Rinov Rivaldy dan Pitha Haningtyas Mentari bertekad menapaki jalan prestasi yang diraih senior mereka, ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, selangkah demi selangkah.
Oleh
Yulia Sapthiani
·3 menit baca
Bagi Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, ganda campuran terbaik Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, bukan sekadar menjadi idola. Pemain muda yang masing-masing berusia 20 tahun itu ingin menjadi penerus senior mereka dengan segudang prestasi. Mereka akan menapakinya selangkah demi selangkah.
”Tahun ini, kami belum bisa memberi apa-apa karena bersaing di senior lebih berat, cara bermainnya berbeda. Tetapi, kami bisa mendapat pengalaman melawan pemain elite, dari situ bisa mengukur kemampuan dan meningkatkannya di latihan. Mudah-mudahan semakin lama bisa lebih baik,” ujar Rinov yang dijumpai setelah berlatih di pelatnas bulu tangkis Cipayung, Jakarta, pekan lalu.
Dalam waktu dekat, Rinov dan Tari, panggilan Pitha Haningtyas Mentari, bisa mewujudkan harapan itu pada SEA Games Manila 2019. Ini adalah kesempatan pertama Rinov/Tari membela Indonesia dalam ajang multicabang. Mereka akan mendapingi pasangan senior, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, untuk mewujudkan salah satu dari target tiga emas PP PBSI.
”Kami senang diberi kepercayaan oleh pelatih karena ini momen besar. Ada antusiasme berbeda menghadapinya dibandingkan dengan turnamen BWF. Apalagi, ini menjadi yang pertama bagi kami,” tutur Tari seusai menjalani latihan teknik yang dilanjutkan dengan program latihan fisik.
Gelar juara dunia yunior 2017 saat pertama berpasangan memperlihatkan potensi mereka meneruskan prestasi Owi/Butet, juara dunia, Olimpiade, dan turnamen besar BWF lainnya. Tahun ini adalah tahun kedua mereka berpartisipasi dalam BWF World Tour. Mengawali 2019 pada peringkat ke-28 dunia, saat ini mereka berada di posisi ke-17.
Pelatih ganda campuran Richard Mainaky menilai, Rinov/Tari punya potensi meraih medali di SEA Games 2019. ”Peluang itu ada karena lawan yang akan dihadapi sudah tahu, sudah biasa bersaing di turnamen BWF. Semoga kami bisa memanfaatkan peluang,” kata Rinov.
Mulai bermain bulu tangkis pada usia lima tahun karena mengikuti ayah dan kakak-kakaknya, Rinov bergabung dengan PB Djarum pada 2012. Pada tahun yang sama, Tari berlatih di PB Jaya Raya. Menunjukkan ketertarikan bermain di nomor ganda sejak awal, Rinov dan Tari tampil pada dua nomor sebelum difokuskan pada ganda campuran mulai 2019. Rinov bahkan menyebut Tari sebagai partner yang kesekian puluh karena seringnya berganti pasangan.
Dalam masa yunior, hal ini lumrah dialami pemain ganda hingga ditemukan formula yang paling tepat untuk bersaing di level elite dunia. Mereka pun terbiasa ketika harus beradaptasi dengan pasangan baru.
”Menurut saya bukan soal beradaptasi dengan pasangan baru. Setiap pemain ganda punya tugas masing-masing dan mereka pasti mengerti soal ini. Yang penting adalah berinteraksi dengan pasangan baru. Dengan Tari, interaksi itu sudah baik,” tutur Rinov.
Hal serupa dikatakan Tari. Mereka bisa berkomunikasi dengan baik di lapangan dan luar lapangan. Dengan modal itu, juga dengan motivasi dan kerja keras, Rinov/Tari pun akan meneruskan prestasi yang telah ditorehkan Owi/Butet, selangkah demi selangkah.