Aktivis Jaringan Anti Korupsi Gayo (Jang-Ko), Ricky Arasendi (27), warga Desa Kemili, Kecamatan Bebesen, Kabupaten Aceh Tengah, Aceh, dilaporkan hilang sejak 8 November 2019.
Oleh
ZULKARNAINI
·2 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS — Aktivis Jaringan Anti Korupsi Gayo (Jang-Ko), Ricky Arasendi (27), warga Desa Kemili, Kecamatan Bebesen, Kabupaten Aceh Tengah, Aceh, dilaporkan hilang sejak 8 November 2019. Polisi akan mendalami motif dan latar belakang menghilangnya Ricky.
Amalia Oktami (26), istri Ricky, telah melaporkan kepada Kepolisian Resor Aceh Tengah pada Senin (18/11/2019). Amalia berharap polisi membantu pencarian dan menemukan penyebab suaminya menghilang.
Amalia menuturkan, terakhir kali bertemu dengan Ricky pada Jumat, 8 November 2019. Pagi itu, Ricky keluar dari rumah untuk mencari bibit cabai bersama seorang temannya bernama Edi. Mereka naik sepeda motor. Amalia tidak tahu lokasi bibit cabai yang dituju. Saat keluar rumah, Ricky mengenakan baju kemeja, celana kain, dan sandal jepit.
Pada pukul 11.30, Ricky menelpon Amalia menggunakan telepon Edi. Kepada Amalia, Ricky menuturkan belum bisa pulang, sebab urusan belum selesai. Ricky tidak menggunakan telepon pribadi karena telah dijual sejak sebulan lalu.
Pada pukul 14.30, Amalia kembali menelpon Edi untuk menanyakan keberadaan suaminya. Namun, Edi mengatakan, Ricky tidak lagi bersama dia. Sejak saat itu, Amalia kehilangan kontak dengan Ricky. ”Hingga saat ini, suami saya belum pulang ke rumah dan tidak memberi kabar apa pun,” kata Amalia.
Hingga saat ini suami saya belum pulang ke rumah dan tidak memberi kabar apa pun.
Pasangan Ricky dan Amalia memiliki dua anak berusia empat tahun dan satu tahun.
Koordinator Aktivis Jaringan Anti Korupsi Gayo (Jang-Ko) Maharadi menuturkan, dia juga sangat kaget ketika mengetahui Ricky menghilang. Hampir sebulan Maharadi tidak berkomunikasi dengan Ricky lantaran temannya itu tidak memiliki ponsel.
Maharadi mengatakan, para aktivis Jang-Ko, termasuk Ricky, sedang giat mengawal gerakan penolakan tambang emas milik perusahaan asing di Aceh Tengah. Ricky sebagai wakil koordinator Jang-Ko dipandang aktif dalam gerakan tolak tambang. ”Dia pemain balik layar, saya sering orasi. Namun, sejauh ini belum ada kaitan kehilangan Ricky dengan aktivitas dia di Jang-Ko,” kata Maharadi.
Kasat Reskrim Polres Aceh Tengah Inspektur Satu Agus Riwayanto mengatakan, laporan istri korban telah diterima oleh polisi. Kepolisian segera mendalami latar belakang hilangnya Ricky.
”Untuk mengumpulkan informasi awal, kami akan meminta keterangan dari pihak keluarga dan lainnya,” kata Agus.