UMKM Surabaya Mulai Melirik Iklan Berbayar di Media Sosial
›
UMKM Surabaya Mulai Melirik...
Iklan
UMKM Surabaya Mulai Melirik Iklan Berbayar di Media Sosial
Sejumlah pelaku usaha kecil dan menengah di Surabaya mulai memanfaatkan jasa iklan berbayar di media sosial untuk memasarkan produknya. Hal itu dinilai cukup efektif untuk memenangkan pasar.
Oleh
IQBAL BASYARI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS – Sejumlah pelaku usaha kecil dan menengah di Surabaya mulai memanfaatkan jasa iklan berbayar di media sosial untuk memasarkan produknya. Iklan berbayar dinilai lebih efektif menggaet konsumen baru karena langsung menyasar para calon konsumen potensial.
Pemilik usaha kue kering Diah Cookies, Diah Arfianti, Selasa (3/12/2019) di Surabaya mengatakan, sejak sekitar enam bulan lalu telah memanfaatkan iklan berbayar di media sosial Instagram. “Saya menganggarkan sekitar Rp 1 juta per bulan untuk memasang iklan di Instagram,” katanya.
Menurut dia, iklan berbayar mampu menggaet lebih banyak konsumen baru dibandingkan memasarkan produk di media sosialnya sendiri. Hal ini karena iklan tersebut bisa muncul di beranda media sosial orang lain yang belum menjadi temannya. Dalam hal ini, Diah memilih memasang iklannya di media sosial milik warga yang berdomisili di Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo.
“Karena lokasi berjualan saya di Surabaya, maka konsumen di Sidoarjo, Gresik, serta Surabaya bisa mengakses dengan mudah, bisa datang langsung atau membeli melalui ojek dalam jaringan,” ucap Diah.
Diah mengatakan, promosi di media sosial sudah dilakukan sejak lima tahun lalu. Setiap hari, akun Facebook dan Instagram miliknya selalu diisi unggahan tentang lini produk baru, pengantaran ke konsumen, dan proses pembuatan kue kering. Selain bagian promosi dan meningkatkan reputasi di media sosial, unggahan secara rutin juga dapat lebih meyakinkan konsumen.
Namun, unggahan di media sosialnya sendiri itu dinilai belum cukup maksimal menggaet konsumen baru. Unggahannya hanya mampu menyasar pemilik akun media sosial yang sudah berteman dengannya. Berbeda ketika dia memasang iklan berbayar. Unggahannya dimungkinkan muncul di beranda akun media sosial orang lain meski belum menjadi temannya.
“Semakin banyak orang terpapar dengan iklan Diah Cookies, maka potensi konsumen semakin besar. Tentunya target iklannya harus terarah agar efektif,” tutur Diah.
Selama beberapa bulan menggunakan jasa iklan berbayar, lanjut Diah, konsumennya ikut bertambah. Ada konsumen-konsumen baru yang mengenal dan penasaran ingin mencoba produknya karena tergoda iklan tersebut. Ada yang membeli langsung atau membelinya melalui aplikasi ojek dalam jaringan.
“Foto yang dipasang juga saya persiapkan maksimal. Beberapa juga menggunakan jasa fotografer profesional agar tampilan kue kering lebih menarik,” kata Diah yang baru saja mendapatkan gelar High Impact Social Media 2019 dari Pahlawan Ekonomi, komunitas jejaring UMKM yang diinisiasi Pemkot Surabaya.
Produk itu harus segera diketahui konsumen tanpa harus datang dahulu ke warung makan. Jika sudah mengetahui, biasanya konsumen penasaran dan ingin mencoba.
Sementara itu, pemilik usaha Segosoge, Sufianto Arif, menuturkan, iklan di media sosial sangat diperlukan, terutama ketika memiliki lini produk baru. Produk itu harus segera diketahui konsumen tanpa harus datang dahulu ke warung makan. Jika sudah mengetahui, biasanya konsumen penasaran dan ingin mencoba. "Iklan itu seperti trailer jika disamakan dengan film di bioskop," katanya.
Humas Pahlawan Ekonomi, Agus Wahyudi, mengatakan, untuk membantu pemasaran para pelaku UMKM di Surabaya, pihaknya bekerja sama dengan Facebook. Para pelaku UMKM diajari cari memasarkan produknya melalui media sosial agar mampu memperluas pasar. Mereka diberi tips untuk mengambil foto serta mengunggah kiriman tersebut di media sosial yang dinilai menarik minat konsumen untuk membeli produknya.
“Facebook juga memberikan voucher iklan gratis senilai 1.000 dolar AS kepada sejumlah pelaku UMKM terpilih yang dinilai mampu memanfaatkan iklan di media sosial,” ujarnya.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menilai, produk UMKM dari Surabaya tidak kalah dibandingkan produk yang dihasilkan pabrik-pabrik besar. Dia juga ikut memberikan masukan kepada pelaku usaha agar bisa bersaing dengan produk-produk lain yang beredar di pasaran. Dengan demikian, iklan produk-produk tersebut tidak hanya enak dipandang, namun mampu memuaskan konsumen.
“Saya selalu mengingatkan tagline Pahlawan Ekonomi kepada semua pelaku usaha, yakni Go Global, Go Digital dan Go Financial,” ujar Risma.