Pelaku UMKM berkontribusi mendorong transaksi nontunai lewat pemanfaatan teknologi digital.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Pemasaran secara digital mampu menjawab kesulitan yang dialami pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM dalam memasarkan produk. Selain memperluas pemasaran, pelaku UMKM juga berkontribusi mendorong transaksi nontunai lewat pemanfaatan teknologi digital.
Hal tersebut dikatakan oleh Pelaksana Tugas Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Lampung Agus Nompitu dalam kegiatan Forum Pedagang Baik, Rabu (20/11/2019), di Bandar Lampung. Kegiatan yang digagas Gopay ini dihadiri sekitar 130 pelaku UMKM yang telah menjadi rekan usaha Gopay.
”Di era digital seperti sekarang ini, penggunaan uang elektronik tidak bisa dibendung lagi karena terbukti lebih efisien. Kalau UMKM hanya mengandalkan penjualan offline, justru usahanya lama-kelamaan akan off,” kata Agus.
Kalau UMKM hanya mengandalkan penjualan offline, justru usahanya lama-kelamaan akan off.
Untuk itu, dia mendorong agar UMKM di Lampung segera beradaptasi dengan memanfaatkan aplikasi digital untuk promosi dan transaksi. Penjualan secara daring tentu bakal memperluas pasar UMKM karena mampu mempertemukan pelaku usaha dengan pembeli di mana pun berada. Dengan memanfaatkan teknologi digital, pelaku UMKM secara tidak langsung juga berkontribusi mendorong peningkatan transaksi nontunai yang tengah digalakkan pemerintah.
Agus menambahkan, kegiatan Forum Pedagang Baik yang digagas Gopay ini sejalan dengan upaya pemerintah Lampung dalam memberdayakan pelaku sektor UMKM. Dengan makin berkembangnya UMKM, sektor ini diharapkan mampu berkontribusi lebih besar dalam memacu perekonomian di Lampung.
Regional Head Sumatra Gopay M Kurnia Adiputra mengatakan, Gopay telah menggandeng lebih dari 16.000 rekan usaha di Lampung yang mayoritas pelaku UMKM. Saat itu, tercatat ada 70.000 transaksi Gopay setiap bulan. Jumlah itu meningkat 36 kali lipat dalam satu tahun terakhir sejak Gopay diluncurkan di Lampung pada 2018.
Untuk meningkatkan kapasitas pelaku UMKM, pihaknya menggagas Forum Pedagang Baik. Forum itu menjadi wadah pelatihan bagi pelaku UMKM yang menjadi rekan usaha Gopay.
”Kami sangat memahami pentingnya pendampingan langsung serta wadah yang guyub bagi para pelaku UMKM untuk belajar. Mengenalkan metode transaksi nontunai saja tidak cukup, tapi harus diiringi dengan pemahaman mendalam mengenai teknologi digital agar dapat dimanfaatkan untuk memaksimalkan potensi bisnis mereka,” papar Kurnia.
Elyanis (50), salah satu pedagang pempek di Lampung, menuturkan, pemasaran daring terbukti mampu membantu memasarkan produknya. Meski hanya berjualan dari dapur rumahnya di Desa Fajar Baru, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan, dia mampu melayani penjualan 20-30 porsi pempek per hari secara daring.
Ibu rumah tangga yang baru membuka usaha enam bulan terakhir ini juga mengaku tidak perlu repot merekap hasil penjualannya setiap hari. Dengan adanya Gopay, dia bisa langsung menerima laporan keuangan melalui gawai.
”Awalnya memang sempat gaptek (gagap teknologi), tapi dibantu anak-anak saya. Sekarang sudah terbiasa menerima pesanan online,” ujarnya di sela-sela pelatihan.