Kebudayaan memungkinkan terjadinya perubahan positif untuk kemaslahatan dunia. Karena itu, pemahaman tentang kebudayaan harus sampai pada nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Oleh
Aloysius Budi Kurniawan
·3 menit baca
Kebudayaan memungkinkan terjadinya perubahan positif untuk kemaslahatan dunia. Karena itu, pemahaman tentang kebudayaan harus sampai pada nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
JAKARTA, KOMPAS — Kebudayaan harus menjadi pengemudi dan kekuatan yang memungkinkan terjadinya perubahan positif untuk kemaslahatan dunia. Karena itulah, kekayaan yang dimiliki Indonesia sudah seharusnya dijaga dan dioptimalkan untuk mendorong perdamaian dunia dan pembangunan berkelanjutan.
Melalui platform program-program UNESCO, Pemerintah Indonesia terus mendorong pengakuan dunia atas warisan-warisan yang dimiliki. “Warisan adalah apa yang diturunkan kepada kita dari masa lalu, yang kita hidupi saat ini, dan yang akan kita berikan kepada generasi mendatang. Warisan yang kita miliki saat ini merupakan dasar penilaian kualitas, titik referensi, dan identitas kita sebagai manusia dan sebagai sebuah bangsa,” kata Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) Prof Arief Rachman, Senin (2/12/2019), pada peringatan Hari PBB di Perpustakaan Nasional, Jakarta.
Warisan yang kita miliki saat ini merupakan dasar penilaian kualitas, titik referensi, dan identitas kita sebagai manusia dan sebagai sebuah bangsa.
Warisan yang dimaksud bukan hanya terbatas pada monumen atau prasasti, tetapi juga warisan alam, budaya, biologi, geologi, dokumenter, lisan, pemikiran, dan kearifan lokal yang dihidupi masyarakat secara turun-temurun. Hingga kini, Indonesia telah mencatatkan serangkaian warisannya, meliputi 9 warisan alam dan budaya dalam World Heritage, 9 warisan budaya tak benda dalam Intangible Cultural Heritage, 16 kawasan taman nasional dalam Biosphere Reserve, 4 kawasan geologi dalam UNESCO Global Geopark, 3 kota kreatif dalam UNESCO Creative Cities Network, 1 kota pembelajar dalam UNESCO Global Network of Learning Cities, dan 8 warisan dokumenter dalam Memory of the World.
“Harapannya, tahun depan lebih banyak lagi prestasi yang dapat ditorehkan Indonesia, khususnya prestasi yang bersumber pada kekayaan intelektual sumber daya manusia seperti program-program riset, teknologi, edukasi, dan inovasi,” paparnya.
Penguatan narasi
Dalam kesempatan sama, Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid mengatakan, ke depan fokus pengembangan situs-situs warisan akan difokuskan pada narasi, bukan (semata-mata) pada bangunannya sendiri. Fungsi narasi ini menjadi sangat relevan untuk mendorong tema perdamaian dunia dan pembangunan berkelanjutan.
Hilmar memberi contoh bagaimana mengembangkan dan memanfaatkan situs warisan dunia Candi Borobudur dalam kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan. Di satu sisi, Candi Borobudur merupakan bangunan fisik yang terbuat dari batu dan ramai dikunjungi orang. Namun demikian, di sisi lain Candi Borobudur bisa dilihat pula sebagai “perpustakaan raksasa” yang mengandung informasi luar biasa.
“Di dalam relief Candi Borobudur ada 48 alat musik. Jika musik klasik di barat baru lahir sekitar 400 tahun lalu dari hasil kombinasi bermacam-macam alat musik, Borobudur sekitar 1.200 tahun lalu pernah memiliki himpunan alat musik yang tergambar di relief yang sudah mapan. Hanya saja, kita terputus dengan tradisi itu sehingga kita tidak mengenal orkestra klasik Borobudur itu. Sekarang ada teman-teman musisi yang sedang merestorasi, mengumpulkan kembali, membuat kembali, merekonstruksi seluruh orkestra itu dan memainkannya. Tahun depan kita akan menyaksikan orkestra Borobudur,” ucap Hilmar.
Teman-teman musisi sedang merestorasi, mengumpulkan kembali, membuat kembali, merekonstruksi seluruh orkestra itu dan memainkannya. Tahun depan kita akan menyaksikan orkestra Borobudur.
Selain dihadiri Ketua Harian KNIU dan Dirjen Kebudayaan, peringatan Hari PBB juga dihadiri sejumlah pejabat lain, yaitu Direktur Jenderal Kerjasama Multilateral Kementerian Luar Negeri Febrian Alphyanto Ruddyard dan Direktur UNESCO Office Jakarta Shahbaz Khan. Peringatan Hari PBB tahun ini digelar Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri bersama dengan KNIU, Kementerian/Lembaga yang menjadi penjuru isu-isu UNESCO, dan UN Agency di Indonesia seperti UNESCO Indonesia dan United Nations Residence Coordinator (UNRC).