Dokter Soerarso, ahli bedah jantung pertama Indonesia yang melakukan operasi pintas koroner, pada 13 November 1981. Pembuluh darah yang rusak diganti dengan pembuluh darah balik yang diambil dari kaki kanan pasien.
Oleh
Subur Tjahjono
·2 menit baca
Dokter Soerarso tercatat sebagai sebagai ahli bedah jantung pertama bangsa Indonesia yang melakukan operasi pintas koroner, pada Jumat pagi, 13 November 1981. Operasi dilakukan pada pasien jantung koroner yang saat itu berusia 64 tahun.
Harian Kompas melaporkan suasana operasi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta tersebut di halaman 1 edisi 14 November 1981. Foto dr Soerarso sedang mengganti fungsi nadi yang rusak juga ditampilkan. Dalam foto tersebut, dr Soerarso didampingi Prof Dr HA Huysmans, ahli bedah jantung dan guru besar ilmu bedah toraks Rijksuniversiteit, Belanda.
Operasi pintas koroner sudah dimulai sejak 1967 di luar negeri, tetapi baru tahun 1981 Indonesia memulainya. Dokter Edi Hartanuh dalam tulisan opini yang dimuat Harian Kompas 28 September 1981 menyebutkan, operasi pintas koroner pertama di Indonesia dilakukan oleh dr ME De Bakey, ahli jantung dari Houston, Texas, Amerika Serikat (AS), pada 1 September 1981. Operasi bersama tim dokter Indonesia itu dilaksanakan di Rumah Sakit Gatot Subroto Jakarta.
Prof Dr Huysmans dan rekannya Prof B Buis, ahli angiokardiografi lulusan Universitas Leiden, Belanda, melakukan operasi jantung pada 20 pasien jantung Indonesia di RSCM pada Oktober 1981 (Kompas, 1 November 1981).
Huysmans dan ME De Bakey mendorong para ahli Indonesia untuk berani melakukan pembedahan jantung sendiri, walaupun dalam pembedahan pertama ini kasusnya tergolong berat. Huysmans pernah menemukan kasus berat ini di AS dan Eropa 15 – 20 tahun sebelumnya.
Pada pembedahan pintas koroner, jantung sama sekali tidak dibedah. Pembedahan dilakukan pada pembuluh darah di luar jantung yang mengalirkan darah dari pembuluh darah besar aorta ke pembuluh darah koroner yang kecil dan halus. Pembuluh darah yang rusak diganti dengan pembuluh darah balik yang diambil dari kaki kanan pasien.