Final Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis 2019 yang digelar di GOR PB Djarum, Jati, Kabupaten Kudus, Jateng, Rabu-Jumat, 20-22 November, berlangsung ketat. Hingga hari kedua, Kamis, tim penilai mencari yang terbaik.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
KUDUS, KOMPAS — Final Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis 2019 yang digelar di GOR PB Djarum, Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Rabu-Jumat, 20-22 November 2019, berlangsung ketat. Hingga hari kedua, Kamis (21/11/2019), tim penilai terus mencari peserta yang memiliki keistimewaan pada sejumlah aspek.
Final audisi umum diikuti 133 peserta, untuk kategori U-11 putra-putri dan U-13 putra-putri. Pada hari pertama, tidak ada peserta yang dieliminasi. Sementara pada hari kedua, sesi pertama, tersaring 87 peserta. Kemudian, pada sesi kedua, tersaring 71 peserta. Seleksi terakhir digelar Jumat.
Manajer PB Djarum Fung Permadi, Kamis malam, mengatakan, pihaknya kesulitan menyeleksi karena kemampuan peserta cukup merata. Hal itu juga yang membuat ditiadakannya eliminasi pada hari pertama. Menurut dia, penentuan peserta yang lolos pun alot.
”Kami sudah mendapatkan para peserta yang menguasai teknik dasar, karena itu kami mencari peserta dengan keistimewaan pada aspek tertentu. Misalnya, pukulan yang mengejutkan atau pukulan smes tajam. Juga, dalam pengaturan permainan lapangan serta daya juang,” tutur Fung.
Menurut Fung, tujuan pencarian keistimewaan dari peserta adalah agar memudahkan PB Djarum ke depan dalam memoles atlet dengan berbagai kelebihannya. Dengan demikian, pengembangan untuk menjadi pebulu tangkis kelas dunia pun dapat berjalan lebih mudah.
Fung menambahkan, hingga hari kedua, pihaknya belum melakukan penyaringan detail terhadap peserta final audisi. Karena itu, pada hari terakhir final, Jumat, tim penilai akan memanfaatkan waktu seoptimal mungkin dalam melihat berbagai potensi pada diri peserta.
Anggota tim penilai pada Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis 2019 sekaligus Pelatih PB Djarum, Ellen Angelina, menuturkan, hingga hari kedua, peserta pada kategori U-11 putri memiliki kelebihan merata. Mereka memiliki daya juang tinggi serta penguasaan lapangan yang baik. Hal itu pun menyulitkan tim penilai.
”Pada dasarnya, yang kami cari ialah mereka yang memiliki teknik dan dasar baik serta kemampuan penguasaan lapangan. Dari situ, akan muncul karakter, termasuk kengototan atau tidak mau kalah. Di final audisi kali ini, banyak peserta yang menunjukkan hal itu,” tutur mantan pebulu tangkis nasional itu.
Salah satu peserta yang lolos hingga tahap terakhir final audisi ialah David Antolient (11), asal Kota Tegal. Menurut dia, para pesaingnya di final menunjukkan kemampuan baik. Namun, dengan peningkatan fisik dan mental pada hari ketiga, ia yakin bakal lolos ke tahap karantina.
Peserta lainnya yang lolos hingga tahap terakhir ialah Harits Abdurrahman (12), asal Kota Surabaya, Jawa Timur. ”Ini ketiga kalinya saya ikut audisi. Sebelumnya selalu gagal. Semoga besok bisa bermain baik lagi. Saya yakin bisa walau yang lain juga mainnya bagus-bagus,” kata Harits.
Sejak hari pertama, Final Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis diikuti 33 peserta, untuk kategori U-11 putra-putri dan U-13 putra-putri. Mereka merupakan penjaringan dari audisi di Bandung, Purwokerto, Surabaya, Solo Raya, dan Kudus.