Jelang Natal, Penerbangan ke Sangihe dan Talaud Kembali Dibuka
›
Jelang Natal, Penerbangan ke...
Iklan
Jelang Natal, Penerbangan ke Sangihe dan Talaud Kembali Dibuka
Penerbangan reguler Wings Air yang menghubungkan Manado dengan Kepulauan Sangihe dan Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, kembali dibuka menjelang Natal dan Tahun Baru. Namun, keberlanjutan rute ini belum dipastikan.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·4 menit baca
MANADO, KOMPAS — Penerbangan reguler Wings Air yang menghubungkan Manado dengan Kepulauan Sangihe dan Kepulauan Talaud di Sulawesi Utara kembali dibuka menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru. Namun, pemerintah ataupun pihak maskapai belum menjamin keberlanjutan rute-rute tersebut setelah musim liburan berakhir.
Corporate Communications Strategic Lion Air Danang Mandala Prihantoro, dihubungi dari Manado, Selasa (3/12/2019), mengatakan, dua rute ini dibuka kembali sejak Minggu, 1 Desember. Setiap hari dalam sepekan, akan ada dua penerbangan yang masing-masing menghubungkan Manado dengan Tahuna, Kepulauan Sangihe, dan Melonguane, Kepulauan Talaud.
Sekali dalam seminggu, pesawat yang tiba di Melonguane juga akan terbang sampai Pulau Miangas. Menurut Danang, ini merupakan bagian dari komitmen Wings Air menjaga konektivitas ke daerah kepulauan. Namun, pertimbangan bisnis tetap menjadi yang utama.
”Pertimbangan pertama kami membuka kembali rute-rute ini adalah peak season Natal dan Tahun Baru yang semakin dekat. Kami targetkan semua kursi bisa terisi,” katanya.
Ini merupakan bagian dari komitmen Wings Air menjaga konektivitas ke daerah kepulauan. Namun, pertimbangan bisnis tetap tetap menjadi yang utama.
Sebelumnya, dua rute yang diisi pesawat ATR 72-500/600 berkapasitas 72 penumpang ini ditutup sejak 3 Oktober. Tingkat keterisian kursi yang selalu di bawah 50 persen menyebabkan Lion Air sebagai perusahaan operator Wings Air terus merugi. Dua penerbangan lain dari Manado ke Tobelo dan Morotai, Maluku Utara, juga dihentikan.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut Ateng Hartanto mengatakan, penutupan rute tersebut berdampak pada penurunan jumlah pesawat yang meninggalkan dan mendarat di Bandara Sam Ratulangi. Selama Oktober, hanya 782 pesawat penerbangan dalam negeri yang mendarat di Bandara Sam Ratulangi, menurun dari 1.079 kali selama September.
Jumlah pesawat yang meninggalkan Manado ke destinasi dalam negeri selama Oktober pun hanya 775 kali, menurun dari 1.092 penerbangan pada September lalu. Ateng memprediksi, pembukaan kembali penerbangan ke Sangihe, Talaud, dan Maluku Utara menjelang libur akhir tahun akan menggairahkan kembali aktivitas penerbangan di Manado.
Sementara itu, Pelaksana Harian (Plh) Bupati Kepulauan Talaud Adolf Binilang mengapresiasi reaktivasi rute ini. Ia sudah memanfaatkan penerbangan itu untuk perjalanan tugas ke Manado, Selasa. Perjalanan dengan pesawat jauh lebih cepat ketimbang kapal motor yang memakan waktu 15-17 jam. Kapal motor melayani rute Talaud-Manado sebanyak tiga kali dalam sepekan.
Menurut dia, masyarakat akan sangat terbantu dengan transportasi udara. ”Warga yang mau mudik Natal dari atau ke Talaud bisa lebih cepat sampai,” ujarnya.
Di samping itu, pengusaha ikan juga bisa mengirim hasil tangkapan ke Manado dan kota-kota lain dengan lebih cepat. ”Perekonomian Talaud sangat terbantu,” katanya.
Hal senada dikatakan Bupati Kepulauan Sangihe Jabes Gaghana. Penerbangan yang hanya 45 menit dari Manado ke Bandara Naha di Tahuna bisa memangkas waktu perjalanan 10-12 jam dengan kapal motor.
Meski demikian, Jabes mengakui, belum ada jaminan Wings Air akan terus mengisi rute tersebut. ”Sesuatu yang belum pasti tentu belum bisa kita bicarakan. Kami akan lihat dulu bagaimana perkembangannya,” katanya.
Danang Mandala menambahkan, keberlanjutan rute ini bergantung pada analisis permintaan pasar. Ia berharap, tren pertumbuhan penumpang akan terus positif hingga Januari 2020 dan seterusnya. Jika sebaliknya, bukan tidak mungkin penutupan rute akan terjadi lagi di masa depan.
Tren pertumbuhan penumpang diharapkan terus positif hingga Januari 2020 dan seterusnya. Jika sebaliknya, bukan tidak mungkin rute kembali ditutup.
”Tren pasar tetap jadi acuan kami. Kami akan meninjaunya secara berkala. Jadi, terkait keberlanjutan ke depan, kami belum bisa memberikan jawaban,” lanjutnya.
Menurut Danang, pihaknya belum menerima insentif apa pun dari pemerintah, seperti harga avtur. Pada November lalu, harga avtur di Manado mencapai Rp 10.080 per liter, lebih mahal daripada Rp 7.970 per liter di Jakarta. Kini, harga avtur di Manado telah menurun secara marjinal menjadi Rp 10.000.
Kepala Bagian Kerja Sama Internasional Hubungan Masyarakat dan Umum Sekretariat Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Agustina Dani menyebutkan, pemerintah belum menyepakati bentuk insentif apa pun untuk menjaga keterhubungan antara Manado dan Sangihe, Talaud, hingga Miangas. ”Masih koordinasi dengan Kemenko Kemaritiman dan Investasi,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Sulut Lynda Watania mendorong pemerintah kabupaten menjalin kerja sama dengan Lion Air. Hal ini bisa dilakukan dengan penandatanganan komitmen penggunaan Wings Air untuk perjalanan dinas pegawai negeri sipil atau mengadakan acara-acara berskala nasional untuk menarik wisatawan.
Plh Bupati Kepulauan Talaud Adolf mengatakan telah menawarkan kerja sama kepada Lion Air. Namun, Lion Air tetap memilih bertahan dalam skema komersial.