Sebanyak 242 mobil kuno berusia minimal 40 tahun akan mewarnai jalanan Kota Malang-Batu. Ratusan mobil antik itu berpawai dan menggaungkan nuansa kesejarahan di Malang Raya pada 23-24 November 2019.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Sebanyak 242 mobil kuno berusia minimal 40 tahun akan mewarnai jalanan Kota Malang-Batu pada 23-24 November 2019. Ratusan mobil antik tersebut ikut dalam pawai yang menggaungkan nuansa kesejarahan di Malang Raya.
Kegiatan touring mobil antik di sepanjang Kota Malang-Batu tersebut merupakan rangkaian acara peringatan hari ulang tahun ke-40 Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia (PPMKI). Kegiatan itu akan diikuti 242 mobil dan sekitar 700 peserta dari seluruh Indonesia.
”Kota Malang dipilih karena posisinya di tengah-tengah sehingga memudahkan peserta dari Jawa bagian barat dan Bali. Malang juga merupakan kota bersejarah dan banyak wisatanya,” kata Ketua PPMKI Ronny Arifudin, Jumat (22/11/2019), dalam siaran persnya di Balai Kota Malang.
Menurut Ronny, selain berkeliling sepanjang jalanan kota, ratusan mobil itu akan mengunjungi beberapa tempat wisata di Kota Malang dan Batu, yaitu Balai Kota Malang, Jatim Park 3, dan Museum Angkut.
”Tujuan kegiatan ini adalah selain melestarikan mobil tua, juga ikut mengampanyekan program pemerintah, yaitu menghidupkan daerah wisata,” katanya.
Pembina PPMKI, Hauwke (65), mengatakan, kegiatan touring tersebut bukanlah ajang pamer. Acara itu memberikan kesempatan bagi warga yang ingin melihat mobil kuno dan mengetahui sejarahnya. Warga juga dibebaskan mengambil foto mobil.
Menurut pria yang bergabung dengan PPMKI sejak tahun 1980 itu, pesan kegiatan tersebut adalah mendidik manusia yang tidak konsumtif, tetapi produktif. ”Ini perhimpunan penggemar, yaitu merestorasi mobil-mobil klasik yang tidak jalan menjadi jalan. Kuncinya adalah kesabaran,” kata Hauwke.
Hauwke menyebutkan, mencintai mobil antik butuh kesabaran. Ia berharap kesabaran itu bisa ditularkan kepada warga lain, terutama anak muda. Ia ingin mengajak anak muda mengikuti jejak sesepuh yang tekun dan telaten.
”Apalagi zaman sekarang ini semua inginnya serba instan. Sementara mobil klasik tidak bisa dibuat instan. Beli bahannya saja bisa setahun lamanya, itu sudah terbilang cepat,” tutur pria yang mengendarai Dodge Brothers tahun 1928 dari Jakarta ke Kota Malang selama dua hari itu.
Ini perhimpunan penggemar, yaitu merestorasi mobil-mobil klasik yang tidak jalan menjadi jalan. Kuncinya adalah kesabaran.
PPMKI merupakan organisasi yang didirikan oleh Solihin GP pada 13 November 1979. PPMKI pernah membeli 23 mobil kuno yang dilelang oleh Sekretariat Negara pada 1987.
”Saat itu, mobil-mobil tersebut diminati oleh orang luar negeri. Kami diberi waktu empat hari untuk mengurus pembeliannya. Akhirnya, seluruh mobil kuno yang berjumlah 23 itu berhasil dibeli dan diurus oleh anggota PPMKI sampai sekarang,” ceritanya.
Mobil-mobil tersebut bernilai sejarah tinggi. Satu di antara 23 mobil kuno itu adalah mobil Chrysler 1947 yang pernah dipakai Panglima Sudirman di Yogyakarta. Pada tahun 1948, mobil itu dihibahkan kepada Presiden Soekarno.
Komitmen PPMKI saat itu adalah mengurus mobil-mobil tersebut. Anggota yang merawat dilarang menjual mobil, apalagi membawanya ke luar negeri. Mobil pun harus siap jika suatu saat negara membutuhkannya untuk kirab dan pameran.