Tottenham Hotspur memecat manajer Mauricio Pochettino pada Rabu (20/11/2019) setelah rangkaian hasil buruk yang dialami tim asal London tersebut di awal musim ini.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·3 menit baca
LONDON, RABU — Tottenham Hotspur memecat manajer Mauricio Pochettino pada Rabu (20/11/2019) setelah rangkaian hasil buruk yang dialami tim asal London tersebut di awal musim ini. Padahal, manajer asal Argentina tersebut telah melakukan banyak perubahan dengan dana yang terbatas.
Datang pada 27 Mei 2014 dari Southampton, Pochettino langsung memberikan efek instan dengan mengantar Spurs masuk ke final Piala Liga Inggris. Setahun kemudian, ia mengubah Spurs menjadi tim langganan empat besar.
Puncak prestasi Spurs di bawah Pochettino terjadi pada musim 2018/2019 ketika berhasil masuk final Liga Champions. Mereka mampu mengalahkan Borussia Dortmund, Manchester City, dan Ajax Amsterdam. Padahal, di awal musim tersebut, Pochettino tidak mendatangkan pemain baru.
Selama melatih Spurs, Pochettino hanya melakukan sekali aktivitas transfer dengan dana di atas 100 juta euro (Rp 1,5 triliun), yakni pada musim 2017/2018. Selebihnya, ia hanya mengandalkan pemain akademi dan pemain muda berbakat yang didapatkan dengan harga murah.
Penyebabnya, Spurs mengalami kendala keuangan karena digunakan untuk membangun stadion baru yang nilainya mencapai Rp 18 triliun.
Selain bekerja dengan dana transfer yang terbatas, Pochettino juga tidak dapat mengambil keputusan dalam menentukan pemain yang akan ia rekrut. Di awal musim ini, Pochettino pun sempat kesal dengan kebijakan transfer yang ditentukan Chairman Spurs Daniel Levy. Ia menganggap dirinya bukan lagi sebagai manajer, melainkan hanya seorang pelatih.
Rasa kesal Pochettino semakin besar ketika tiga pemain andalannya, Christian Eriksen, Toby Alderweireld, dan Jan Vertonghen, tak kunjung mendapatkan kontrak baru. Ketidakharmonisan Pochettino dengan Spurs pun berdampak pada penampilan timnya di lapangan.
Dari 12 pertandingan yang sudah dilakoni di Liga Inggris, Spurs baru memperoleh tiga kemenangan dan terdampar di peringkat ke-14. Mereka juga dihancurkan oleh Bayern Muenchen dengan skor 2-7 di Liga Champions dan disingkirkan oleh tim kasta keempat, Colchester United, di Piala Liga Inggris.
Hasil buruk tersebut membuat Levy mengambil kebijakan untuk memecat Pochettino. ”Hasil (pertandingan) domestik di akhir musim lalu dan awal musim ini sangat mengecewakan sehingga dewan membuat keputusan sulit ini. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepadanya dan staf pelatih,” kata Levy.
Selain Pochettino, Spurs juga memecat Asisten Pelatih Jesus Perez dan staf pelatih lainnya, Miguel D’Agostino dan Antoni Jimenez. Keputusan ini sangat mengejutkan mengingat mereka telah berhasil mendidik pemain muda seperti Harry Kane, Dele Alli, dan Eriksen menjadi seorang pemain besar.
Melalui akun media sosial, Alli mengucapkan terima kasih kepada Pochettino atas segala yang pernah ia lakukan untuk membesarkan namanya. ”Dia mengajari saya dan saya sangat berterima kasih atas semua yang telah ia lakukan untuk saya. Semoga beruntung dan berharap bisa bertemu lagi denganmu, temanku,” ujar Alli.
Pochettino tercatat sebagai manajer terlama Spurs sejak Keith Burkinshaw menduduki jabatan tersebut pada 1976-1984. Hingga Selasa (19/11/2019), Pochettino adalah manajer terlama Liga Inggris ketiga di bawah Eddie Howe di Bournemouth dan Sean Dyche di Burnley.
Mantan penyerang Spurs dan Inggris, Gary Lineker, berpandangan, Pochettino telah melakukan pekerjaan besar selama bertahun-tahun. Hal serupa juga diungkapkan mantan pemain Spurs lainnya, Jermaine Jenas. Ia menyayangkan keputusan Levy yang memecat Pochettino. ”Seharusnya mendukungnya, tidak memecatnya,” ujar Jenas.
Kandidat pengganti
Setelah Pochettino dipecat Spurs, beberapa manajer terkenal telah dikaitkan sebagai pengganti. Mantan manajer Manchester United dan Chelsea, Jose Mourinho, menjadi kandidat terkuat untuk mengisi jabatan tersebut.
Mourinho dan Spurs dikabarkan telah melakukan pembicaraan yang berada pada tahap lanjut. Kedua belah pihak diyakini akan memperoleh kesepakatan dalam waktu dekat.
Akan tetapi, Mourinho dipandang tidak cocok untuk melatih Spurs. Sejak meninggalkan Porto ke Chelsea pada 2004, Mourinho selalu bekerja di klub dengan anggaran transfer yang besar.
Selain Mourinho, manajer asal Italia, Carlo Ancelotti dan Massimiliano Allegri, juga dikaitkan dengan jabatan tersebut. Keduanya saat ini sedang menganggur. (REUTERS/AP/AFP)