Sebagai dua kekuatan regional, Jepang menilai ASEAN merupakan mitra strategis dalam bidang ekonomi dan pertahanan. Kerja sama kedua pihak terus diperkuat.
Oleh
Benny D Koestanto dari Tokyo, Jepang
·3 menit baca
TOKYO, KOMPAS— Di tengah dinamika kawasan, khususnya Asia Pasifik, Pemerintah Jepang bertekad meningkatkan hubungan baik dan kerja sama dengan Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara atau ASEAN. Kesatuan, sentralitas, serta konektivitas yang dibangun dan dikembangkan oleh ASEAN dinilai menjadi modal kuat menghadapi aneka tantangan sekaligus menjadi sarana untuk menjaga perdamaian di kawasan Asia Tenggara dan Asia Pasifik secara umum.
Pernyataan itu disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri (State Minister of Foreign Affairs) Jepang Keisuke Suzuki kepada beberapa jurnalis asal negara-negara ASEAN di Tokyo, Senin (18/11/2019) petang. Jurnalis-jurnalis itu—berasal dari Singapura, Indonesia, Malaysia, dan Thailand—hadir atas undangan Keizai Koho Center, sebuah lembaga penelitian sosial dan ekonomi yang berbasis di Tokyo.
Dari perspektif Jepang, ASEAN, sebagaimana dikatakan Suzuki, memiliki posisi penting, terutama untuk tetap mempertahankan perekonomian yang bebas dan terbuka. Dalam isu keamanan, ASEAN pun memainkan peran penting untuk tetap menjamin kebebasan navigasi di perairan kawasan.
Melihat nilai penting itu, Jepang akan terus meningkatkan kerja sama dengan negara-negara ASEAN, baik melalui kerja sama bilateral maupun multilateral. Suzuki berharap, berbagai tantangan dan dinamika yang dihadapi ASEAN ataupun Jepang di kawasan—baik di kawasan Asia Tenggara maupun Asia Pasifik—dapat dihadapi dengan pendekatan yang saling menguntungkan.
Jepang sangat membutuhkan persatuan dan konektivitas ASEAN.
”Persatuan di negara-negara ASEAN dan juga kerja sama Jepang-ASEAN saya kira sangat penting di tengah dinamika yang ada. Sebut saja posisi China atas Laut China Selatan dan kondisi teraktual, Hong Kong,” kata Suzuki.
Secara terpisah, hal senada juga dikatakan Direktur Kerja Sama Regional Divisi Biro Urusan Asia dan Oseania pada Kementerian Luar Negeri Jepang Mofa Fukakori. Menurut Fukakori, perdamaian dan kemakmuran ASEAN secara langsung berhubungan dengan Asia Timur, termasuk Jepang. Ditegaskan bahwa posisi strategis ASEAN sangat penting bagi Jepang.
”Jepang sangat membutuhkan persatuan dan konektivitas ASEAN,” kata Fukakori.
Jepang adalah mitra perdagangan terbesar keempat bagi ASEAN. Di sisi lain, ASEAN adalah mitra perdagangan terbesar ketiga bagi Jepang. Dan Jepang adalah investor ketiga terbesar di ASEAN. Adapun ASEAN adalah tujuan investasi langsung terbesar ketiga secara global bagi Jepang dan terbesar di Asia secara umum.
Kemitraan
Dalam pertemuan dengan jurnalis, Suzuki juga menegaskan harapan Tokyo agar pembahasan lanjutan hingga penandatanganan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) dapat berlangsung sukses.
Pada saat yang sama, menurut Suzuki, Jepang tetap berupaya melanjutkan pembahasan kerja sama multilateral 10 negara di kawasan Trans- Pasifik (CPTPP) meski tanpa Amerika Serikat.
”Kita dapat memfokuskan diri pada tarif dan menuju arah yang sama. Jika berbicara terkait tarif, posisi India menjadi fokusnya. Jika terkait standar, China menjadi fokus,” kata Suzuki seraya mengatakan tetap optimistis India akan menandatangani RCEP tahun depan.
Sebagaimana diketahui, sebanyak 15 negara, kecuali India, mengunci 20 bab pokok- pokok pengaturan RCEP di Bangkok, Thailand, Oktober lalu. Perundingan mengenai beberapa isu yang masih menjadi masalah dengan India akan dilanjutkan secara paralel sampai penandatanganan RCEP pada November 2020.
Di luar masalah keamanan dan ekonomi, Suzuki juga menyebutkan tren demografik dan fenomena perubahan iklim dapat menjadi tantangan ke depan bagi ASEAN. Kecenderungan demografik yang disebutkan Suzuki adalah penduduk yang menua yang dapat berefek pada pertumbuhan ekonomi di satu negara ataupun satu kawasan tertentu. Dengan pengalaman yang tengah terjadi, Jepang dinilainya dapat membantu memberikan aneka pandangan dan solusi bagi negara-negara di luar Jepang.
”Laporan Bank Pembangunan Asia (ADB) juga menyebutkan kawasan Asia
Timur, termasuk sejumlah negara di ASEAN, termasuk dalam kawasan yang paling rentan terhadap perubahan iklim. Negara-negara di ASEAN dapat bekerja sama dengan Jepang untuk mencari cara antisipasi dan mitigasi perubahan iklim itu,” kata Suzuki.