Pelabuhan Kendal di Desa Wonorejo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, sedang dikembangkan menjadi pelabuhan perniagaan. Pelabuhan itu diharapkan mendukung kegiatan di Kawasan Industri Kendal.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
KENDAL, KOMPAS — Pelabuhan Kendal di Desa Wonorejo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, sedang dikembangkan menjadi pelabuhan perniagaan. Nantinya, pelabuhan itu diharapkan mendukung kegiatan di Kawasan Industri Kendal atau KIK yang telah diresmikan pada 2016.
Peresmian dermaga perniagaan di Pelabuhan Kendal secara simbolis dilakukan pada 16 Oktober 2019. Namun, dermaga dengan panjang 116 m dan lebar 28 m itu masih belum dioperasikan untuk kapal angkutan barang. Pada 2020, secara bertahap, aktivitas di dermaga itu akan dimulai.
Pada Senin (2/12/2019), dermaga perniagaan di Pelabuhan Kendal masih sepi. Hanya ada dua kapal tongkang yang bersandar. Sejumlah warga memancing di sana. Sekitar 400 meter di sebelah timur, terdapat pelabuhan penumpang yang telah diresmikan pada 2016. Kini melayani penyeberangan Kendal-Kumai (Kalimantan Tengah).
Kepala Dinas Perhubungan Kendal Suharjo mengatakan, hingga akhir 2019, infrastruktur jalan diharapkan sepenuhnya tuntas. ”Berikutnya, pada 2020, paling tidak sudah ada kapal barang yang bersandar. Namun, tentu kondisinya masih terbatas,” ujar Suharjo.
Berikutnya, pada 2020, paling tidak sudah ada kapal barang yang bersandar. Namun, tentu kondisinya masih terbatas.
Ia menuturkan, sambil berjalannya pengoperasian, diharapkan ada pengembangan, terutama untuk penambahan kedalaman dan breakwater (pemecah gelombang). Saat ini, kedalaman berkisar 2,5 meter-3,5 meter. Ke depan, dengan adanya pengerukan, kedalaman setidaknya mencapai 5 meter.
”Pelabuhan ini operatornya KSOP (Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan) Tanjung Emas. Jadi, setelah 2019, kami akan berkoordinasi dengan KSOP untuk percepatan operasi pelabuhan niaga ini. Untuk anggaran pengerukan dan breakwater, kami akan mengajukan ke pemerintah pusat,” tuturnya.
Kepala Bidang Lalu Lintas KSOP Kelas I Tanjung Emas Nanang Affandi menuturkan, sementara ini, operasi Pelabuhan Kendal masih untuk angkutan Kendal-Kumai. Saat ditanya terkait kapal perniagaan, ia belum menjawab.
Sebelumnya, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Jateng Peni Rahayu mengatakan, pengembangan Pelabuhan Kendal diharapkan melengkapi Pelabuhan Tanjung Emas, yang saat ini menjadi pelabuhan utama, baik penumpang maupun barang, di Jateng.
”Saat ini, kami dorong pemanfaatan Pelabuhan Kendal. Kami akan kembangkan, paling tidak untuk melayani ekspor Kawasan Industri Kendal. Meskipun daerah lingkungan kepentingan pelabuhannya masih masuk Tanjung Emas, kami dorong agar bisa melakukan kegiatan ekspor sendiri,” tutur Peni.
Hal tersebut juga dalam rangka menyongsong KIK menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal dengan prioritas produknya antara lain makanan, minuman, tekstil, otomotif, dan kimia. ”Dengan menjadi KEK, 60 persen di antaranya harus berkomoditas ekspor,” kata Peni.