Harian "Haaretz" dan "Al Quds Al Arabi", Senin (25/11/2019), menurunkan bocoran berita tentang peran besar mantan CEO WeWork, Adam Neumann, dalam merancang dan merumuskan proyek Transaksi Abad Ini yang digalang AS.
Oleh
Musthafa Abd Rahman, dari Kairo, Mesir
·3 menit baca
Setelah sempat hilang dari peredaran berita, isu proyek Transaksi Abad Ini tiba-tiba muncul ke permukaan lagi, menyusul bocornya berita bahwa pendiri dan sekaligus mantan CEO WeWork, Adam Neumann, ikut berperan dalam merancang dan merumuskan proyek Transaksi Abad Ini.
Adalah harian Israel, Haaretz, dan harian berbahasa Arab, Al Quds Al Arabi, edisi hari Senin (25/11/2019) yang menurunkan bocoran berita tentang peran besar mantan CEO WeWork itu.
Adam Neumann diketahui adalah seorang Yahudi yang sangat agamis dan lahir di salah satu Kibbutz (penampungan warga Yahudi) dekat Jalur Gaza.
Proyek Transaksi Abad Ini adalah proposal perdamaian Israel-Palestina yang diusung pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Selama ini yang populer berada di balik proyek Transaksi Abad Ini adalah tiga tokoh politik AS, yaitu menantu yang sekaligus penasihat politik Presiden Trump, Jared Kushner; Utusan Khusus AS untuk perdamaian Timur Tengah, Jason Greenblatt; dan Duta Besar AS untuk Israel, David Friedman.
Disinyalir turut mendukung proyek itu adalah Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS). Bahkan, Kushner disinyalir sering mengadakan pertemuan dengan MBS di Riyadh, saat proses penyusunan proyek Transaksi Abad Ini.
Namun, kemunculan Neumann justru mengungkap misteri proposal perdamaian Israel-Palestina yang diusung pemerintahan Presiden Trump.
Adam Neumann disebut telah menugaskan direktur urusan pengembangan WeWork, Roni Bahar, melakukan kontrak dengan perusahaan iklan untuk memproduksi cuplikan film video yang akan dipertontonkan kepada para hadirin dalam forum konferensi Manama, Bahrain, Juni 2019, yang diprakarsai Kushner.
Cuplikan film video itu memperlihatkan perubahan dahsyat kondisi Tepi Barat dan Jalur Gaza setelah diguyur investasi miliaran dollar AS. Dalam janji kampanye yang disampaikan Kushner di Manama saat itu bahwa Tepi Barat dan Jalur Gaza akan menjadi seperti Singapura jika rakyat dan pemimpin Palestina menerima proyek Transaksi Abad Ini.
Proyek itu akan menggalang dana investasi hingga 50 miliar dollar AS untuk proyek selama sepuluh tahun ke depan. Rincian investasi itu adalah 28 miliar dollar AS untuk membangun Tepi Barat dan Jalur Gaza, 9 miliar dollar AS untuk Mesir, 7,5 miliar dollar AS untuk Jordania, dan 6 miliar untuk Lebanon.
Namun, dalam beberapa waktu terakhir, isu proyek itu tenggelam ditelan berita besar lain, seperti eskalasi ketegangan AS-Iran di Teluk Persia, operasi militer Turki di Suriah timur laut, serta unjuk rasa berkelanjutan di Irak dan Lebanon yang disebut gelombang kedua Musim Semi Arab.
Presiden Trump sendiri lebih sibuk mengurus perang dagang AS-China dan persiapan menghadapi pemilu presiden AS pada November 2020.
Israel pun kini lebih sibuk menghadapi krisis politik, menyusul kegagalan membentuk pemerintahan baru pascapemilu parlemen September lalu. Opini Israel kini juga lebih memberi perhatian pada kasus korupsi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang telah didakwa oleh Jaksa Agung Israel Avichai Mendelblit.
Adapun Jason Greenblatt yang disebut sebagai salah satu arsitek proyek Transaksi Abad Ini telah mengundurkan diri dari jabatan sebagai utusan khusus AS untuk Timur Tengah pada September lalu.
Mundurnya Greenblatt dari jabatan tersebut dilihat sebagai pukulan terhadap proyek Transaksi Abad Ini. Beberapa media massa menyebut bahwa masa depan proyek Transaksi Abad ini tidak jelas dan secara de facto disebut telah mati.