Ancaman yang dirasakan paling dominan saat ini adalah kejahatan lintas negara serta radikalisme dan terorisme.
Oleh
Edna C Pattisina
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Pertemuan kepala staf angkatan darat se-ASEAN menguatkan keinginan bersama untuk menjaga keamanan ASEAN. Ancaman yang dirasakan paling dominan saat ini adalah kejahatan lintas negara serta radikalisme dan terorisme.
Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto yang membuka acara ASEAN Chief of Army Multilateral Meeting (ACAMM) Ke-20, di Bandung, Senin (25/11/2019), mengatakan, negara-negara ASEAN menghadapi ancaman yang sama karena kejahatan lintas negara serta terorisme dan radikalisme.
”Untuk itu, kita membutuhkan saling pengertian yang erat dan kerja sama yang lebih erat. Pertemuan antar-angkatan darat sangat penting karena akan memperkuat solidaritas dan sentralitas ASEAN,” kata Prabowo.
Prabowo menyambut ACAMM ini sebagai upaya menjalin saling percaya dan kerja sama yang lebih erat. Ia mengatakan, dalam pertemuan tingkat menteri pertahanan ASEAN di Bangkok, beberapa waktu lalu, semua pihak menekankan pentingnya persahabatan dengan negara-negara tetangga.
”Kami dari Indonesia berterima kasih kepada sesama negara ASEAN yang telah membantu Indonesia beberapa waktu lalu saat ada bencana,” kata Prabowo.
Selain bencana alam, ia menggarisbawahi bahwa ancaman berupa kejahatan lintas negara dan terorisme masih akan terus terjadi beberapa waktu ke depan. Oleh karena itu, Indonesia akan meningkatkan kemampuan militer dan polisinya. Sementara dengan sesama negara ASEAN diharapkan kerja sama akan semakin kuat dan nyata.
”Pertukaran info intelijen, kerja sama Our Eyes, dan fasilitas kontraterorisme perlu dilanjutkan,” kata Prabowo.
Dalam acara ini, hadir kepala staf angkatan darat ASEAN, yaitu KSAD Brunei Brigjen Dato Seri Pahlawan Awang Khairul Hamed bin Awang Haji Lampoh, KSAD Kamboja Jenderal Hun Manet, KSAD Laos Mayjen Chanthong Sonetaat, KSAD Malaysia Jenderal Tan Sri Dato Seri Panglima Hj Ahmad Hasnullah N Hj Mohd Nawai, KSAD Myanmar Vice Senior Jenderal Gen Soe Win, KSAD Filipina Letjen Macairog S Alberto, KSAD Singapura Mayjen Goh Si Hou, KSAD Thailand Jenderal Apirat Kongsompong, KSAD Vietnam Letjen Nguyen Tan Cuong. Masing-masing menyampaikan persepsi ancamannya.
Kerja sama nyata
Kepala Staf TNI AD Jenderal Andika Perkasa mengatakan, dengan tema menuju ASEAN 2025, TNI AD sebagai tuan rumah mengajukan motto ”Bersama Kita Bisa”. Hal ini dinyatakan, antara lain, lomba menembak antar-angkatan darat negara-negara ASEAN tidak lagi mengutamakan kompetisi. Lomba tersebut tidak lagi diadakan antarnegara, tetapi antargrup yang anggotanya terdiri atas sepuluh orang perwakilan masing-masing negara ASEAN.
”Yang penting adalah bagaimana kita menjawab masalah keamanan di ASEAN secara konkret,” kata Andika.
Ia mengatakan, warga dari masing-masing negara menghadapi berbagai masalah yang serupa. Misalnya, kejahatan-kejahatan yang terjadi di lintas perbatasan darat. Masalah bencana alam juga digarisbawahi Andika bukan sekadar perlu diselesaikan dengan bantuan kemanusiaan, melainkan melihat dari kasus di Indonesia di mana penanganan bencana yang lambat bisa menimbulkan masalah sosial.
”Kerja sama antar-angkatan darat harus lebih konkret. Bahkan, sampai ke tataran operasional,” katanya.
Kerja sama ini tidak harus bersifat fisik, tetapi juga bisa dalam bentuk bantuan langsung terhadap masalah yang secara spesifik dirasakan oleh sebuah negara. Misalnya, seandainya ada negara yang punya informasi tentang masalah yang dirasakan negara lain bisa untuk saling berbagai informasi.
Diplomat Dino Patti Djalal mengatakan, karena di ASEAN tidak ada aliansi militer, yang bisa dilakukan adalah kerja sama strategis. Ia menilai, negara-negara ASEAN memiliki pandangan yang strategis yang sama dan memiliki peran sentral dalam percaturan kawasan. Dengan demikian, masalah ancaman keamanan bisa diatasi bersama,baik secara regional, bilateral, maupun multilateral. Kerja sama itu bisa dalam bentuk pertukaran informasi, pelatihan, dan dialog.
”Saat ini, kan, yang sudah dinyatakan sebagai ancaman bersama itu kejahatan lintas negara, seperti penyelundupan narkoba, terorisme, dan keamanan maritim,” katanya.
Menurut Dino, di negara-negara ASEAN, angkatan darat menjadi pilar keamanan. Pasalnya, angkatan darat merupakan angkatan terkuat di dalam militer di berbagai negara ASEAN. Oleh karena itu, kerja sama antar-angkatan darat ini sangat esensial.