logo Kompas.id
Paradigma Mengelola Pilkada
Iklan

Paradigma Mengelola Pilkada

Ritual rutin dan repetitif jelang kontestasi politik adalah dengung kegaduhan serpihan-serpihan pemikiran tanpa paradigma yang jelas dan komprehensif.

Oleh
J Kristiadi
· 3 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/r3lcQQgw-0Scn9RMuaols1sFrJ0=/1024x1436/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F07%2F55774799_1563985882.jpg
KUM

J Kristiadi

Ritual rutin dan repetitif jelang kontestasi politik adalah dengung kegaduhan serpihan-serpihan pemikiran tanpa paradigma yang jelas dan komprehensif. Reproduksi liturgi politik terjadi pula jelang Pemilihan Kepala Daerah 2020. Publik disuguhi dua pilihan: pilkada langsung atau pilkada oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Wacana hitam putih yang dikotomis hanya akan melestarikan sesat arah dan kesemrawutan tata kelola pilkada.

Debat publik berkembang setelah Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menegaskan tekadnya mengevaluasi pilkada langsung, yang kemudian diikuti lontaran gagasan ke jantung persoalan, yakni pilkada asimetris. Gayung bersambut. Beberapa partai mendukung ide itu. Dukungan kekuatan politik mempunyai signifikansi. Pasalnya, meski gagasan itu sudah berkembang di kalangan masyarakat sipil, tanpa dukungan politik akan menguap.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000