Mustafa Abubakar dan Tiga Krisis yang Dihadapi Saat Memimpin Bulog
›
Mustafa Abubakar dan Tiga...
Iklan
Mustafa Abubakar dan Tiga Krisis yang Dihadapi Saat Memimpin Bulog
Lelaki kelahiran Pidie, Aceh itu, meluncurkan biografi berjudul "Meniti Krisis: Naluri Kepemimpinan Mustafa Abukabar", karya A Bobby PR, terbitan Penerbit Buku Kompas.
Oleh
ERIKA KURNIA
·2 menit baca
Mustafa Abubakar mengenang krisis yang pernah melanda Bulog sebagai hal yang sulit dilupakan. Perum Badan Urusan Logistik, yang ia pimpin pada periode 2007-2009, sedang menjadi sorotan, terutama ketika Mustafa menggantikan pendahulunya yang tersangkut masalah korupsi.
"Saat jadi direktur utama, paling sedikit kami menghadapi tiga krisis utama," katanya, Jumat (22/11/2019) di Jakarta. Lelaki kelahiran Pidie, Aceh itu, meluncurkan biografi berjudul "Meniti Krisis: Naluri Kepemimpinan Mustafa Abukabar", karya A Bobby PR, terbitan Penerbit Buku Kompas.
Tiga krisis itu, tambah Mustafa, krisis beras, kepemimpinan di Bulog, dan krisis kepercayaan publik. Saat itu, Indonesia mengimpor beras 1,3 juta ton tahun 2006-2007. "Kepemimpinan bermasalah karena kasus hukum," kata pria kelahiran Pidie, Aceh itu.
Guna mengatasi masalah itulah, Mustafa menerapkan teori dinamika kelompok. Ia menumbuhkan kebanggaan pada insan Bulog karena bekerja di lembaga pangan raksasa. Pada saat bersamaan, ia membangkitkan semangat pegawainya untuk mengubah Bulog menjadi lebih baik dalam manajemen baru. "Sepertinya unbelieveble, tetapi itulah tangan Allah bekerja, kami bisa keluar dari kesulitan," katanya.
Upaya itu terbukti dengan membaiknya kinerja perusahaan plat merah tersebut. Pada tahun 2008, zero impor beras berhasil diterapkan karena perbaikan manajemen penyerapan dan penyaluran beras. Kemudian, pada 2009, Bulog mampu mengekspor beras premium. Alhasil, kinerja keuangan Bulog terdongkrak. Utang korporasi yang pada 2007 mencapai Rp 600 miliar berhasil dikurangi hingga surplus Rp 100 miliar.
Pulih kembali semangat juang insan Bulog, dalam dua tahun, gaji pegawai naik 35 persen. "Alhamdulillah. Itulah gambaran krisis di Bulog," ungkapnya di hadapan tamu acara, yang antara lain Direktur Utama Bulog Budi Waseso dan para pensiunan Bulog.