“Jiwa Raga, Indonesia.” Kalimat itu terus diucapkan taekwondoin Indonesia untuk memompa semangat saat berlatih di GOR POPKI Cibubur, Jakarta Timur, dimulai oleh atlet senior, diikuti oleh atlet yang lebih muda.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·5 menit baca
Taekwondoin kyorugi senior seperti Mariska Halinda dan Ibrahim Zarman di kategori putra masih menjadi andalan tim nasional taekwondo Indonesia untuk meraih medali emas di SEA Games 2019 Filipina.
Melihat prestasi Mariska meraih medali emas pada dua SEA Games sebelumnya, harapan tinggi pun diletakkan pada pundaknya. Ia dipandang memiliki peluang lebih besar dibandingkan dengan taekwondoin poomsae Defia Rosmaniar yang meraih medali emas Asian Games 2018. Alasannya, penilaian di kategori kyorugi atau pertarungan lebih obyektif daripada kategori poomsae atau jurus.
Pelatih nasional poomsae Maulana Haidir menjelaskan, Defia diturunkan pada nomor tim tidak pada nomor perorangan untuk mengamankan nama baiknya setelah mendapat medali emas Asian Games. ”Poomsae penilaiannya subyektif, berbeda dengan kyorugi yang penilaiannya dapat dilihat,” ujar mantan atlet poomsae putra Indonesia tersebut.
Di nomor tunggal, tanggung jawab ini dipercayakan pada atlet muda, I Kadek Dwi Payana (21). Menurut Maulana, Kadek adalah atlet muda berbakat yang diharapkan menyumbangkan medali bersama Defia yang di nomor pasangan. Namun, ia tidak membebani mereka medali emas.
Hal itu dilakukan setelah belajar dari pengalaman pada SEA Games sebelumnya. Maulana yang turun di nomor tunggal selalu gagal meraih emas. Prestasi tertingginya hanya merebut medali perak. Dalam dua SEA Games terakhir, medali emas selalu direbut atlet tuan rumah.
Medali emas poomsae putra SEA Games 2017 diraih taekwondoin Malaysia, Chew Wei Yan. Situasi serupa terjadi pada SEA Games 2015. Maulana hanya memperoleh medali perak karena medali emas diraih atlet Singapura, Kang Rui Jie.
Meskipun tidak dibebani medali emas, Kadek optimistis nomor poomsae dapat meraih prestasi tertinggi karena telah bersiap dengan sungguh-sungguh. Satu-satunya teknik yang masih ia perbaiki adalah keseimbangan. Menurut Kadek, ia menguasai teknik lainnya dengan baik dan telah ia tunjukkan dengan meraih medali emas pada Pra-PON 2020 September lalu di Tangerang.
Melihat situasi di kategori poomsae, harapan besar untuk meraih medali emas ada di kategori kyorugi. Apalagi, Indonesia memiliki Mariska yang berhasil merebut medali emas pada SEA Games 2015 dan 2017. Di kategori putra, Indonesia pumya dua petarung senior, yakni Ibrahim yang berhasil merebut medali emas SEA Games 2017 dan Reinaldy Atmanegara, peraih emas pada SEA Games 2015.
Mariska yang mendapat kepercayaan besar untuk memperoleh medali emas mengakui mempertahankan prestasi bukanlah pekerjaan mudah. Bahkan, usaha tersebut bisa lebih berat dibandingkan dengan ketika pertama kali merebut medali emas.
Adapun bagi Reinaldy, SEA Games 2019 ini dapat menjadi penebus kegagalannya pada 2017 yang hanya memperoleh perunggu. Ia mengaku, persiapan kali ini lebih matang daripada dua tahun lalu.
Pelatih nasional kyorugi Andi Cahyadi mengaku siap dengan tantangan untuk meraih medali emas pada SEA Games 2019. Persiapan dilakukan dengan matang, mulai dari latihan fisik, teknik, taktik, simulasi, dan latih tanding sejak Januari 2019. Selain itu, beberapa atlet juga berlatih di Korea Selatan pada 24 Oktober-14 November.
Andi mempercayakan target tersebut pada taekwondoin senior. Adapun empat taekwondoin yunior yang akan turun dibutuhkan sebagai bagian dari proses regenerasi. Keempatnya adalah M Bassam Raihan, Aqila Aulia R, Ni Kadek Heni, dan Rizky Anugrah P.
Meskipun tidak dibebani medali emas, para taekwondoin yunior itu dipandang memiliki prospek yang cerah. Mereka berhasil meraih medali emas pada Pra PON 2019.
Pelatih kyorugi asal Korea Selatan, Lee Sun-jae, yakin dengan kemampuan taekwondoin Indonesia. Ia mengakui, taekwondo Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dibandingkan dengan pertama kali ia datang pada 2015.
”Saat pertama kali datang, kemampuan dasar taekwondoin Indonesia seperti tendangan, penguasaan, dan manajemen lapangan masih kurang. Sekarang, sudah bagus,” ujar Lee. Menurut Lee, kekuatan taekwondo Indonesia seimbang dengan Thailand, Filipina, dan Vietnam. Ia optimistis Indonesia dapat meraih medali emas, terutama melalui kemampuan Mariska.
Optimisme
Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) berani memasang target tinggi pada SEA Games 2019. Mereka bertekad meraih tiga medali emas meski hanya ditargetkan oleh pemerintah agar merebut dua medali emas seperti dua SEA Games sebelumnya. Di Singapura 2015 dan Malaysia 2017, PBTI berhasil mencapai target tersebut.
Ketua Umum PBTI Thamrin Marzuki meyakini tim taekwondo Indonesia mampu memperoleh tiga medali emas. Keyakinannya semakin kuat setelah atlet taekwondo Indonesia berhasil meraih tiga medali emas pada kejuaraan 2nd Asian Open Taekwondo Championship” di Ho Chi Minh City, Vietnam, Agustus lalu. Ajang ini digunakan sebagai bagian dari persiapan SEA Games 2019.
Ia mempercayai kekuatan petarung Indonesia, seperti Mariska dan Ibrahim, untuk merebut medali emas. Menurut Thamrin, peluang untuk meraih medali emas di kategori kyorugi sangat besar karena pada masa persiapan tim pelatih telah berhasil memperbaiki kelemahan yang selama ini kerap dialami taekwondoin Indonesia, yakni masalah fisik.
Sementara itu, satu medali emas di kategori poomsae ia percayakan pada Kadek di nomor perorangan dan Defia yang turun di nomor beregu serta pasangan. Meskipun peluang itu menipis karena sistem penghitungan nilai poomsae yang subyektif, ia yakin Indonesia dapat merebut satu medali emas dari kategori ini.
Pelatih poomsae Shin Seung-jung juga percaya Defia akan bisa membuktikan kemampuannya di Filipina. Ia telah menganalisis kekuatan lawan dan taekwondoin tuan rumah Filipina dinilai sebagai lawan terberat.
Selain tuan rumah, ia juga mewaspadai kekuatan atlet Vietnam dan Thailand. Menurut Shin, perkembangan taekwondo di Asia Tenggara lebih pesat daripada negara Asia lainnya. Alhasil, untuk menjadi juara di SEA Games cukup berat.
Namun, ia tetap yakin dua medali emas yang ditargetkan oleh pemerintah akan dapat diraih taekwondoin Indonesia. ”Kami bagi dua target tersebut untuk poomsae dan kyorugi. Kami percaya, masing-masing atlet dan pelatih telah bersiap dengan maksimal,” ujarnya.