Energi Terbarukan Dukung Pembangunan Berkelanjutan
›
Energi Terbarukan Dukung...
Iklan
Energi Terbarukan Dukung Pembangunan Berkelanjutan
Energi terbarukan dinilai berperan penting mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan. Inovasi teknologi, investasi, dan kebijakan menjadi penopang pertumbuhan energi baru terbarukan.
Oleh
Cyprianus Anto Saptowalyono
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Energi terbarukan dinilai berperan penting mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan. Inovasi teknologi, investasi, dan kebijakan menjadi penopang pertumbuhan energi baru terbarukan.
Demikian antara lain mengemuka pada International Energy Conference (IEC) 2019 bertema The Role of New, Renewable, and Clean Energy in Achieving SDG7 : Policy, Investment, and Technology yang digelar Purnomo Yusgiantoro Center (PYC) di Jakarta, Rabu (13/11/2019).
Acara itu diikuti para praktisi, ilmuwan, dan pengambil kebijakan. "Konferensi dua tahunan ini menjadi ajang mendiskusikan berbagai isu dan peluang terkait transisi energi yang dihadapi Indonesia," kata Ketua PYC Filda Citra Yusgiantoro.
Peningkatan investasi di sektor energi terbarukan menghadapi tantangan antara lain biaya tinggi di sisi pembiayaan dan hasil investasi yang rendah.
Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Energi, Sumber Daya Alam, dan Lingkungan Hidup Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Montty Girianna antara lain memaparkan komitmen Indonesia menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen pada tahun 2030.
Pembangunan dan peningkatan investasi di sektor energi terbarukan menghadapi sejumlah tantangan berarti. Tantangan dimaksud, antara lain, biaya tinggi di sisi pembiayaan dan hasil investasi yang rendah.
Selain itu juga disparitas harga antara energi terbarukan dan energi fosil. "Keterlibatan pemerintah dalam pemberian insentif penting untuk mendukung energi terbarukan," kata Montty.
Sementara itu, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral FX Sutijastoto menuturkan, inovasi teknologi dapat dimanfaatkan untuk mendukung pertumbuhan energi baru dan terbarukan. Keterjangkauan energi pun dapat menstimulasi pembangunan ekonomi.
Pada sesi pleno, pembicara dari Climateworks Australia Meg Argyriou menuturkan, pemberian prioritas pada infrastruktur karbon rendah dapat memberikan nilai tambah 26 triliun dollar AS terhadap ekonomi global tahun 2030 dan menciptakan 65 juta pekerjaan baru.
Pembicara dari The Boston Consulting Group Joel Kwong mengatakan, ada kompleksitas dalam mencapai keseimbangan optimal pada tarik ulur antara sosial ekonomi dan lingkungan. Kompleksitas ini mencakup aspek keberlanjutan lingkungan, keterjangkauan energi, dan juga jaminan pasokan energi.
"Transisi energi membutuhkan pendekatan holistik. Dan, kebijakan merupakan kunci untuk menggapai keberhasilan secara menyeluruh," kata Joel Kwong.
Senior Financial Sector Specialist with The Finance, Competitiveness, and Innovation Global Practice of The World Bank in Kuala Lumpur Mohamed Rozani bin Mohamed Osman pada sesi tersebut memaparkan pandangannya dari sisi pembiayaan.
Sementara itu Senior Partner and Founder of G5-Partners Dynamic Decision Advisory in Frankfurt, Munich, Berlin Jochen Gerber antara lain memaparkan kemampuan teknologi dalam mendukung konversi energi dan mobilitas.