Sebagai salah satu warisan pusaka dunia, Candi Borobudur belakangan sering dijadikan panggung sejumlah acara musik bertaraf internasional. Mulai dari Mariah Carey hingga Westlife.
Oleh
Haris Firdaus/Regina Rukmorini
·6 menit baca
Sebagai salah satu warisan pusaka dunia, Candi Borobudur belakangan sering dijadikan panggung sejumlah acara musik bertaraf internasional. Mulai dari Mariah Carey hingga Westlife. Selain membuktikan kuatnya magnet Borobudur bagi para pesohor, kedatangan mereka juga menjadi promosi efektif di mata dunia.
Pada 7 November 2018, Mariah Carey mengunggah foto dirinya dengan latar belakang Candi Borobudur ke Instagram. Dalam foto itu, Carey tampak memandang kamera sambil tersenyum, sementara Candi Borobudur terlihat di kejauhan. Meski candi itu hanya terlihat kecil, foto tersebut menjadi promosi luar biasa bagi Borobudur karena jumlah pengikut akun Instagram Mariah Carey mencapai 8,6 juta orang.
Foto tersebut diunggah setelah Mariah Carey tampil dalam konser di kompleks Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, 6 November 2018. Sang diva mengungkapkan kegembiraannya bisa tampil di depan candi Buddha yang berasal dari abad ke-9 itu.
”Sungguh pengalaman luar biasa bisa tampil di depan Candi Borobudur yang indah. Terima kasih banyak untuk pertunjukan yang hebat, Indonesia”. Begitu unggahan status Mariah Carey dalam bahasa Inggris.
Foto Mariah Carey itu lalu ditanggapi ratusan ribu penggemar dan pengikut akun Instagram-nya. Saat dicek pada Selasa (5/11/2019), ada 121.735 orang yang membubuhkan like atau menyukai foto tersebut. Sementara jumlah komentar di foto tersebut mencapai 2.194 komentar.
Penampilan Mariah Carey di Candi Borobudur itu dalam rangka konser Borobudur Symphony yang diselenggarakan PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko bekerja sama dengan Rajawali Indonesia yang dikenal sebagai penyelenggara konser-konser besar di Tanah Air. Konser yang menampilkan Mariah Carey merupakan konser Borobudur Symphony yang pertama.
Pada 2019, Borobudur Symphony mengundang grup vokal asal Irlandia, Westlife, untuk tampil di kompleks Candi Borobudur. Pada 31 Agustus 2019, Westlife tampil dan sukses mengajak ribuan penggemarnya bernostalgia dengan lagu-lagu lama boyband yang populer awal dekade 2000-an itu.
Promosi
Candi Borobudur memang terkenal di dunia. Candi Buddha terbesar itu ditetapkan menjadi situs warisan dunia oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO).
Namun, promosi Candi Borobudur tampaknya masih perlu terus ditingkatkan, terutama di kalangan wisatawan mancanegara. Hal ini karena jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Candi Borobudur ternyata masih relatif sedikit jika dibandingkan dengan kompleks percandian Angkor Wat di Kamboja.
Pada 2018, misalnya, Angkor Wat dikunjungi 2,6 juta wisatawan mancanegara dari sejumlah negara di dunia. Sementara berdasarkan data PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Candi Borobudur pada 2018 hanya 308.784 orang. Kondisi itulah yang membuat promosi mengenai Candi Borobudur perlu terus dilakukan, termasuk dengan menggelar konser bertaraf internasional.
Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, Edy Setijono, mengatakan, konser Borobudur Symphony digelar untuk makin mengenalkan Candi Borobudur kepada publik internasional. Borobudur Symphony akan menjadi agenda rutin setiap tahun dan bakal menampilkan artis internasional ternama.
Kehadiran artis internasional sangat dibutuhkan untuk mempromosikan Candi Borobudur. Sebab, kehadiran pesohor mondial di Borobudur itu tentu akan diikuti pemberitaan di media massa ataupun pembicaraan di media sosial. Dengan begitu, secara tidak langsung, keberadaan Candi Borobudur akan ikut dipromosikan.
”Jika Candi Borobudur sebagai salah satu warisan dunia ini lebih dikenal, akan lebih banyak lagi efek positif yang bisa dirasakan bangsa Indonesia,” tutur Edy.
Pengalaman baru
Chief Executive Officer Rajawali Indonesia Anas Syahrul Alimi mengatakan, konser Borobudur Symphony merupakan bentuk promosi yang efektif untuk kian mengenalkan Candi Borobudur. Sebab, para artis yang diundang pasti akan ikut mempromosikan Candi Borobudur secara sukarela.
”Waktu Mariah Carey mem-posting Candi Borobudur di Instagram-nya, orang di seluruh dunia akan tahu. Dan, lucunya ternyata memang banyak orang yang belum tahu Candi Borobudur,” ujar Anas, Senin (28/10), di Yogyakarta.
Sebelum menggelar Borobudur Symphony, Rajawali Indonesia lebih dulu menggelar konser level internasional di Candi Prambanan yang ada di perbatasan Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, dan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Pada 2015, Rajawali Indonesia mulai menggelar konser Prambanan Jazz di kompleks Candi Prambanan. Hingga tahun ini, Prambanan Jazz sudah digelar lima kali. Selain itu, pada 5 Oktober 2019, Rajawali Indonesia juga menggelar konser Batik Music Festival di kompleks Candi Prambanan.
Anas menuturkan, pergelaran konser di Prambanan lebih mudah dibandingkan dengan di Candi Borobudur. Hal ini karena lokasi Candi Prambanan lebih strategis, misalnya dekat bandara dan hotel berbintang. Sementara Borobudur cukup jauh dari bandara dan tak banyak hotel berbintang di sekitarnya.
”Prambanan lebih bisa diterima karena dekat dengan bandara dan hotel bintang lima. Sementara kalau Borobudur, penonton butuh effort (usaha) lebih untuk datang ke sana karena jarak dari bandara kan jauh,” ungkap Anas.
Oleh karena itu, agar bisa berhasil, konser di Candi Borobudur harus mengundang artis ternama yang memiliki banyak penggemar fanatik. ”Jadi, artisnya harus besar sekalian dan kemudian menjadi daya tarik agar orang mau datang,” tutur Anas.
Menurut Anas, rumus itulah yang dia terapkan dalam penyelenggaraan konser Borobudur Symphony pada 2018 dan 2019. Hasilnya, konser tersebut berhasil menyedot penonton dalam jumlah besar. Konser Mariah Carey, misalnya, diperkirakan dihadiri sekitar 10.000 penonton dan sekitar 35 persen di antaranya berasal dari luar negeri. Sementara konser Westlife dihadiri sekitar 12.000 penonton dan 15 persennya berasal dari negara lain.
Anas meyakini, ke depan, konser musik di Candi Borobudur akan lebih mudah digelar. Sebab, pemerintah telah membangun Bandara Internasional Yogyakarta (BIY) di Kabupaten Kulon Progo, DIY, yang berjarak tak terlalu jauh dengan Borobudur. Apalagi, pemerintah juga berencana membangun jalur Bedah Menoreh untuk mempercepat perjalanan dari BIY ke Borobudur.
Potensi lokal
Selain Borobudur Symphony, ada konser musik lain yang juga digelar di kawasan Borobudur, yakni Balkonjazz Festival. Pada 14 September lalu, Balkonjazz Festival pertama kali digelar di Balai Ekonomi Desa (Balkondes) Tuksongo, Kecamatan Borobudur, dengan menghadirkan sejumlah artis, semisal Yura Yunita, Rio Febrian, Payung Teduh, dan Dialog Dini Hari.
Balkonjazz Festival digelar untuk mempromosikan balkondes-balkondes di Borobudur dan mengangkat potensi desa di wilayah tersebut. Acara musik itu digelar oleh PT Manajemen CBT Nusantara, lembaga yang dibentuk Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mendampingi balkondes di Borobudur.
”Balkonjazz bukan pertunjukan musik biasa. Ini adalah ajang yang merupakan perpaduan antara musik, potensi desa, dan budaya lokal,” ujar Direktur PT Manajemen CBT Nusantara Jatmika Budi Santoso.
Selama penyelenggaraan Balkonjazz Festival, masyarakat setempat difasilitasi untuk berjualan makanan dan aneka produk lokal. Dengan begitu, Balkonjazz Festival tak hanya menjadi ajang promosi balkondes, tetapi juga menjadi berkah bagi warga setempat.
Lewat konser musik, Borobudur diharapkan semakin mendunia dan kian memikat pelancong mancanegara. Hal itu akan mempercepat pencapaian target pemerintah menjadikan pariwisata penyumbang devisa terbesar negara.