Dua Kali Diusir dari Hotel, Mental Bertanding Atlet Terganggu
›
Dua Kali Diusir dari Hotel,...
Iklan
Dua Kali Diusir dari Hotel, Mental Bertanding Atlet Terganggu
Mental bertanding dan suasana hati para atlet sofbol putri Indonesia terganggung karena dua kali diusir dari hotel tempat mereka menginap selama pelatnas. Hal ini kontrapoduktif, karena SEA Games tinggal sepekan lagi.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Sekitar sepekan sebelum pembukaan SEA Games 2019 di Filipina, timnas sofbal putri justru mengalami pengalaman tak menyenangkan. Mereka dua kali diminta keluar dari Hotel Atlet Century, Jakarta, tempat mereka meningap, karena biaya akomodasi belum dibayar. Insiden itu membuat para atlet terpukul sehingga kehilangan gairah berlatih.
Pemain tengah timnas sofbol putri Yuka Ramadina ditemui di Jakarta, Kamis (21/11/2019), mengatakan, atlet dan pelatih timnas sofbol pertama kali coba diminta keluar dari Hotel Atlet Century pada Kamis (14/11). Ketika itu, salah satu pemain Lidya Annakrey ingin makan siang sekitar pukul 12.00 setelah melakukan latihan pagi dari pukul 08.00-10.30.
Namun, ada petugas hotel yang bilang bahwa timnas sofbol putri sudah tidak boleh makan lagi karena mereka sudah harus meninggalkan hotel. ”Kata pihak hotel, kami cuma dibayar untuk menginap selama sepekan di sana. Sebelumnya, kami tidak pernah tahu ada perjanjian seperti itu. Kami hanya fokus untuk istirahat dan latihan saja,” ujar Yuka.
Setelah kejadian itu, sejumlah pihak coba melobi pihak Hotel Atlet Century sehingga tim bisa tetap menginap di sana. Namun, mereka harus pindah kamar dari lantai empat ke sejumlah lantai lain yang lebih atas. Kamar yang sebelumnya mereka tempati, diisi oleh sejumlah tim marching band. Mereka baru bisa kembali ke kamar semula pada Selasa (19/11/2019) lalu.
Akan tetapi, mereka kembali coba diminta keluar dari Hotel Century pada Rabu (20/11) malam. Hal itu diberitahukan ketika mereka akan bersiap melakukan pertandingan uji coba di Lapangan Sofbol Senayan, Jakarta. ”Kami benar-benar galau pas diminta keluar kali itu. Sebab, kejadiannya sudah malam hari. Repot sekali pindah malam-malam,” kata Yuka.
Yuka menuturkan, rentetan kejadian itu benar-benar membuat tim terpukul. Mereka merasa tidak diperhatikan. Apalagi sejak memulai sentralisasi di Jakarta pada September, mereka tidak pernah digaji dan mendapatkan bantuan peralatan latihan kecuali bola baru sebanyak enam lusin. ”Mood kami benar-benar kacau karena kejadian itu. Akhirnya, kami batalkan sparing pada Rabu malam dan latihan Kamis pagi ini,” tuturnya.
Menghambat persiapan
Pelatih kepala timnas sofbol putri Michael Trisnadi mengutarakan, peristiwa itu benar-benar menghambat persiapan tim yang akan bertanding di SEA Games 2019 sekitar sepekan lagi. Apalagi saat ini, tim masuk persiapan mental bertanding.
”Kondisi ini justru merusak mood mereka. Secara tidak langsung, ini menganggu sekali ke mental bertanding mereka. Sekarang, persiapan mental itu paling penting. Sebab, latihan teknik dan fisik sudah tidak mungkin lagi ditingkatkan jelang pertandingan yang sudah tak lama lagi,” ujar Michael.
Secara keseluruhan, Michael menyampaikan, tim butuh sekali dukungan penuh dari para pengurus inti PB Perbasasi. Selain memperhatikan akomodasi, mereka butuh sekali uang saku dan peralatan bertanding. Atlet maupun pelatih tidak digaji sejak melakukan sentralisasi latihan di Jakarta pada September. Lebih jauh dari itu, mereka tidak digaji sejak seleknas dilakukan pada Februari lalu.
”Padahal, sepanjang Februari hingga sekarang, atlet dan pelatih sudah melakukan tugas pelatnas. Setidaknya, kami mengikuti Piala Asia Sofbal 2019 pada Mei lalu dan mengikuti Kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 pada September kemarin. Selama itu, kami tidak mendapatkan gaji dan juga dukungan peralatan baru,” kata Michael.
Peralatan bertanding menjadi salah satu hal paling krusial sekarang. Tim hanya memiliki sekitar 5-6 alat pemukul. Kondisinya juga sudah tergolong tua, yakni lebih satu tahun karena dipakai sejak Asian Games 2018 lalu. Alat pemukul tua itu sudah haus dan rawan patah. Kondisinya sudah tidak optimal untuk pertandingan.
”Kalau tidak bisa menyediakan alat pemukul baru untuk setiap atlet, setidaknya ada 5-6 alat pemukul baru untuk tim ini bertanding nanti. Selain itu, yang juga penting, perlu ada dukungan sepatu baru agar cengkeraman langkah kaki atlet lebih baik ketika melakukan akselerasi dalam pertandingan,” ujar Michael.
Belum MoU
Wakil Ketua Umum PB Perbasasi Leo Agus menyampaikan, semua itu memang salah pengurus cabang. Mereka belum melakukan kesepakatan ataupun MoU dengan Kemenpora untuk mendapatkan anggaran bantuan pelatnas. Akibatnya, mereka belum punya uang untuk membayar penuh biaya akomodasi di Hotel Atlet Century. ”Di sisi lain, sekarang, pihak Century minta semuanya bayar di muka. Kalau dulu, kita bisa masuk dulu dan nanti dibayar semua ketika keluar,” ujarnya.
Leo mengatakan, situasi itu juga tidak lepas dari kepastian nomor perlombaan yang bisa diikuti pada SEA Games 2019. Sejak awal, pihaknya mengusulkan ikut nomor perlombaan bisbol putra, sofbol putri, dan sofbol putra. Namun, kepastian ikut baru didapat untuk bisbol putra pada Oktober dan sofbol putri pada September. Adapun sofbol putra baru dapat kepastian ikut pada November ini.
”Karena kepastian sofbol putra baru didapat akhir-akhir ini, kami harus merevisi lagi proposal usulan anggaran bantuan pelatnas itu. Sebab, semua nomor itu satu kesatuan pembiayaan, tidak mungkin dipecah-pecah,” kata Leo.
Pembahasan MoU antara PB Perbasasi dan Kemenpora baru mulai berjalan pada Kamis kemarin, dan diprediksi terjadi kesepakatan pada Jumat (22/11/2019) ini. ”Mereka sering tertunda-tunda MoU juga karena ada sejumlah masalah laporan keuangan dalam penggunaan anggaran bantuan pelatnas tahun lalu,” tegas Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto.
Gatot menambahkan, ke depan, pihaknya akan berkoordinasi lebih baik dengan sejumlah hotel terkait. ”Paling tidak, kalau ada masalah serupa di kemudian hari, pihak hotel berkomunikasi dulu dengan Kemenpora. Mau tidak mau, mereka itu kan atlet nasional. Jadi, memang tidak pantas juga diusir dari hotel,” pungkas Gatot.