BANGKOK, KAMIS— Di hadapan umat Katolik yang memadati Stadion Nasional Bangkok, Kamis (21/11/2019), Paus Fransiskus mendesak semua pihak untuk mengambil lebih banyak upaya untuk memerangi penghinaan pada perempuan dan anak-anak, terutama mereka yang dipaksa menjadi pelacur dan menjadi korban jaringan perdagangan manusia. Paus dalam kunjungan ke Thailand—negara yang juga dikenal dengan pariwisata seksnya—dengan lugas mengatakan, kekerasan, pelecehan, dan perbudakan terhadap mereka adalah kejahatan yang harus dihentikan.
Sebelumnya, dalam pidato yang disampaikan di Kantor Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha, Paus memuji upaya Pemerintah Thailand dalam memerangi perdagangan manusia. Ia juga mengimbau, perlu ada komitmen internasional yang lebih besar untuk melindungi hak-hak perempuan dan anak-anak yang dilanggar, dieksploitasi, dijebak dalam perbudakan, serta mengalami kekerasan dan pelecehan seksual.
”Masa depan rakyat kita sebagian besar terkait dengan cara bagaimana kita memastikan masa depan yang bermartabat bagi mereka,” kata Paus.
Isu perdagangan manusia dan prostitusi bukanlah isu baru di Thailand. Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan, Thailand adalah tujuan utama perdagangan manusia serta sumber kerja paksa dan perbudakan seksual komersial.
Badan narkoba dan kejahatan Amerika Serikat dalam laporan musim panas ini mengatakan, pada periode 2014-2017, perdagangan manusia dengan tujuan eksploitasi seksual menyumbang 79 persen dari semua kasus perdagangan manusia di Thailand. Pemerintah Thailand juga memiliki data yang menyebutkan, dari 1.248 korban yang terdeteksi, 70 persen adalah gadis di bawah umur.
AS mengatakan bahwa pariwisata seks adalah faktor yang mendorong maraknya perdagangan manusia. Mereka ditipu dan dijebak, antara lain melalui jeratan utang, sehingga jatuh ke dalam jejaring pelacuran. Departemen Luar Negeri AS menyalahkan Thailand karena gagal menindak pelaku perdagangan manusia yang mendorong gadis-gadis muda Thailand ke dalam pornografi dan eksploitasi seksual.
Upaya Thailand
Meski demikian, Pemerintah Thailand bersikukuh, mereka telah meraih kemajuan signifikan dalam upaya memerangi perdagangan manusia. PM Prayuth Chan-ocha menekankan, Thailand telah membuat langkah besar dalam mempromosikan hak asasi manusia.
”Kami telah berupaya untuk memperkuat institusi keluarga dan memastikan kesempatan yang sama bagi semua kelompok dalam masyarakat, terutama perempuan dan anak-anak,” kata Prayuth Chan-ocha kepada Paus.
Di sisi lain, Paus Fransiskus berterima kasih kepada Thailand atas peran menyambut migran dari semua wilayah yang tertarik ke Thailand. Namun, Paus mengatakan, semua negara harus berbuat lebih banyak untuk menyelesaikan konflik yang memicu migrasi.