Risiko Serangan Jantung
Saya sekarang berumur 42 tahun, laki-laki, karyawan perusahaan swasta yang banyak bepergian karena pekerjaan. Berat badan saya berlebih, sekarang 82 kilogram. Menurut dokter, berat normal saya sebaiknya 71 kilogram. Tidak mudah bagi saya menurunkan berat badan karena saya sering makan di luar rumah.
Selain itu, kesempatan untuk olahraga juga amat terbatas, biasanya hari Sabtu, Minggu, atau hari libur. Pada pemeriksaan kesehatan berkala di kantor, ternyata kolesterol saya tinggi. Kadar kolesterol total saya 340 mg/dl, kolesterol HDL 42 mg/dl, dan kolesterol LDL 280 mg/dl, kadar trigliserida 200 mg/dl. Menurut dokter, saya harus menurunkan kadar kolesterol LDL serta meningkatkan kolesterol HDL. Dokter belum memberi obat penurun kolesterol, tetapi menganjurkan untuk mengatur makanan dan berolahraga secara teratur.
Saya telah berkonsultasi dengan pakar gizi serta mendapat penjelasan bagaimana cara makan, di rumah dan luar rumah, yang mendukung kesehatan agar berat badan dapat turun, serta kolesterol LDL juga turun.
Beberapa teman menganjurkan agar saya menerapkan diet keto, diet yang mengandung lemak amat tinggi, protein tinggi, dan karbohidrat amat rendah. Teman saya menganjurkan agar saya tidak makan nasi. Dia telah menjalani diet keto selama enam bulan dan berhasil menurunkan berat badan 9 kilogram. Dia juga teratur berenang.
Diet yang dianjurkan oleh pakar gizi saya adalah mengurangi asupan kalori, karbohidrat cukup, protein cukup, serta lemak rendah. Saya boleh makan nasi sekitar setengah piring. Boleh makan daging, tempe, tahu, dan telur, tapi jumlahnya ditentukan. Saya diminta menghindari makanan berlemak.
Saya telah menjalani diet ini selama satu bulan, tetapi berat badan saya hanya turun 1,5 kilogram. Saya ingin penurunan berat badan saya lebih cepat. Saya akan mengulang pemeriksaan laboratorium untuk menilai kembali kadar kolesterol saya.
Jika saya tetap mempunyai berat badan berlebih, jarang berolahraga, serta kolesterol LDL tinggi, apakah saya berisiko tinggi terkena serangan jantung dan stroke seperti yang sering ditulis di media sosial? Saya tanyakan ini karena ayah saya yang juga gemuk dan menderita diabetes melitus meninggal karena serangan jantung pada umur 62 tahun. Mohon penjelasan Dokter apa yang perlu saya lakukan.
M di P
Penyakit jantung dan stroke memang merupakan pembunuh utama. Menurut data WHO pada tahun 2012, penyakit jantung dan stroke merupakan penyakit penyebab kematian pertama dan kedua. Di Indonesia, menurut Kementerian Kesehatan, penyakit yang menjadi penyebab kematian pertama adalah penyakit jantung koroner, sedangkan penyakit stroke menduduki peringkat kelima.
Untuk menurunkan jumlah kematian akibat penyakit jantung koroner dan stroke, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan agar setiap negara membuat program untuk menurunkan angka kematian akibat penyakit jantung koroner serta stroke tersebut.
Faktor risiko di seluruh dunia hampir sama, yaitu hipertensi, diabetes melitus, kadar kolesterol darah tinggi (dislipidemia), obesitas, merokok, dan kurang olahraga. Setiap negara perlu membuat program sendiri dengan mempertimbangkan kebiasaan makan, olahraga, dan budaya setempat.
Anda telah menyadari pentingnya mengendalikan faktor risiko penyakit jantung koroner dan stroke. Ini merupakan modal awal untuk hidup sehat. Namun, pengetahuan dan kesadaran untuk hidup sehat harus diikuti dengan aksi yang menjurus kepada gaya hidup sehat. Setiap orang mempunyai jadwal kerja serta beban kerja yang berbeda, tetapi dalam situasi yang berbeda tersebut tetap harus diupayakan untuk mengamalkan gaya hidup sehat.
Pengaturan makan merupakan upaya yang penting. Anda telah mempunyai pegangan jumlah dan jenis makanan yang sebaiknya Anda konsumsi meski dalam takaran rumah tangga. Cobalah menerapkan pegangan tersebut, baik ketika makan di rumah maupun makan di restoran. Jumlah karbohidrat yang dikonsumsi dibatasi, protein dan lemak disesuaikan dengan jenis makanan yang dianjurkan. Kenalilah makanan dan minuman yang mempunyai kalori tinggi dan lemak tinggi.
Kementerian Kesehatan telah mengampanyekan agar masyarakat mengurangi konsumsi gula, garam, dan lemak. Ikutilah anjuran tersebut. Jika Anda bepergian, tidak berarti Anda tidak punya waktu untuk berolahraga. Cukup waktu sekitar 30 menit untuk berolahraga seperti jalan kaki atau berenang, Namun, kegiatan olahraga tersebut harus dilaksanakan setiap hari sekurangnya lima kali seminggu dan jadikan sebagai kebiasaan. Olahraga hanya pada hari Sabtu dan Minggu tidak mencukupi.
Kebiasaan merokok harus segera dihentikan. Cukup banyak orang yang mencoba berhenti merokok, tetapi banyak yang gagal. Mereka yang berhasil adalah mereka yang mempunyai komitmen kuat untuk sehat. Jika sudah terjadi adiksi tembakau yang susah diatasi, dokter dapat membantu. Mereka yang mengalami adiksi perlu berkonsultasi di klinik antirokok yang biasanya ada di rumah sakit jantung atau rumah sakit paru.
Sekarang juga sudah banyak dokter umum yang mampu membimbing perokok agar berhenti. Dukungan keluarga dan teman-teman biasanya dapat meningkatkan keberhasilan untuk berhenti merokok. Patut diingat dalam menghentikan kebiasaan merokok tidak ada istilah terlambat. Kapan pun seseorang menghentikan rokok, dia akan mendapat manfaat kesehatan yang nyata, terhindar dari penyakit yang berkaitan dengan rokok, serta kapasitas jantung dan parunya lebih terpelihara.
Mengenai diet keto, saya anjurkan Anda berkonsultasi dengan dokter Anda. Diet itu sekarang sedang populer serta banyak yang merasakan manfaatnya, penurunan berat badan dalam waktu yang relatif singkat. Tubuh akan membakar kalori yang berasal dari lemak dan protein karena asupan karbohidrat amat rendah (hanya sekitar 10 persen).
Apakah orang yang mengalami diet keto akan mengalami kenaikan kadar kolesterol dalam waktu lama, hal itu masih perlu penelitian. Sebagian dokter membolehkan pasiennya menggunakan diet keto dalam waktu pendek, setelah itu menggunakan diet kalori yang rendah agar berat badan tidak kembali naik. Asupan lemak dibatasi dan olahraga dilakukan secara teratur.
Untuk menurunkan kolesterol dapat dimulai dengan pengaturan makan terlebih dahulu. Untuk Anda, pengaturan makan tidak hanya bermanfaat untuk mengendalikan kolesterol, tetapi juga untuk mewujudkan berat badan normal. Banyak pendapat tentang bahaya kolesterol karena sebagian orang beranggapan bahwa kolesterol tidak berbahaya seperti yang selama ini dianut. Namun, pada umumnya pakar beranggapan kadar kolesterol LDL yang tinggi tetap merupakan risiko penyakit jantung koroner.
Setelah menerapkan pengaturan makan dan berolahraga, pemeriksaan kolesterol dapat diulang. Olahraga ternyata meningkatkan kolesterol baik (HDL). Cukup banyak orang yang tidak perlu minum obat pengatur kolesterol karena kolesterolnya sudah membaik hanya dengan pengaturan makan dan olahraga.
Saya senang Anda peduli pada kesehatan Anda dan berusaha memeliharanya. Setiap orang hendaknya peduli pada kesehatan sebelum terlambat. Tidak sedikit orang yang baru sadar akan pentingnya sehat setelah mengalami sakit. Pemerintah sekarang sedang menggalakkan pencegahan penyakit.
Mari kita dukung upaya tersebut dengan mulai dari diri, keluarga, dan lingkungan kita. Masyarakat kita menghadapi penyakit infeksi dan juga penyakit degeneratif. Kedua masalah kesehatan tersebut akan dapat dikurangi dengan cara mengamalkan pencegahan.