah negara. Jadi, ini juga harus menjadi agenda pemerintah dan semua pihak untuk mengentaskan yang ultra-miskin. Di sana ada kaum disabilitas, orang lanjut usia, dan macam-macam,” tutur Vivi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk miskin per Maret 2019 sebanyak 25,14 juta jiwa atau 9,41 persen dari total penduduk Indonesia. Penduduk miskin di perkotaan 9,99 juta jiwa dan di perdesaan 15,15 juta jiwa.
Untuk mengentaskan rakyat miskin, kata Vivi, dibutuhkan strategi besar. Ini tidak saja menyangkut perlindungan sosial, tetapi mutlak mensyaratkan antara lain penciptaan lapangan kerja, insentif pendidikan, dan kesempatan kedua untuk terus mengembangkan diri.
Selain melawan kemiskinan, jasa pahlawan juga perlu dihargai dengan menjaga persatuan. Di Nusa Tenggara Barat, Ketua Legiun Veteran RI setempat, H Abdul Kadi, mengatakan, kebersamaan jadi modal penting menghadapi ancaman yang bisa mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa.