Trump Pukul Negara-negara Mitranya dengan Tarif Impor
›
Trump Pukul Negara-negara...
Iklan
Trump Pukul Negara-negara Mitranya dengan Tarif Impor
Presiden AS Donald Trump mendadak mengenakan tarif impor kepada sejumlah negara sekutu di Amerika Latin. Keputusan Trump yang mengejutkan itu dapat mendorong negara-negara tersebut, khususnya Brasil, mendekati China.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·4 menit baca
BRASILIA, SELASA — Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara mendadak mengenakan tarif impor kepada sejumlah negara mitra di kawasan Amerika Latin. Keputusan Trump yang mengejutkan itu dapat mendorong negara-negara tersebut, khususnya Brasil, mendekati China.
Trump mengatakan, pihaknya akan mengenakan tarif impor AS atas produk baja dan aluminium dari Brasil dan Argentina, Senin (2/12/2019). Langkah ini sebagai antisipasi kebijakan dua negara tersebut yang dinilai tidak adil bagi AS.
”Brasil dan Argentina telah memimpin devaluasi besar-besaran mata uang mereka yang tidak baik untuk petani kita. Oleh karena itu, dengan segera, saya akan mengembalikan tarif (impor) pada baja dan aluminium untuk negara-negara tersebut,” kata Trump, Senin, melalui akun Twitter-nya.
Pada 2018, Trump mengumumkan kenaikan tarif impor secara global untuk baja sebesar 25 persen dan aluminium sebesar 10 persen. Namun, Trump membuat pengecualian bagi beberapa negara, termasuk Brasil dan Argentina, setelah menyetujui penentuan batasan kuota.
Trump tidak memerinci lebih jauh aturan apa yang dilanggar oleh Brasil dan Argentina. Perekonomian Brasil tidak tumbuh selama satu tahun terakhir karena hanya tumbuh sekitar 0,2 persen per tahun. Adapun Argentina tengah terperosok dalam krisis keuangan sehingga Bank Sentral Argentina (BCRA) menaikkan suku bunga acuan menjadi 63 persen guna menjaga nilai tukar.
Presiden Brasil Jair Bolsonaro berupaya untuk menenangkan suasana dan meminta Trump untuk lebih pengertian. Ia juga mengklaim memiliki ”saluran terbuka” untuk berbicara dengan Trump jika diperlukan.
”Saya berharap Trump mengerti dan tidak menghukum kami dalam masalah ini. Saya hampir yakin bahwa dia akan mendengar kami,” ucap Bolsonaro dalam sebuah wawancara.
Kementerian Tenaga Kerja dan Produksi Argentina melalui pernyataan tertulis menyatakan, mereka telah meminta klarifikasi atas pengumuman tersebut. Bersama Brasil, Argentina tengah mencari strategi bersama atas masalah itu.
Pemasok terbesar kedua
Brasil adalah pemasok baja terbesar kedua ke pasar AS setelah Kanada, sedangkan Argentina mengekspor 169.000 ton baja ke AS pada 2018. Selama perang dagang antara AS dan China berlangsung, kedua negara meraih keuntungan besar. Brasil dan Argentina menggantikan ekspor kedelai dan komoditas pertanian AS lainnya ke China.
Brasil selama ini berupaya untuk meningkatkan hubungan dengan AS. Sebagai penggemar Trump, Bolsonaro dijuluki sebagai ”Trump dari Daerah Tropis (Trump of the Tropics)”. Ia telah beberapa kali menyatakan akan mengurangi pengaruh China yang mulai tumbuh dalam perekonomian Brasil.
Setelah menjabat sebagai presiden, Bolsonaro meningkatkan dukungan kepada Trump. Pada waktu bersamaan, ia juga menggunakan pendekatan pragmatis dalam menghadapi China, yaitu dengan berusaha tidak menyinggung Beijing yang merupakan mitra dagang utama Brasil.
Namun, keputusan terbaru Trump menjadi pukulan bagi Bolsonaro. Kenaikan tarif impor dari AS dapat membuat Brasil berpaling untuk mendekatkan diri dengan China, musuh perdagangan AS.
Apalagi, Bolsonaro mulai melunak terhadap Beijing. China telah membeli produk daging Brasil dalam jumlah yang lebih banyak. Ditambah lagi, China juga baru membantu menyelamatkan masalah pelelangan minyak di Brasil yang bermasalah pada bulan lalu.
”Upaya Bolsonaro untuk lebih dekat dengan Trump belum menarik Washington, sementara Beijing jauh lebih terbuka untuk bekerja secara strategis dengan Brasil. Langkah pengenaan tarif oleh Trump, yang kemungkinan dilakukan untuk menjaga suara petani AS menjelang Pilpres AS 2020, dapat mendorong Bolsonaro lebih dekat ke China,” tutur Direktur Control Risks Thomaz Favaro.
Menurut Favaro, China dengan jelas mencoba memosisikan diri sebagai sekutu tetap Pemerintah Brasil. Upaya ini telah diterima oleh Brasilia, terlepas dari perbedaan politik di antara kedua negara.
”Jika Anda khawatir tentang pengaruh ekonomi China yang berkembang di Amerika Latin, memberlakukan tarif merupakan langkah yang paling tidak produktif,” ujar Monica de Bolle, peneliti di Institut Peterson untuk Ekonomi Internasional (PIIE), di Washington.
Ancam Eropa
Selain menarget mitranya di Amerika Latin, AS juga kembali mengumbar ancaman untuk Eropa, khususnya Perancis. Washington mengancam akan mengenakan tarif impor hingga 100 persen atas produk Perancis senilai 2,4 miliar dollar AS mulai pertengahan Januari 2020. Barang-barang yang akan terkena tarif itu antara lain minuman anggur soda, keju, dan yogurt.
Hal ini dilakukan sebagai pembalasan atas pajak layanan digital Perancis yang dinilai diskriminatif. Laporan Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR) menyebutkan, pajak digital tersebut akan memberatkan perusahaan teknologi AS, seperti Google, Apple, Facebook, dan Amazon.
”Keputusan ini mengirimkan sinyal yang jelas bahwa AS akan mengambil tindakan terhadap rezim pajak digital yang mendiskriminasi atau memaksakan beban yang tidak semestinya pada perusahaan AS. Washington sedang mempertimbangkan memperluas penyelidikan untuk melihat pajak serupa di Austria, Italia, dan Turki,” kata Kepala USTR Robert Lighthizer dalam sebuah pernyataan.
Pengumuman itu muncul hanya beberapa jam sebelum Trump akan bertemu Presiden Perancis Emmanuel Macron di sela-sela KTT NATO di London, Inggris, Selasa (3/12/2019). Sejak pajak digital Perancis berlaku awal 2019, Trump telah berjanji untuk membalas Perancis pada Juli 2019.
Pajak digital tersebut akan memengaruhi perusahan-perusahaan digital dengan pendapatan global senilai 830 juta dollar AS per tahun. Pajak itu menargetkan pendapatan perusahaan, bukan laba. (AFP/REUTERS/THE WASHINGTON POST)