Hikayat Kali Jambe dan Sungai-sungai di Bekasi yang Menjadi Tempat Sampah Warga
›
Hikayat Kali Jambe dan...
Iklan
Hikayat Kali Jambe dan Sungai-sungai di Bekasi yang Menjadi Tempat Sampah Warga
Sungai-sungai di Bekasi menjadi tong sampah karena layanan pengangkutan sampah masih terbatas. Penyebabnya, jumlah truk sampah belum sesuai kebutuhan. Selain itu, tempat pembuangan akhir sampah telah melebihi kapasitas.
Oleh
Stefanus Ato
·2 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Kali Jambe di Kabupaten Bekasi kembali tertutup sampah. Fenomena miris itu sudah berulang kali terjadi. Namun, tak hanya Kali Jambe, sungai lain di Kabupaten Bekasi pun masih menjadi tong sampah.
Penyebabnya, rendahnya kesadaran warga, jumlah truk sampah yang belum sesuai kebutuhan, dan tempat pembuangan akhir sampah yang sudah melebihi kapasitas.
Panjang Kali Jambe yang tertutup sampah itu mencapai sekitar 1 kilometer, tepatnya antara wilayah Desa Jatimulya dan Desa Lambangsari, Kecamatan Tambun Selatan. Sampah didominasi sampah plastik.
Camat Tambun Selatan Junaefi mengatakan, persoalan sampah di Kali Jambe tidak bisa diselesaikan sendiri oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi. Sebab, sampah Kali Jambe tak hanya berasal dari warga yang bermukim di bantaran kali. Sampah tersebut juga berasal dari hulu Kali Jambe di Kota Bekasi.
”Sampah itu sebagian dari hulu atau sampah kiriman yang dibawa banjir saat hujan,” katanya, Selasa (12/11/2019).
Untuk mengatasi sampah kiriman tersebut, pihaknya berencana memasang jaring di Kali Jambe, tepatnya di perbatasan Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi. Tujuannya agar pemerintah daerah bertanggung jawab atas sampah di daerah masing-masing.
”Nanti ke depan akan kami pasang jaring biar sampahnya tidak mengalir ke hilir. Pemasangan direncanakan di perbatasan kota dan kabupaten,” katanya.
Sebelumnya, Kali Jambe juga sempat tertutup sampah pada awal September 2019. Sampah itu memenuhi aliran Kali Jambe yang mengalir melintasi Kelurahan Mangunjaya, Tambun Selatan, dan Kelurahan Karangsatria, Tambun Utara, sepanjang 300 meter. Setelah ramai diberitakan, sampah di kali sempat dibersihkan, tetapi kini sampah kembali menumpuk di kali tersebut.
Ketua Koalisi Persampahan Nasional Bagong Suyoto mengatakan, tidak hanya Kali Jambe, sungai-sungai di Kabupaten Bekasi lainnya selama ini juga masih menjadi tong sampah warga bantaran kali. Situasi ini terjadi karena layanan pengangkutan sampah belum menjangkau semua warga Kabupaten Bekasi.
”Warga juga belum punya kesadaran untuk menjaga sungai. Masih banyak warga di bantaran kali yang secara sengaja membuang sampah ke sungai,” kata Bagong.
Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi, sampah yang dihasilkan warga Kabupaten Bekasi setiap hari mencapai 2.400 ton per hari. Dari jumlah itu, hanya sekitar 850 ton sampah yang dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Burakeng.
Kepala Bidang Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi Dodi Agus Supriyanto mengakui kalau tidak semua sampah diangkut ke TPA Burakeng. Ini karena kondisi TPA Burakeng telah melebihi kapasitas. Sementara rencana perluasan TPA baru akan dimulai tahun 2020.
Masalah lain yang juga dihadapi Kabupaten Bekasi, yakni kekurangan truk pengangkut sampah. Saat ini, armada pengangkut sampah yang tersedia hanya 111 unit dari kebutuhan mencapai 320 unit.