Mentalitas Manchester City untuk bangkit bakal diuji tim yang tengah naik daun, Chelsea. ”The Blues” punya potensi mengeksploitasi pertahanan City yang tengah rapuh dalam duel Minggu dini hari WIB.
Oleh
Yulvianus Harjono
·4 menit baca
MANCHESTER, JUMAT — Manchester City dan Chelsea sebetulnya ibarat langit dan bumi dalam hal prestasi manajernya masing-masing, Pep Guardiola dan Frank Lampard. Di kubu City, Guardiola merupakan salah satu manajer tersukses sejagat dengan koleksi delapan trofi juara liga dari tiga negara berbeda dan dua Liga Champions.
Di kubu sebaliknya, Lampard dapat disebut manajer ”ingusan”. Sebelum di Chelsea, pengalaman melatihnya hanyalah di klub kasta kedua Liga Inggris, Derby County, yaitu pada musim lalu. Kontrasnya pula dengan Guardiola, belum satu pun trofi diraih Lampard sebagai manajer.
Namun, menjelang pertemuan kedua tim, Minggu (24/11/2019) pukul 00.30 WIB, perbedaan kontras latar belakang itu menjadi kurang berarti. Lampard dan timnya datang ke Stadion Etihad, markas City, dengan kepercayaan diri tinggi. Lampard, yang pernah setahun berseragam City, bertamu ke Manchester dengan predikat hebat, yaitu manajer terbaik Liga Inggris di bulan Oktober.
Penghargaan bulanan yang terakhir kali diraih kompatriotnya, Guardiola, itu tidaklah terlepas dari kiprah menawan ”The Blues” sejak akhir September lalu. Pada periode ini, The Blues berlari kencang dengan mencatatkan enam kemenangan beruntun di Liga Inggris. Tim yang start buruk pada awal musim 2019-2020 itu kini bercokol di peringkat ketiga Liga Inggris.
Secara notabene, Chelsea lebih baik daripada ”The Citizens” yang kini berada di peringkat keempat seusai dikalahkan Liverpool, 1-3, dua pekan lalu. ”Chelsea adalah tim yang tengah menanjak. Mereka datang ke Etihad dengan kepercayaan diri tinggi. Mereka bisa menambah penderitaan City di laga ini,” bunyi ulasan media Inggris, Daily Mail, menyambut laga itu.
Memasuki akhir putaran pertama di Liga Inggris musim ini, permainan Chelsea kian menyetel. Mereka menampilkan sepak bola ofensif, energi dan tempo tinggi, serta dinamis. Seperti halnya karakter anak-anak muda yang menjadi tumpuan tim di era Lampard, Chelsea nyaris tidak mengenal rasa takut pada musim ini. Itu salah satunya mereka tunjukkan ketika menjungkalkan semifinalis Liga Champions Eropa musim lalu, Ajax Amsterdam, di Belanda, Oktober lalu.
Tenaga dan kecepatan barisan penyerang mereka, seperti Tammy Abraham, Willian, Christian Pulisic, dan Mason Mount, bakal menjadi ancaman besar bagi City. Musim ini, kuartet Chelsea itu telah mengemas total 21 gol di Liga Inggris. Tiada kuartet di klub lain yang mampu menyamai produktivitas mereka. Sebaliknya, pertahanan City masih rapuh. Tim tuan rumah belum bisa dibela bek tengah Aymoric Laporte.
Kondisi itu membuat gelandang bertahan Fernandinho bakal kembali dimainkan sebagai bek tengah dadakan di laga ini. Tanpa bek tengah yang tangguh, seperti Laporte, City kehilangan auranya sebagai juara Liga Inggris dua musim terakhir ini. Mereka telah menelan tiga kekalahan dan 13 kali kebobolan dari 12 laga yang telah berjalan. Padahal, dari 38 laga sepanjang musim lalu, gawang City hanya kebobolan 23 gol.
Optimisme Hazard
Tak heran, mantan bintang Chelsea, Eden Hazard, menjagokan bekas timnya itu untuk mendulang poin di Etihad dini hari nanti. Ia meyakini, hasil akhir laga itu akan berbeda dari musim lalu, yaitu ketika Chelsea yang masih diasuh Manajer Maurizio Sarri digilas City 0-6. ”Musim ini, mereka (pemain Chelsea) tampil sangat bagus. Sangat muda, tetapi hebat. Bisakah menang? Mengapa tidak?” tutur Hazard, dikutip dari Goal.
Perjalanan The Blues saat ini mirip dengan tiga musim lalu, yaitu pada saat pertama kali diasuh manajer asal Italia, Antonio Conte. Saat itu, Chelsea terseok-seok pada awal musim dan menderita kekalahan beruntun dari dua tim raksasa, yaitu Liverpool dan Arsenal. Namun, seiring dengan waktu, para pemain Chelsea mulai beradaptasi baik dengan taktik Conte.
Mereka pun mencatatkan hasil spektakuler, yaitu 13 kemenangan beruntun di Liga Inggris yang dimulai pada 1 Oktober 2016. Dalam perjalanannya, mereka bisa mengalahkan tim-tim besar, seperti Manchester United dan Tottenham Hotspur. The Citizens juga menjadi korban mereka. City dibekap Chelsea 1-3 di Etihad, Desember 2016. Chelsea lantas menjadi kampiun Liga Inggris akhir musim itu.
Meskipun demikian, Charlie Nicholas, pengamat Liga Inggris, menilai, tidak mudah bagi Chelsea mengikuti jejak kesuksesan tiga musim lalu itu. Meskipun tengah terpuruk, City diyakininya masih memiliki sedikit keunggulan dari Chelsea dan mampu bangkit di laga ini. ”City bakal termotivasi untuk mengatasi ketertinggalannya dari Liverpool. Saya yakin laga ini bakal sengit dan terbuka,” ujarnya kepada Metro.
Laga lainnya di Liga Inggris yang menyita perhatian publik adalah West Ham United kontra Tottenham Hotspur. Derbi London ini bakal menandai debut Manajer Jose Mourinho di tim barunya, Spurs.
Nicholas memprediksi, Spurs bakal memenangi laga ini berkat suntikan motivasi baru dari Mourinho. Spurs butuh menang guna mendongkrak posisinya di peringkat ke-14 saat ini.