Eksistensi Kereta Mewah bagi Warga Ibukota
Kereta api jarak jauh dengan fasilitas mewah kembali muncul melayani rute dari dan menuju DKI Jakarta. Kehadiran kereta jenis ini bagai membalik lembar sejarah akan layanan serupa yang pernah ada, bahkan sebelum Indonesia merdeka.
Kereta sleeper kelas Luxury terbaru diluncurkan PT Kereta Api Indonesia (KAI) sekitar satu tahun yang lalu. Keberangkatan pertamanya dimulai sejak 12 Juni 2018 dari Stasiun Gambir. Menjadi satu rangkaian dengan KA Argo Bromo Anggrek, kereta ini melayani rute Jakarta Gambir – Surabaya Pasar Turi, pulang pergi (pp). Dalam satu hari terdapat dua kali keberangkatan, yaitu pagi dan malam hari.
Saat ini, kereta Luxury menjadi kereta reguler paling mewah di Indonesia. Dalam satu gerbong hanya terdapat 18 bangku dengan konfigurasi 1-1 di sisi kanan dan kiri gerbong. Jika dibandingkan dengan kelas eksekutif yang sudah eksis, satu gerbong berisi 50 bangku. Sementara di kelas ekonomi premium mencapai 80 bangku. Keduanya sama-sama berkonfigurasi 2-2.
Bangku di kereta Luxury dapat direbahkan layaknya kasur hingga 170 derajat. Pengaturannya sangat mudah dengan menggunakan sistem elektrik. Selain bangku yang nyaman, berbagai fasilitas lain juga tersedia di kereta ini, mulai dari televisi layar LCD 12 inci di setiap bangku, headset, USB, lampu baca LED, selimut, hingga layanan makan berat, makan ringan, dan minuman.
Satu tahun berselang, tepatnya 26 Mei 2019, PT KAI kembali meluncurkan jenis kereta serupa, bernama Luxury 2. Jika kereta Luxury generasi pertama hanya ada di KA Argo Bromo Anggrek, Luxury 2 dirangkaikan di empat rangkaian KA eksekutif, yaitu Argo Lawu (Gambir-Solo), Argo Dwipangga (Gambir-Solo), Taksaka (Gambir-Yogya), dan Gajayana (Gambir-Malang).
Kereta Luxury 2 ini sedikit berbeda dibandingkan generasi sebelumnya. Salah satu perbedaannya terlihat dari kapasitas penumpang yang lebih banyak dengan 26 bangku dalam satu gerbong. Masih masuk dalam kategori kereta sleeper, bangkunya pun dapat direbahkan secara elektrik meski hanya 140 derajat. Sementara fasilitas penunjang lainnya tidak jauh berbeda dengan Luxury 1.
Kehadiran dua kelas kereta mewah ini berhasil menarik minat banyak penumpang. Terlihat dari tingkat okupansi penumpangnya. Menurut Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro, selama masa Lebaran 2019, Luxury 1 berhasil mengangkut 1.686 orang dengan tingkat okupansi 106,4 persen. Sementara kereta Luxury 2 sebanyak 4.690 penumpang dengan okupansi 81,9 persen.
Kereta Mewah Era 1960-an
Jauh sebelum kemunculan Luxury 1 dan Luxury 2, dunia perkeretaapian Indonesia pernah dihiasi kereta serupa, bahkan lebih mewah. Kereta itu bernama KA Bima (Biru Malam) yang diresmikan 1 Juni 1967 oleh PT KAI yang waktu itu masih bernama Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA). Ketika awal beroperasi, KA Bima melayani rute dari Jakarta-Yogya-Solo-Madiun-Surabaya Kota (pp).
Saat ini KA Bima masih ada dan menjadi salah satu kereta tertua PT KAI yang masih beroperasi. Sebelum kini hanya beroperasi sebagai kereta kelas eksekutif, KA Bima pernah menggunakan kereta sleeper buatan Gorlitz Waggenbau, Jerman Timur. Kereta jenis ini tersedia dalam dua rangkaian, yaitu Bima I dan Bima II. Setiap rangkaian terdiri dari lokomotif, gerbong sleeper kelas satu, gerbong sleeper kelas dua, gerbong pembangkit, gerbong makan, dan gerbong bagasi.
Dalam pemberitaan Kompas 3 Juni 1967 diceritakan betapa mewah fasilitas yang ditawarkan KA Bima saat itu. Mulai dari fasilitas ruangan berpendingin, lampu baca, pengeras suara musik, tempat tidur berseprei, bantal, cermin, kotak kecil berkunci untuk menyimpan barang berharga, hingga tombol untuk memanggil pramugari. Toilet tersedia di setiap ujung gerbong dan ada juga kran khusus untuk air minum yang sudah didinginkan.
Semua fasilitas itu ada di kereta kelas satu dan dua. Hanya, kabin pada kelas satu berisi dua orang saja, sementara di kelas dua terdapat tiga orang. Selain itu, di kelas satu juga tersedia tambahan fasilitas tempat cuci muka dan lemari pakaian, sedangkan di kelas dua fasilitas itu tidak ada.
Fasilitas kereta mewah ini bertahan hingga hampir 20 tahun. Sejak 19 Desember 1984, kamar-kamar bertempat tidur di KA Bima diubah menjadi tempat duduk berderet. Transformasi ini ditandai dengan digantinya gerbong lama dengan lima rangkaian baru buatan Rumania. Setiap gerbong berkapasitas 58 penumpang. Pembagian kelasnya pun diganti menjadi hanya satu kelas saja.
Selain pernah menjadi kereta termewah di Indonesia, KA Bima kini tercatat sebagai KA dengan rute terjauh. Sejak 5 Februari 2014, rute yang semula berakhir di Surabaya Pasar Turi, diperpanjang hingga Stasiun Malang. Sejak saat itu, sekali perjalanan KA Bima menempuh tidak kurang dari 907 kilometer (km). Kereta terjauh lainnya seperti KA Gajayana di peringkat kedua yang menempuh jarak 885 km dan selanjutnya Jayabaya sejauh 883 km.
Java Nacht Express
Jauh sebelum kehadiran KA Bima, kereta mewah serupa juga pernah beroperasi sebelum Indonesia merdeka. Kereta itu bernama Java Nacht Expres milik perusahaan kereta api Pemerintah Hindia Belanda, Staatsspoorwegen (SS). Rute yang dilayani yaitu Batavia (Jakarta)-Purwokerto-Yogya-Surabaya (pp).
Kereta bernomor seri SS9000 ini dibeli SS dari Pabrik Beynes di Belanda pada 1938. Pembelian kereta mewah ini untuk melengkapi kereta Nacht Expres (Ekspres Malam) yang telah beroperasi sebelumnya sejak 1 November 1936. Dilansir dari laman heritage.kai.id, wisatawan yang menaiki kereta ini dapat menikmati fasilitas tempat tidur yang dilengkapi sistem penyejuk udara.
Penyejuk udara di SS9000 belum semodern sekarang. Untuk mendinginkan seisi gerbong, balok-balok es dipasang di plafon kereta. Selama perjalanan, balok es yang mencair ditampung untuk persediaan air di toilet dan cuci tangan. Selama perjalanan dari Batavia ke Surabaya, balok-balok es biasanya diisi ulang di Stasiun Yogyakarta.
Dalam satu rangkaian kereta, Java Nacht Expres terdiri dari kereta sleeper, kereta kelas dua tanpa kamar tidur dan tanpa penyejuk udara, kereta makan mewah khas Eropa, dan kereta bagasi. Kereta ini juga terkenal sebagai kereta yang sangat cepat pada masanya. Ditarik lokomotif uap seri C53 buatan Werkspoor, N.V. Belanda, kereta ini dapat menempuh jarak Batavia-Surabaya dalam 11 jam 27 menit. Hampir sama dengan waktu tempuh KA Bima saat ini.
Membayangkan betapa mewahnya layanan kereta api di masa lampau memang sangat mengasyikkan. Hadirnya kereta Luxury milik PT KAI dapat menjadi tapak tilas nikmatnya naik kereta mewah. Pengalaman berkereta yang mungkin dulu hanya bisa dirasakan oleh kaum elit dan bangsawan. Namun, hal itu tidak jauh berbeda dengan sekarang. Harga tiket kereta Luxury seperti KA Argo Bromo Anggrek untuk satu perjalanan tak kurang dari Rp 1 juta.
Meski demikian, masih banyak opsi kelas kereta yang tetap dapat menjadi pilihan warga ibukota. Mulai dari kelas prioritas, kelas eksekutif, kelas bisnis, kelas premium, hingga kelas ekonomi. Apapun keretanya, kemewahan tetap milik warga Jakarta. Sebab selain kualitas layanan PT KAI yang tidak perlu diragukan lagi, saat ini Jakarta tercatat sebagai kota dengan tujuan rute kereta terbanyak di Indonesia. (LITBANG KOMPAS)