Sampel Air Sungai Ciberes yang Diduga Tercemar Mulai Diteliti
›
Sampel Air Sungai Ciberes yang...
Iklan
Sampel Air Sungai Ciberes yang Diduga Tercemar Mulai Diteliti
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, tengah meneliti kandungan air Sungai Ciberes yang kini berwarna merah muda. Sungai itu diduga kuat tercemar sampah hingga kotoran manusia.
Oleh
abdullah fikri ashri
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, tengah meneliti kandungan air Sungai Ciberes yang kini berwarna merah muda. Sungai itu diduga kuat tercemar sampah hingga kotoran manusia.
Pada Senin (2/12/2019) pagi, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cirebon mengirimkan sampel air Sungai Ciberes ke laboratorium di Kota Cirebon untuk mengecek kandungan dalam air sungai tersebut. Sejumlah kandungan yang diuji ialah biochemical oxygen demand (BOD), chemical oxygen demand (COD), dan bakteri E Coli.
”Hasilnya akan diterima dua minggu ke depan. Namun, kami upayakan bisa lebih cepat sehingga risiko dari air tersebut bisa segera diketahui,” kata Yuyu Jayudin, Kepala Bidang Pengendalian dan Pemulihan Dampak Lingkungan DLH Kabupaten Cirebon.
Menurut Yuyu, selain Sungai Ciberes di Desa Gebang Kulon, Kecamatan Gebang, masih ada dua titik irigasi di Gebang yang warna airnya merah muda. Dia menduga warna tersebut dipengaruhi ganggang, sampah rumah tangga, kotoran manusia, hingga bakteri E Coli. Intrusi air laut di dekat sungai juga diduga menjadi pemicunya.
”Sejumlah indikasi ini mirip dengan kondisi Sungai Kamal di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, yang menjadi merah muda pada 26 November 2015,” katanya.
Pantauan Kompas, sungai sepanjang 1,5 kilometer itu berada di pinggir jalan Desa Gebang Kulon. Di badan sungai tampak sejumlah tempat pembuatan perahu dan industri pengolahan ikan. Nelayan juga menambatkan perahunya di sungai sebelum berlayar ke perairan Gebang.
Tumpukan sampah rumah tangga yang dibakar juga tampak di badan sungai. Sampah itu di antaranya kulit bawang merah, tempurung kerang, dahan pohon, popok bayi, dan bangkai ayam. Bau tak sedap membuat warga yang melintasi menutup hidungnya.
”Sudah lebih dari satu minggu sungai ini jadi merah muda. Warga juga mengeluh karena sumurnya bau, padahal airnya bukan dari Sungai Ciberes. Sumur itu untuk mandi, bahkan dimasak sebagai air minum,” kata Kuwu (Kepala Desa) definitif Gebang Kulon Andi Subandi.
Dia mengakui, warga masih abai terhadap kebersihan lingkungan karena membuang sampah di sungai. Katanya, satu tempat pembuangan sampah sementara belum cukup menampung limbah rumah tangga sekitar 7.300 warga desa.
Sudah lebih dari satu minggu sungai ini jadi merah muda. Warga juga mengeluh karena sumurnya bau, padahal airnya bukan dari Sungai Ciberes. Sumur itu untuk mandi, bahkan dimasak sebagai air minum.(Andi Subandi)
Yuyu mengamini, Sungai Ciberes sudah tercemar. ”Ada atau tidak ada warna merah muda, sebenarnya air yang ada di sungai di Cirebon itu mutunya sudah sangat sangat kotor,” lanjut Yuyu.
Katanya, berdasarkan sampel air yang diambil di sejumlah sungai, kualitas baku mutu airnya berada di kelas empat. ”Baku mutu kelas empat itu sudah sangat parah. Sebenarnya, pertanian saja sudah enggak bisa menggunakan air itu,” ucap Yuyu.
Padahal, sejumlah sungai, seperti Ciberes dan Cisanggarung, selama ini mengairi sawah petani. Dengan luas lahan pertanian sekitar 45.000 hektar, Cirebon mampu memproduksi sekitar 350.000 ton beras per tahun. Yuyu meminta masyarakat berperan aktif dalam menjaga kebersihan sungai.
”Kalau semua diserahkan ke DLH, sampai kiamat saja (masalah sampah) enggak selesai,” katanya.
Pendiri Petakala Grage, lembaga peduli lingkungan Cirebon, Deddy Madjmoe, mengatakan, DLH Kabupaten Cirebon harus melakukan upaya konkret pemulihan sungai. Sungai Ciberes hanyalah satu potret sungai yang kondisinya merana di Cirebon.
Bantaran Sungai Cisanggarung di daerah Ciledug, misalnya, sempat dijadikan tempat pembuangan akhir sampah. Di Dukupuntang, sungainya dicemari limbah batu alam. ”Jadi, langkah uji laboratorium untuk mengecek kandungan air di sungai itu tidak cukup memulihkan sungai yang tercemar,” katanya.