Film ”Nagabonar Reborn” akan tayang di bioskop Indonesia pada 21 November 2019. Film tersebut diharapkan bisa menggaet 1 juta penonton.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Film Nagabonar Reborn akan tayang di bioskop Indonesia pada 21 November 2019. Film tersebut diharapkan bisa menggaet 1 juta penonton.
Produser Eksekutif Nagabonar Reborn, Juniver Girsang, mengatakan, film ini menyasar penonton dari kalangan milenial. Itu sebabnya, aspek nasionalisme pada film diperkuat dengan komedi. Selain untuk mempertahankan karakter asli Nagabonar, ini dilakukan agar penonton bisa menikmati film.
”Kami harap, film ini bisa mencapai target 1 juta penonton,” kata Juniver pada penayangan terbatas untuk wartawan, di Jakarta, Selasa (19/11/2019).
Nagabonar adalah tokoh jenderal asal Sumatera Utara yang naif, berani, dan lucu. Ia juga digambarkan sebagai lelaki yang memegang teguh ajaran sang ibu. Cerita tentang Nagabonar ditulis oleh Asrul Sani (1927-2004) dan diangkat menjadi film pada 1987. Pemeran Nagabonar kala itu adalah aktor Deddy Mizwar.
Film Nagabonar Reborn dibuat berdasarkan cerita Nagabonar. Naskah film ditulis ulang oleh pembuat film atas izin dari ahli waris Asrul Sani, yakni Mutiara Sani dan keluarga.
”Saya hanya berpesan agar karakternya (Nagabonar) bisa bertahan. Soal latar belakang cerita, saya serahkan (ke pembuat film) untuk disesuaikan dengan daerah tokoh berasal. Dalam hal ini, Nagabonar berasal dari utara, yakni Kabupaten Humbang Hasundutan,” kata Mutiara.
Cerita baru
Beberapa perubahan dilakukan untuk membuat cerita yang baru. Nagabonar yang mulanya dikisahkan sebagai pencuri kini menjadi lelaki biasa.
Nagabonar yang diperankan oleh Gading Marten ini diceritakan merantau ke Medan saat dewasa. Di sana ia bertemu dengan sejumlah teman, seperti Lukman (Rifky Alhabsy) dan Ujang (Ence Bagus). Mereka bertemu dengan sosok abang yang dijadikan panutan untuk belajar soal perjuangan bangsa. Sosok itu diperankan oleh Donny Damara.
Pengembangan tokoh dan cerita Nagabonar dilakukan secara bebas pada film ini. Karena itu, sang tokoh utama diceritakan dari masa ia dilahirkan, kanak-kanak, hingga dewasa.
Ketika dewasa, Nagabonar bertemu dan jatuh cinta kepada Kirana (Citra Kirana) yang jadi primadona di antara para laki-laki. Dengan segala cara, Nagabonar berusaha menarik perhatian Kirana.
”Ada beberapa versi cerita Nagabonar, tetapi kali ini saya punya keleluasaan untuk mengembangkan cerita. Ini bukan film sejarah dan berpaku kesamaan tempat dan tahun. Saya tetap mengacu pada film dulu, tapi dikembangkan,” tutur sutradara Dedi Setiadi.
Konflik
Produksi film Nagabonar Reborn sempat menuai konflik dengan Deddy Mizwar sejak beberapa bulan silam. Film ini dituduh melanggar hak cipta atas film Nagabonar sebelumnya. Deddy juga menggugat Nagabonar Reborn pada Agustus 2019.
Menanggapi hal itu, produser Gusti Randa mengatakan, dirinya tidak melanggar hak cipta karena telah mendapat izin dari ahli waris Asrul Sani. Ia pun telah mengantongi Tanda Pemberitahuan Pembuatan Film (TPPF) yang dikeluarkan Pusat Pengembangan Perfilman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
”Selain surat pernyataan dari ahli waris, kami juga punya bukti berupa dokumen dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (Kementerian Hukum dan HAM). Di sisi lain, pihak penggugat tidak bisa menunjukkan bukti,” ujar Gusti.