Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menangkap sejumlah tersangka teroris di wilayah Cirebon, Jawa Barat. Kepolisian Daerah Jawa Barat berkomitmen mengungkap jaringan teroris di daerah itu.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Kepolisian Negara Republik Indonesia menangkap sejumlah tersangka teroris di wilayah Cirebon, Jawa Barat. Kepolisian Daerah Jawa Barat berkomitmen mengungkap jaringan teroris di daerah tersebut.
”Hari ini, besok, lusa, masih ada penangkapan (teroris),” ucap Kepala Polda Jabar Inspektur Jenderal Rudy Sufahriadi saat berkunjung ke Markas Kepolisian Resor Cirebon, Selasa (19/11/2019). Kedatangan pejabat Polda Jabar, lanjutnya, terkait dekat peningkatan tipe Polres Cirebon menjadi Polres Kota Cirebon.
Rudy membenarkan, saat ini tim Densus 88 Antiteror tengah menangkap tersangka teroris di Cirebon. ”Jumlahnya cukup banyak di Jabar. Nanti, saya rilis di Polda. Sekarang, mereka sedang ditangkap,” ujar Rudy yang tidak menyebutkan jumlah pasti tersangka teroris yang dibekuk polisi.
Pihaknya juga belum bisa memastikan penangkapan sejumlah tersangka teroris di Cirebon berkaitan dengan bom bunuh diri di Polresta Medan, Sumatera Utara, Rabu pekan lalu. RMN, pelaku bom bunuh diri, tewas dalam kejadian yang juga melukai enam orang tersebut. RMN diketahui merupakan anggota jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Kepala Polres Cirebon Kota Ajun Komisaris Besar Roland Ronaldy menambahkan, pihaknya mendapatkan informasi dari tim Densus 88 Antiteror terkait penangkapan enam tersangka teroris di Cirebon kemarin. Pada Selasa pagi, pihaknya menurunkan dua tim untuk membantu pengamanan penggeledahan oleh Densus 88 Antiteror di enam lokasi tempat terduga teroris.
Keenam lokasi itu adalah Kapetakan, Gunung Jati, Kesambi, Kalijaga, Kalitanjung, dan Lemahwungkuk. ”Inisial keenamnya (tersangka teroris) saya belum tahu karena mereka sudah diamankan tim Densus 88. Yang jelas, mereka jaringan JAD,” lanjutnya.
Sebelumnya, tim Densus 88 Antiteror menangkap 46 tersangka teroris sejak peristiwa bom bunuh diri oleh RMN. Sebanyak 23 di antaranya merupakan jaringan JAD Sumatera Utara. Adapun 23 tersangka lainnya tersebar di Jakarta (3 orang), Jabar (6 orang), Jateng (9 orang), Banten (4 orang), dan Kalimantan Timur (1 orang) (Kompas, 19/11/2019).
Pertengahan Oktober, setidaknya enam terduga teroris, termasuk pemimpin JAD Cirebon berinisial YF, ditangkap tim Densus 88 Antiteror. Mereka diduga akan menyerang polres.
Densus 88 Antiteror saat itu juga menggeledah tempat tinggal terduga teroris. Lokasinya di Desa Kali Tengah (Kecamatan Tengah Tani), Sutawinangun (Kedawung), Cikalahang (Dukupuntang), Bojong Lor (Jamblang), dan Panembahan (Weru). Di Kota Cirebon, penggeledahan dilakukan di Kelurahan Panjunan dan Kesambi.
Pengajar Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Syekh Nurjati, Cirebon, Marzuki Wahid, menilai, Cirebon kini dalam zona merah atau darurat terorisme. Setidaknya 28 warga Cirebon dan sekitarnya menjadi terduga teroris pada 2011-2018.
Bahkan, penyerangan terhadap aparat kepolisian di Cirebon pernah terjadi. Pada April 2011, Muhammad Syarif, warga setempat, meledakkan bom bunuh diri saat shalat Jumat di masjid Markas Polres Cirebon Kota. Peristiwa itu menewaskan pelaku dan melukai 28 orang lainnya.
”Pemerintah daerah harus menyadari ini dan menggencarkan literasi ideologi Pancasila. Masyarakat juga perlu mendapatkan edukasi tentang toleransi untuk mencegah radikalisme dan terorisme,” ujarnya.