Wartawan harian ”Kompas” meraih tiga gelar juara Anugerah Jurnalistik Polri 2019 yang diselenggarakan bersama dengan pembukaan Police Expo di mal Kota Kasablanka, Jakarta, Jumat (22/11/2019).
Oleh
Tri Agung Kristanto/Wisnu Aji Dewabrata
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Wartawan harian Kompas meraih tiga gelar juara Anugerah Jurnalistik Polri 2019 yang diselenggarakan bersama dengan pembukaan Police Expo di mal Kota Kasablanka, Jakarta, Jumat (22/11/2019).
Juara pertama kategori media daring (online) diraih Wisnu Aji Dewabrata dengan tulisan berjudul ”Teori Broken Windows dan Pemalakan di Tanah Abang”. Juara kedua kategori daring direbut Fransiskus Pati Herin dengan tulisan berjudul ”Anak Bangsa Mari Jaga Damai Tanah Papua”. Kedua tulisan tersebut dimuat dalam Kompas.id atau versi digital dari harian Kompas.
Adapun juara kedua kategori media cetak diraih oleh Wilibrordus Megandika Wicaksono dengan tulisan pada rubrik Sosok harian Kompas berjudul ”Nasi Gratis untuk Duafa” pada Senin, 22 Juli 2019.
Kepala Baharkam Polri Komisaris Jenderal Firli dalam sambutannya mengatakan, ada tiga peran penting media, yaitu tidak hanya sebagai distribusi informasi, tetapi juga memberikan pendidikan dalam rangka pencerahan dan memberikan andil mencerdaskan kehidupan bangsa, seperti tertuang dalam UUD.
”Tema tahun ini, ’TNI Polri Bersama Masyarakat’. Oleh panitia, karena TNI Polri dari rakyat, mengabdi untuk rakyat. Tidak ada pilihan lain menjaga kedaulatan dan keamanan wilayah kecuali TNI Polri bersatu bersama rakyat,” lanjut Firli.
Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal M Iqbal mengatakan, anugerah Jurnalistik Polri sudah dilaksanakan dua tahun berturut-turut. Tahun ini jumlah peserta untuk semua kategori meningkat drastis.
”Kegiatan Anugerah Jurnalistik adalah kegiatan tahunan. Tujuannya, ingin menambah tim baru menjaga kamtibmas dan pengayoman lewat narasi, tayangan, dan pesan kamtibmas di media. Apalagi sekarang era digital, era persepsi dan opini,” ujarnya.
Kegiatan Anugerah Jurnalistik adalah kegiatan tahunan. Tujuannya, ingin menambah tim baru menjaga kamtibmas dan pengayoman lewat narasi, tayangan, dan pesan kamtibmas di media. Apalagi sekarang era digital, era persepsi dan opini.
Iqbal menambahkan, sejak pemilu lalu, situasi kamtibmas tidak selalu kondusif, tetapi media menjaga narasi pemberitaan agar suasana tetap kondusif.