Satu Mahasiswa Tewas Usai Bentrok Dua Fakultas di Medan
›
Satu Mahasiswa Tewas Usai...
Iklan
Satu Mahasiswa Tewas Usai Bentrok Dua Fakultas di Medan
Satu mahasiswa tewas dan seorang lagi terluka dalam bentrok antara Fakultas Pertanian dan Fakultas Teknik Universitas Huria Kristen Batak Protestan Nommensen Medan, Sumatera Utara.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS – Satu mahasiswa tewas dan seorang lagi terluka dalam bentrok antara Fakultas Pertanian dan Fakultas Teknik Universitas Huria Kristen Batak Protestan Nommensen Medan, Sumatera Utara. Bentrok dipicu ketegangan dalam pertandingan futsal sehari sebelumnya. Selain itu, permusuhan antarmahasiswa di kedua fakultas juga terpupuk lama.
Kepala Polrestabes Medan Komisaris Besar Dadang Hartanto, Jumat (22/11/2019) malam, mengatakan, bentrok diduga merupakan buntut perselisihan antara dua fakultas itu dalam pertandingan futsal sehari sebelumnya. Korban tewas dan luka diketahui merupakan mahasiswa Fakultas Pertanian.
"Kami mengimbau semua pihak menahan diri untuk mendinginkan situasi. Masalah ini akan segera diselesaikan bersama oleh rektorat, mahasiswa, dan polisi," kata Dadang, di Medan.
Korban tewas, RS (21), merupakan mahasiswa semester tujuh Fakultas Pertanian Universitas HKBP Nommensen yang berasal dari Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara. Saat ini jenazah korban masih berada di RS Bhayangkara Medan untuk keperluan autopsi.
"Saat ini masih proses penyelidikan. Petugas sudah disiagakan di lokasi untuk mencegah bentrok susulan," ujar Dadang.
Paman korban, Patra Siahaan (62), mengatakan, bentrok antara dua fakultas dalam satu kampus itu terjadi sekitar pukul 14.00. Keluarga korban mendapat kabar RS meninggal satu jam setelah kejadian.
Menurut dia, dari cerita sejumlah teman korban, RS sebetulnya tidak ikut dalam bentrok tersebut. Saat ia tiba di lokasi bentrok untuk melihat keadaan kampus, seorang mahasiswa Fakultas Teknik tiba-tiba menusuk dadanya dengan pisau.
Setelah autopsi, malam ini juga, jenazah RS akan dibawa ke rumah duka di Belige yang berjarak 230 kilometer dari pusat Kota Medan. Menurut Patra, kedua orangtua korban sudah mengetahui hal ini dan meminta jenazah anaknya untuk segera dibawa pulang untuk dimakamkan.
Sejumlah mahasiswa yang menunggu proses autopsi korban di RS Bhayangkara tidak bersedia untuk diwawancarai. Menurut salah satu mahasiswa Universitas Nommensen, RT (18), mereka akan menjadi buronan para senior jika membocorkan informasi soal kampus kepada orang luar.
“Dari pagi saya lihat mahasiswa Fakultas Pertanian sudah berkumpul. Sekitar pukul 13.30 mereka menyerbu mahasiwa Fakultas Teknik yang sedang main voli,” kata RT.
Saat diserang, mahasiswa Fakultas Teknik lari ke area parkir kampus untuk menghimpun massa tambahan dan mengambil senjata. Sesaat kemudian mereka balik menyerbu mahasiswa Fakultas Pertanian dengan lemparan batu dan membawa berbagai macam jenis senjata.
Menurut dia, permusuhan di antara kedua fakultas itu sudah tercipta sejak lama dan diteruskan oleh mahasiwa senior kepada juniornya dari tahun ke tahun. Pada tahun ini, bentrokan serupa juga sudah beberapa kali terjadi di kampus tersebut. Hanya saja tidak sampai menelan korban jiwa.
“Jadinya bentrok kayak gitu sudah biasa dan jadi semacam tradisi di (Universitas) Nommensen,” ucap RT.