Putri Mary Tegaskan Komitmen Denmark Dukung Kesehatan Reproduksi
›
Putri Mary Tegaskan Komitmen...
Iklan
Putri Mary Tegaskan Komitmen Denmark Dukung Kesehatan Reproduksi
Putri Mahkota Kerajaan Denmark Mary Elizabeth meninjau program kesehatan reproduksi remaja di Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (3/12/2019).
Oleh
HARIS FIRDAUS
·4 menit baca
SLEMAN, KOMPAS — Putri Mahkota Kerajaan Denmark Mary Elizabeth meninjau program kesehatan reproduksi remaja di Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (3/12/2019). Dalam kunjungan itu, Putri Mary menegaskan komitmen Denmark untuk mendukung kesehatan seksual dan reproduksi, kesetaraan jender, serta pemberdayaan anak muda.
Penegasan itu disampaikan Putri Mary saat meninjau pertemuan anak muda yang menjadi bagian dari program layanan kesehatan reproduksi remaja bernama UNALA, Selasa sore, di sebuah kafe di Kabupaten Sleman, DIY. UNALA dikembangkan oleh Dana Kependudukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNFPA) dan Yayasan Siklus Sehat Indonesia.
”Denmark adalah negara yang sangat mendukung perlindungan hak asasi manusia, termasuk hak atas kesehatan seksual dan reproduksi, kesetaraan jender, dan pemberdayaan anak muda,” kata Putri Mary dalam pertemuan tersebut.
Kehadiran Putri Mary di Indonesia bertujuan untuk memperingati 70 tahun kerja sama bilateral Indonesia dan Denmark, sekaligus meninjau program keluarga berencana dan kesehatan reproduksi di Indonesia. Sebelum ke DIY, Putri Mary telah berkunjung ke Jakarta untuk bertemu dengan sejumlah pejabat dan tokoh.
Dalam kunjungan ke DIY, Putri Mary didampingi Menteri Kerja Sama Pembangunan Denmark Rasmus Prehn, Direktur Eksekutif UNFPA Natalia Kanem, serta sejumlah pejabat lain. Denmark merupakan salah satu negara penyumbang atau donor terbesar untuk UNFPA.
Saat meninjau program UNALA, Putri Mary menyampaikan, Denmark terus menjalin kerja sama yang erat dengan UNFPA dalam sejumlah aspek. Pada kunjungan itu, Putri Mary juga mengapresiasi program UNALA karena program tersebut diharapkan bisa membuat remaja memiliki pengetahuan yang memadai tentang tubuh dan kesehatan reproduksi.
”Hadir di sini merupakan pengalaman yang luar biasa karena bisa melihat antusiasme dan keterbukaan yang dimiliki anak-anak muda di Indonesia,” ujar Putri Mary yang merupakan istri dari Putra Mahkota Kerajaan Denmark Pangeran Frederik.
Menurut Putri Mary, seorang remaja harus memiliki pengetahuan yang memadai tentang tubuh dan kesehatan reproduksi agar mereka bisa menggapai cita-cita yang diinginkan. Sebab, dengan pengetahuan yang memadai ihwal kesehatan reproduksi, remaja bisa mengambil keputusan yang tepat untuk menyelesaikan masalah yang mereka hadapi.
Hadir di sini merupakan pengalaman yang luar biasa karena bisa melihat antusiasme dan keterbukaan yang dimiliki anak-anak muda di Indonesia.
”Pengetahuan tentang tubuh dan hak-hak yang kita miliki akan membantu Anda untuk meraih masa depan yang Anda inginkan. Dengan pengetahuan, kita bisa membuat keputusan yang tepat untuk diri kita sendiri,” ucap Putri Mary.
Ia juga mengingatkan, jika seorang remaja tidak memiliki pengetahuan memadai tentang kesehatan reproduksi, mereka bisa mengalami masalah yang menghambat keberhasilan di masa mendatang. Sebaliknya, dengan mempunyai pengetahuan yang memadai, remaja tak hanya bisa sukses secara pribadi, tetapi juga dapat berkontribusi untuk kebaikan masyarakat, negara, dan dunia.
”Pengetahuan memberi Anda kekuatan untuk meraih potensi terbaik yang Anda miliki dan berkontribusi terhadap komunitas lokal, negara, dan dunia,” ujar Putri Mary.
Dalam acara tersebut, Natalia Kanem juga mengemukakan kegembiraannya melihat anak-anak muda Yogyakarta yang terus berupaya mengatasi berbagai persoalan terkait kesehatan reproduksi. Ia menyebut, masalah kesehatan reproduksi merupakan masalah yang juga dihadapi anak-anak muda di berbagai belahan dunia.
”Saya sangat bangga dengan anak-anak muda Indonesia yang berupaya menemukan solusi untuk masalah yang sangat penting ini,” kata Kanem.
Ia melanjutkan, untuk mengatasi berbagai masalah terkait kesehatan reproduksi, semua pihak harus mematahkan mitos atau tabu yang selama ini ada. Oleh karena itu, remaja harus bisa mendapatkan pengetahuan yang memadai tentang kondisi biologis tubuh mereka. ”Kita harus mematahkan mitologi dan tabu sehingga kita mengerti kondisi biologis kita,” ujarnya.
Sementara itu, Project Manager UNALA Henri Puteranto menjelaskan, UNALA menghadirkan layanan kesehatan reproduksi remaja melalui kerja sama dengan dokter dan bidan di DIY. Saat ini, ada 47 dokter dan bidan di lima kabupaten/kota di DIY yang telah bekerja sama dengan UNALA untuk membuka klinik ramah remaja.
Di klinik-klinik itu, remaja bisa berkonsultasi dan mendapat layanan kesehatan tanpa harus khawatir mendapatkan stigma buruk. Menurut Henri, selama ini, remaja kerap mendapatkan stigma buruk saat datang ke fasilitas kesehatan untuk berkonsultasi atau mendapat layanan kesehatan reproduksi.
Stigma buruk itulah yang membuat remaja akhirnya enggan datang ke dokter atau bidang untuk berkonsultasi ihwal masalah kesehatan reproduksi yang mereka alami.
”Harapan kami, dengan adanya klinik-klinik yang bekerja sama dengan UNALA, remaja bisa mendapatkan layanan kesehatan reproduksi dan layanan kesehatan umum yang ramah untuk mereka,” kata Henri.