Ekspor sepeda motor dari Indonesia terus meningkat, setidaknya dalam lima tahun terakhir. Indonesia menargetkan jadi basis produksi kendaraan bermotor, termasuk kendaraan listrik.
Oleh
C ANTO SAPTOWALYONO/MAHDI MUHAMMAD
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS--Pemerintah Indonesia, dalam peta jalan pengembangan industri kendaraan bermotor, menargetkan produksi sepeda motor menjadi 10 juta unit per tahun pada 2025. Selain sebagai basis produksi untuk mengisi pasar dalam negeri, Indonesia ingin lebih intensif menggarap pasar ekspor.
"Pemerintah menargetkan sekitar 20 persen dari total produksi nasional tersebut, atau sebanyak 2 juta unit pada 2025, adalah sepeda motor listrik," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Jumat (29/11/2019).
Agus menyampaikan hal itu pada pembukaan pameran perdana IIMS Motobike Expo 2019 di Istora Senayan. Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, dan Alat Transportasi Kemenperin Harjanto, EVP Corporate Communication and CSR PT PLN (Persero) I Made Suprateka, Presiden Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata, dan Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Hari Budianto hadir di acara itu.
Menurut Agus, target tersebut paralel dengan keinginan pemerintah agar pada 2030 Indonesia dapat menjadi pusat kendaraan listrik di kawasan ASEAN.
Menurut dia, produksi dan penjualan sepeda motor secara nasional sejak 2010 hingga 2018 rata-rata 6,5 juta unit setahun. Sepeda motor tersebut dipasarkan di dalam negeri dan diekspor, antara lain ke Filipina, Thailand, Banglades, Kamboja, Malaysia, Vietnam, Jepang, serta negara-negara di Eropa Barat dan Amerika Latin.
Berdasarkan data AISI, ekspor sepeda motor pada Januari-Oktober 2019 sebanyak 682.325 unit.
Agus memaparkan, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai. Pemerintah juga menerbitkan peraturan pemerintah yang antara lain mengatur insentif pajak bagi korporasi yang memiliki kegiatan riset, inovasi, dan vokasi. Produsen diharapkan memanfaatkan kebijakan tersebut.
Menurut Agus tiba saatnya bagi pelaku usaha yang masih membawa produk impor dan belum ada kegiatan operasional produksi di Indonesia untuk menyampaikan kepada prinsipal bawa sekarang adalah momentum tepat berinvestasi di Indonesia.
Optimis ekspor
Hari Budianto menuturkan, pelaku industri optimistis ekspor masih dapat tumbuh. Bahkan, penggarapan pasar ekspor dioptimalkan.
"Kebetulan ekspor banyak didominasi sepeda motor matic. Di Indonesia, pangsa pasarnya sekitar 86 persen. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai basis produksi yang efisien sehingga berdaya saing di luar negeri," kata Hari, menjelaskan soal pasar sepeda motor transmisi otomatis.
Presiden Direktur Dyandra Promosindo Hendra Noor Saleh mengatakan, dibandingkan dengan pasar sepeda motor komersial massal, pasar sepeda motor untuk hobi dan kegiatan pendukungnya tidak terlalu besar. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, pasar bergairah seiring ketertarikan konsumen terhadap industri ini.
“Dibandingkan dengan pasar komersial yang bisa mencapai 90 persen, pasar sepeda motor leisure tidak terlalu besar. Akan tetapi, peminatnya semakin berkembang,” kata Hendra.
Beberapa agen pemegang merk, menurut dia, agresif mengenalkan produk. Ia mencontohkan Benelli, merk sepeda motor Italia, yang meluncurkan tiga produk terbaru di IIMS Motobike Expo 2019. Langkah serupa dilakukan Husqvarna, KTM, dan Peugeot Scooters.
Menurut Hendra, persentase sepeda motor untuk kegemaran atau hobi yang sekitar 6-7 persen dari total pasar sepeda motor nasional justru mendorong perkembangannya. (CAS/MHD)