AS Apresiasi Komitmen Perbaikan Periode Kedua Jokowi
›
AS Apresiasi Komitmen...
Iklan
AS Apresiasi Komitmen Perbaikan Periode Kedua Jokowi
Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Joseph R Donovan Jr, mengapresiasi komitmen perbaikan iklim investasi di periode kedua Presiden Joko Widodo. Ada sejumlah hal yang dinilai jadi hambatan investasi di Indonesia.
Oleh
Mukhamad Kurniawan
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Joseph R Donovan Jr mengapresiasi komitmen perbaikan iklim investasi di periode kedua Presiden Joko Widodo. Selama ini ada sejumlah hal yang dinilai menghambat masuknya investasi ke Indonesia.
Hambatan itu, kata Donovan di Jakarta, Selasa (19/11/2019) sore, adalah regulasi yang berubah-ubah atau tidak dilaksanakan dengan baik. Keluhan itu disampaikan perusahaan asal Amerika Serikat yang telah berinvestasi dan berbisnis di Indonesia maupun yang akan berinvestasi di Indonesia.
Meski demikian, Donovan mengakui pemerintah sedang bekerja untuk menyelesaikan persoalan itu. Selain mengatasi hambatan investasi, Presiden Joko Widodo juga berkomitmen meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Perbaikan iklim investasi dan peningkatan kualitas sumber daya manusia dinilai bakal meningkatkan daya saing Indonesia. Indonesia juga bisa meningkatkan perannya di rantai pasok global dengan mengatasi problem ketenagakerjaan dan kebijakan tentang kandungan lokal.
AS merupakan salah satu negara utama asal investor di Indonesia. Badan Koordinasi Penanaman Modal mencatat, realisasi investasi asal di Indonesia selama Januari-September 2019 mencapai 757,14 juta dollar AS dengan total 537 proyek. Dari sisi nilai, investasi asal AS berada di urutan ke-7 di bawah investasi dari Singapura, China, Jepang, Belanda, Hong Kong, dan Malaysia. Tahun lalu, realisasi investasi asal AS di Indonesia mencapai 1,2 miliar dollar AS.
Perdagangan
Pemerintah Indonesia dan AS berupaya meningkatkan hubungan bilateral khususnya di bidang ekonomi dan investasi. Keduanya bersepakat meningkatkan perdagangan hingga dua kali lipat, yakni dari 30 miliar dollar AS saat ini menjadi 60 miliar dollar AS pada tahun 2025.
Seusai bertemu Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross, yang berkunjung ke Jakarta, 6 November 2019, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno LP Marsudi menyatakan, salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan nilai perdagangan RI-AS adalah menyelesaikan negosiasi fasilitas pembebasan tarif (generalized system of preference/GSP) untuk Indonesia. Setelah cukup lama dibahas bersama, negosiasi GSP ditargetkan tuntas pada awal Desember 2019 (Kompas, 12/11/2019).
Kepada Presiden Joko Widodo, Ross menyampaikan komitmen untuk menyelesaikan negosiasi GSP dengan baik. GSP yang disusun dipastikan akan menguntungkan kedua belah pihak, baik Indonesia maupun AS.
Menurut Donovan, AS menilai Indonesia bias menangkap peluang dari dampak perang dagang meski ada pekerjaan rumah menggenjot produktivitas manufaktur. Sektor ini cenderung turun beberapa tahun terakhir dan Indonesia masih sangat bergantung pada komoditas sebagai penggerak ekspor.
Kementerian Perdagangan mencatat, total perdagangan Indonesia-AS selama kurun Januari-September 2019 mencapai 19,9 miliar dollar AS. Nilai ekspor Indonesia mencapai 13 miliar dollar AS, sementara impornya 6,9 miliar dollar AS. Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia atas AS surplus 6,1 miliar dollar AS.