Australia Bentuk Satgas Khusus untuk Hadapi Spionase China
›
Australia Bentuk Satgas Khusus...
Iklan
Australia Bentuk Satgas Khusus untuk Hadapi Spionase China
Pemerintah Australia meluncurkan satgas intelijen tingkat tinggi guna memerangi maraknya campur tangan asing di negara itu. Satgas ini diluncurkan pascamunculnya dugaan operasi mata-mata China di Australia.
Oleh
BENNY DWI KOESTANTO
·3 menit baca
CANBERRA, SENIN — Pemerintah Australia pada Senin (2/12/2019) meluncurkan satuan tugas intelijen tingkat tinggi untuk memerangi maraknya campur tangan asing di negara itu. Satgas ini diluncurkan setelah munculnya dugaan operasi mata-mata China di negara tersebut.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan, satgas baru itu akan melibatkan semua badan intelijen top negara tersebut. Satgas itu ditujukan untuk menggagalkan setiap upaya mengganggu dan menghalangi oleh siapa pun yang berusaha merusak kepentingan nasional Australia.
Satgas tersebut melibatkan agen-agen intelijen yang—biasanya ditugaskan terkait ancaman di luar negeri—berkoordinasi dengan polisi federal. Satgas itu bisa mengidentifikasi, menuntut, hingga mengusir agen-agen asing.
”Kami akan mengembangkan kemampuan spesialis baru, baik kapasitas investigasi maupun kemampuan untuk melakukan investigasi dan membawanya pada aktivitas yang mengganggu, menindaklanjuti dan menuntutnya,” kata Morrison saat konferensi pers di Canberra.
”Gugus tugas untuk melawan campur tangan asing ini adalah tentang mengidentifikasi, mengganggu, dan menuntut.”
Morrison tidak secara eksplisit menyebut China. Ia mengatakan, campur tangan asing datang dari banyak, banyak sumber berbeda, dan merupakan ancaman yang terus berkembang.
Namun, pengumuman pembentukan satgas itu itu menyusul munculnya kabar bahwa pihak berwenang sedang menyelidiki Wang Liqiang, seorang calon pembelot China, tentang spionase China, dan operasi pengaruh rahasia di Australia.
Respons Beijing
Beijing sendiri langsung merespons pembentukan satgas itu. Menurut Beijing, kasus perihal campur tangan China adalah sesuatu yang telah dibesar-besarkan. ”Berbagai media dan organisasi di Australia gemar menggembar-gemborkan apa yang disebut kasus mata-mata China, tidak peduli seberapa aneh plot mereka,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying.
”Kami berharap pihak-pihak yang relevan dapat mengabaikan prasangka mereka serta menghargai fakta.”
Langkah Australia itu juga dilakukan setelah pensiunan Kepala Organisasi Intelijen Keamanan Australia, Duncan Lewis, mengatakan, China ingin ”mengambil alih” sistem politik Australia dengan kampanye spionase dan pengaruh yang sistematis serta ”menjajakan pengaruhnya”.
Otoritas Australia juga mencari klaim bahwa China mencoba merekrut seorang pengusaha Melbourne dan berupaya membuatnya terpilih sebagai anggota parlemen.
Bo ”Nick” Zhao, seorang dealer mobil mewah berusia 32 tahun yang merupakan anggota Partai Liberal Morrison, tampaknya menolak tawaran itu. Ia kemudian ditemukan tewas di sebuah kamar motel pada bulan Maret. Morrison menggambarkan tuduhan itu sebagai hal yang sangat mengganggu dan meresahkan.
Pemerintahan Morrison mengesahkan undang-undang campur tangan asing tahun lalu, menyusul pengungkapan bahwa pengusaha kaya China yang memiliki hubungan dengan Beijing telah membiayai partai dan kandidat lokal di seluruh spektrum politik. Undang-undang tersebut secara khusus mewajibkan pendaftaran orang atau organisasi yang bertindak atas nama pemerintah asing.
Sebagai bagian dari penumpasan itu, pemerintah melarang seorang pengusaha China terkemuka yang memiliki kediaman tetap Australia untuk kembali ke negara itu. China juga secara luas dicurigai berada di belakang gangguan besar ke dalam sistem komputer parlemen Australia serta sebuah universitas yang memiliki hubungan dekat dengan pemerintah dan layanan keamanan. (AFP)