Pastikan Keamanan, Semua Bangunan Sekolah di Jateng Diperiksa
›
Pastikan Keamanan, Semua...
Iklan
Pastikan Keamanan, Semua Bangunan Sekolah di Jateng Diperiksa
Menyusul ambruknya aula SMKN 1 Miri, Sragen, Jawa Tengah, akibat hujan lebat disertai angin kencang, Rabu (20/11/2019), Pemprov Jateng akan memeriksa fisik gedung SD, SMP, dan SMA/SMK untuk memastikan keamanan.
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·3 menit baca
SRAGEN, KOMPAS — Menyusul ambruknya aula SMKN 1 Miri, Sragen, Jawa Tengah, akibat hujan lebat disertai angin kencang, Rabu (20/11/2019), Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan memeriksa gedung SD, SMP, dan SMA/SMK. Hal ini untuk memastikan keamanan gedung sekolah menghadapi musim hujan.
Berdasarkan pantauan Kompas, Kamis (21/11/2019), puluhan sukarelawan penanggulangan bencana dan personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sragen bergotong royong membersihkan puing-puing aula SMKN 1 Miri. Genteng-genteng yang pecah, tiang-tiang kayu, dan rangka atap dipinggirkan.
Aula yang berbentuk pendapa limasan terbuka itu berada di area belakang sekolah. Aula itu bersebelahan dengan areal persawahan yang luas. Selain para sukarelawan, sebelum kegiatan belajar-mengajar dimulai, siswa-siswi SMKN 1 Miri juga bekerja bakti membersihkan dahan-dahan pohon yang patah dan daun-daun yang berserakan di halaman sekolah.
Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengatakan, robohnya aula SMKN 1 Miri murni karena faktor alam akibat angin kencang diiringi hujan lebat. Selain aula SMKN 1 Miri, rumah-rumah warga dan sebuah tempat wisata air di Gemolong juga rusak.
”Ini bukan karena kualitas bangunan (aula) yang buruk, melainkan karena faktor alam,” katanya saat meninjau kondisi aula SMKN 1 Miri, Kamis (21/11/2019).
Yuni mengatakan, Pemkab Sragen akan menanggung biaya pengobatan semua siswa yang dirawat di rumah sakit. Saat ini, masih ada 13 siswa dirawat inap di rumah sakit di Sragen dan Solo. Sementara itu, sembilan siswa lain telah pulang dari rumah sakit.
Pemkab Sragen akan menanggung biaya pengobatan semua siswa yang dirawat di rumah sakit.
Untuk memastikan keamanan bangunan sekolah yang lain, Yuni mengatakan, Pemkab Sragen mulai memeriksa gedung SD dan SMP. Ada beberapa bangunan sekolah berusia lebih dari 10 tahun. Pemerintah Provinsi Jateng sesuai kewenangannya akan memeriksa bangunan SMA dan SMK.
”Kemarin Pak Gubernur sudah memberikan instruksi menyisir seluruh SMA/SMK untuk didata dan dinilai kualitas bangunannya. Kalau kami, Pemerintah Kabupaten, SD dan SMP itu sudah kami lakukan dan sedang dalam tahapan pemeriksaan,” katanya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah Jumeri mengatakan, untuk mengantisipasi agar kejadian serupa tidak terulang di sekolah lain, pihaknya akan mengecek kondisi bangunan seluruh sekolah di Jawa Tengah. Meskipun robohnya aula SMKN 1 Miri akibat hujan lebat dan angin kencang, harus tetap dipastikan bangunan setiap sekolah layak dan aman bagi para peserta didik. Apalagi, sebelumnya terjadi peristiwa ambruknya atap SDN Gentong di Pasuruan, Jawa Timur.
”Kami tidak menutup mata bahwa banyak sekolah punya bangunan yang mungkin waktu itu karena ruangan terbatas sehingga membangunnya agak seadanya,” katanya.
Jumeri mengatakan akan menugasi Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah di setiap daerah untuk mendatangi langsung sekolah-sekolah. Kepala sekolah juga diminta mengecek ulang dan melaporkan kondisi bangunan di setiap sekolah.
”Kepala sekolah bertugas melaporkan kondisi bangunan sekolahnya. Kalau kira-kira ada yang kritis harus dilaporkan. Kami akan memeriksa secara teknis, apakah kondisi bangunan itu layak dipakai,” ujarnya.
Kepala BPBD Jawa Tengah Sudaryanto mengatakan, pada masa pancaroba, selalu terjadi angin besar disertai hujan lebat. Di Jateng, angin besar dan hujan lebat melanda 10 kabupaten sehingga mengakibatkan 3.200 rumah rusak. Untuk itu, warga diimbau meningkatkan kewaspadaan.
”Pancaroba selalu ada angin besar. Kalau ada pohon-pohon rimbun di dekat rumah, dipangkas sehingga kalau kena angin tidak roboh,” katanya.