Ekonomi Tumbuh Cepat, Impor Batubara dan Minyak Mentah Vietnam Melonjak
›
Ekonomi Tumbuh Cepat, Impor...
Iklan
Ekonomi Tumbuh Cepat, Impor Batubara dan Minyak Mentah Vietnam Melonjak
Impor batu bara dan minyak mentah Vietnam melonjak dalam sepuluh bulan pertama tahun ini. Pertumbuhan ekonomi Vietnam tahun ini diperkirakan akan melampaui kisaran target pemerintah 6,6-6,8 persen.
Oleh
BENNY DWI KOESTANTO
·3 menit baca
HANOI, RABU — Impor batubara dan minyak mentah Vietnam melonjak dalam 10 bulan pertama tahun ini. Pertumbuhan ekonomi Vietnam tahun ini diperkirakan akan melampaui kisaran target pemerintah 6,6-6,8 persen. Vietnam termasuk negara yang diuntungkan oleh perang dagang antara Amerika Serikat dan China.
Data Pemerintah Vietnam yang dirilis pada Selasa (12/11/2019) menunjukkan lonjakan impor komoditas energi ke negeri itu. Hal ini sekaligus menunjukkan peningkatan Vietnam pada impor energi guna mendukung pertumbuhan ekonominya yang cepat.
Data Bea Cukai Vietnam juga menunjukkan, negara itu mencatat surplus perdagangan sebesar 9,01 miliar dollar AS hingga Oktober tahun ini, melebar dari surplus sebesar 7,24 miliar dollar AS pada tahun sebelumnya.
Sebagaimana diberitakan, Vietnam adalah negara di Asia yang paling mendapatkan keuntungan dari perang dagang AS-China. Bersama Thailand dan Malaysia, Vietnam menjadi tempat peralihan tempat basis produksi maupun rantai pasokan perusahaan-perusahaan global yang terimbas tarif impor antara AS-China.
Vietnam merupakan salah satu kekuatan ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di Asia karena didukung oleh ekspor yang kuat dan investasi asing. Pertumbuhan yang kuat telah mendorong meningkatnya permintaan batubara. Sebagian besar impor komoditas itu berasal dari Australia dan Indonesia.
Selama periode Januari-Oktober, impor komoditas batubara di Vietnam meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan tahun sebelumnya, menjadi 36,8 juta ton dengan nilai mencapai 3,25 miliar dollar AS.
Sebagian besar batubara impor itu akan digunakan untuk armada pembangkit listrik tenaga batubara yang sedang tumbuh di negara tersebut. Pembangkit listrik tenaga batubara masih akan memainkan peran kunci dalam campuran pembangkit listrik di Vietnam untuk tahun-tahun mendatang, bahkan ketika Hanoi mempromosikan energi terbarukan.
Impor minyak mentah negara itu melesat 80,6 persen dari tahun sebelumnya, menjadi 6,8 juta ton selama 10 bulan pertama tahun ini. Vietnam pernah menjadi penghasil utama ekspor minyak mentah. Namun, baru-baru ini produksi minyak mentah negara itu menurun karena cadangannya telah berkurang di ladang-ladang minyak yang ada.
Hal itu diduga terkait sikap asertif China di kawasan, yang turut menghambat eksplorasi lepas pantai. Data pemerintah Vietnam menunjukkan output minyak mentah negara itu dalam 10 bulan pertama tahun ini turun 7,2 persen dari tahun sebelumnya, menjadi 9,3 juta ton. Sementara itu, output batubara naik 10,5 persen menjadi 37,9 juta ton.
Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Vietnam mengatakan pada Juli lalu bahwa negara itu akan menghadapi kekurangan pasokan listrik yang parah mulai 2021 karena permintaan melebihi pembangunan pabrik baru. Permintaan listrik diperkirakan akan melebihi pasokan 6,6 miliar kWh pada 2021 dan akan naik lagi mencapai 15 miliar kWh pada 2023 .
Itu artinya, Vietnam akan membutuhkan rata-rata dana sebesar 6,7 miliar dollar AS per tahun untuk memperluas kapasitas pembangkit listrik tahunannya sebesar 10 persen antara 2016 dan 2030. (REUTERS)